Maumere, Ekorantt.com – Ketua IBI Cabang Sikka, Martina Pali mengatakan bahwa bidan memiliki peran penting dalam menekan angka stunting atau gagal tumbuh.
“Peran bidan dalam menekan angka stunting di Sikka sangat besar. Hal ini cukup beralasan kerena tugas bidan adalah mulai dari mempersiapkan calon pengantin agar sehat dan dapat melahirkan anak yang sehat sehingga tidak tergolong dalam anak stunting,” kata Martina mengikuti kegiatan musyawarah IBI Ranting Kopeta di Aula SMA Negri 2 Maumere, Kamis (5/5/2022).
Ia menjelaskan dalam mempersiapkan calon pengantin, bidan bertugas memberikan edukasi, mengajarkan calon pengantin tentang apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu yang sehat.
Saat masa kehamilan, bidan akan terus mengawal dan mengontrol ibu hamil untuk melakukan pengecekan kehamilan secara teratur.
“Tugas bidan itu memberikan asupan, asupan itu bisa melalui edukasi, konseling, makanan hingga penanganan kehamilan serta melahirkan,” tuturnya.
Anggota IBI Cabang Sikka telah tersebar di 25 Puskesmas dan 160 desa/kelurahan bertugas di rumah pemulihan stunting yang ada di desa atau kelurahan setempat.
Martini mengakui bahwa awalnya animo masyarakat Sikka untuk menekan angka stunting sangat rendah. Terbukti saat uji coba 180 hari pemberian makan anak stunting, banyak orang tua yang tidak mengantar anaknya ke rumah penanganan stunting.
“Untuk itu bidan bersama aparat desa melakukan kunjungan untuk memberi makanan tambahan khusus untuk anak stunting,” ujarnya.
Setelah dilakukan pendekatan dan edukasi, para orang tua mau mengantar anaknya untuk diberi makan tambahan.
Demi mempercepat penekanan angka stunting, Martina berharap agar semua pihak bekerja sama dan bergandeng tangan sehingga Kabupaten Sikka bebas dari stunting.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kabupaten Sikka, dr. Maria Bernadina Sad Nenu mengatakan, Kabupaten Sikka telah ditetapkan sebagai salah satu dari 160 kabupaten/kota prioritas intervensi stunting nasional.
Bernadina menerangkan bahwa pada Agustus 2020 prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sebesar 19,1 persen, tahun 2021 18,2 persen, dan hingga Februari tahun 2022 sebesar 17,1 persen.
“Prevalensi stunting memang memperlihatkan kecenderungan menurun dari tahun ke tahunnya, tetapi tidak signifikan,” jelasnya.
Menurunnya prevalensi stunting, kata Bernadina, karena adanya aksi yang dilakukan secara terintegrasi oleh lintas sektor terkait dan pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024, sehingga target pembangunan berkelanjutan di tahun 2030 sangat bergantung pada capaian di tahun 2024.
Nivan Gomez