Pelatihan Kurikulum Merdeka, Yayasan Nusa Taruni Bhakti Ende Jawab Keresahan Guru

Ende, Ekorantt.com – Yayasan Nusa Taruni Bhakti Ende mengadakan Pelatihan Kurikulum Merdeka yang berlangsung tiga hari mulai dari Senin 23 Mei-Rabu 25 Mei 2022 di Aula Lantai 3 SMPK St Ursula Ende.

Kali ini Yayasan Nusa Taruni Bhakti Ende menghadirkan Ignatius Agus Budiono, pemateri berpengalaman, sosok Kepala sekolah SMP Santo Yusuf Pacet-Mojokerto.

Ignatius memberikan pelatihan yang dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah dan guru SDK Santa Ursula dan SMPK Santa Ursula serta SDK Santa Angela Labuan Bajo.

Ketika dimintai keterangan, Ignatius mengatakan hal-hal yang ditonjolkan dalam Kurikulum Merdeka adalah proses pembelajaran yang sungguh-sungguh berpihak pada peserta didik.

Ignatius memberikan pelatihan yang dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah dan guru SDK Santa Ursula dan SMPK Santa Ursula serta SDK Santa Angela Labuan Bajo/Foto: Nugi-Ekora NTT

“Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya, mereka mendapat porsi belajar mandiri yang lebih besar daripada gurunya. Peserta didik juga terbebas dari rasa takut dalam menjalankan pembelajaran,” tandasnya.

iklan

Setiap kurikulum, lanjut Ignatius, apapun itu, pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

“Maka dalam menjalankan Kurikulum Merdeka, pasti ada yang benar-benar berhasil menghantarkan peserta didiknya menjadi manusia yang mandiri,” ungkapnya.

Ignatius bilang, jika ada yang kurang berhasil, maka solusinya adalah belajar dulu hingga pada akhirnya membuat evaluasi.

“Yang perlu kita lakukan adalah belajar dulu, kerja dulu, lakukan dulu baru kita mengevaluasi apa yang kita kerjakan. Kalaupun dalam evaluasi kurang bagus, kita dapat mencari cara lain untuk melakukan pembelajaran,” pungkasnya.

Jawab Keresahan

Sementara itu, menurut Suster Ketua Yayasan Nusa Taruni Bhakti, Theresia Sri Biastuti, OSU, latar belakang kegiatan ini dilaksanakan untuk menjawab keresahan KSP dan para guru SD dan SMP dalam mempersiapkan diri menyambut Kurikulum Merdeka.

“Maka kami mencoba mencari narasumber yang bisa mendampingi para pendidik untuk membuat Kurikulum Merdeka sesuai dengan jenjang masing-masing unit,” katanya.

Tentu saja, lanjutnya, untuk memilih narasumber, pihaknya melihat kebutuhan sekolah sesuai dengan visi-misi atau core value Kampus Santa Ursula Ende dan Kampus Santa Angela Labuan Bajo berdasarkan nilai-nilai Serviam.

Pose bersama dalam suasana kebersamaan dan solidaritas dalam Pelatihan Kurikulum Merdeka/Nugi-Ekorantt.com

Menurut Theresia Sri, Ignatius Agus Budiono adalah narasumber yang tepat bagi sekolah Ursulin.

Harapan Yayasan dengan pendampingan ini, para pendidik mampu menemukan CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran) dan mampu membuat RPP demi pelayanan kepada peserta didik.

Kepala Sekolah SMPK St Ursula Ende, Sr. Maria, OSU mengaku kegiatan tersebut akan menjawab kebutuhan sekolah, mengingat penerapan Kurikulum Merdeka akan terjadi di Tahun Pelajaran 2022/2023.

“Selama tiga hari, bapak ibu guru dihantar untuk memahami paradigma baru tentang Kurikulum Merdeka,” ungkap Suster Maria.

Tidak hanya sekedar memahami, Suster Maria menambahkan, bapak ibu guru juga dibimbing untuk membuat tujuan pembelajaran yang diambil dari capaian pembelajaran, dilanjutkan dengan membuat RPP, membuat rubrik penilaian, lalu dipresentasikan di hadapan teman-teman dan narasumber.

“Kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat membahagiakan bagi guru-guru di SD dan SMP Ursula, yang membawa harapan baru sekaligus sebagai ajang belajar bersama yang didampingi langsung oleh ahli kurikulum,” kata Sr. Maria.

Belajar Mandiri Tak Cukup

Kepala Sekolah SDK St Ursula Ende, Sr. Ping, OSU mengatakan, dirinya terus belajar mandiri tentang Kurikulum Merdeka, tetapi ia sendiri merasa belum cukup berhasil.

“Keren. Sejak saya dinyatakan lulus dari seleksi program Guru Penggerak Angkatan 2, saya mulai belajar mandiri tentang Kurikulum Merdeka secara luring dan daring. Namun saya merasa belum cukup. Puji Tuhan, Pak Budi sangat membantu saya,” akui Suster Ping.

Menurutnya, narasumber mengupas sangat mendalam dan reflektif sesuai dengan profil belajar Pancasila dan nilai-nilai Serviam.

“Dengan berakhirnya Pelatihan Kurikulum Merdeka ini, kami di SD Katolik Onekore 2, Santa Ursula Ende sudah mulai menyusun dokumen KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) yang akan diterapkan pada Tahun Pelajaran 2022/2023,” tandasnya.

Sementara itu, Wakasek Kurikulum SMPK St Ursula Ende, Wily Siga mengatakan, pelatihan tersebut memberi inspirasi baru bagi para pendidik untuk memulai Kurikulum Merdeka.

“Pelatihan ini membawa dampak semakin bertambahnya pemahaman yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran Tahun Pelajaran 2022/2023,” katanya.

Guru Harus Kreatif

Lebih jauh, Wakasek Kurikulum SDK St Ursula, Hendrika Maria Mendriani Jeen juga mengakui bahwa Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk lebih kreatif.

“Tugas guru adalah membantu memaksimalkan cara-cara peserta didik. Pendidik juga harus kreatif agar pembelajaran bisa tercapai dengan tetap mengacu pada capaian pembelajaran dan elemen yang diturunkan dari pemerintah,” ungkap Hendrika.

Tampak para guru dan Kepala Sekolah di bawah Yayasan Nusa Taruni Bhakti Ende sedang mengikuti kegiatan dengan serius/Nugi-Ekorantt.com

Soal tantangan, tambah Hendrika, sudah pasti ada karena setiap perubahan adalah seni sehingga para pendidik harus bisa menyikapi setiap tantangan dengan semangat untuk terus mencaritahu solusi yang tepat.

Tidak hanya itu, Ratih, guru SDK St Angela Labuan Bajo menambahkan, dirinya semakin memahami tentang Kurikulum Merdeka dan mengetahui fase-fasenya sampai pada membuat rencana pembelajaran yang kreatif.

“Setelah kegiatan ini, saya perlu menindaklanjuti kepada sesama pendidik, sambil mencari terus informasi tentang Kurikulum Merdeka,” pungkas Ratih.

Guru SMPK St Ursula Ende yang lain, Rikar menyampaikan, kegiatan tersebut membantu para guru dalam merencanakan, memproses sebuah pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran tersebut.

“Kegiatan ini pula membantu pendidik untuk memahami, sesungguhnya pusat dari pembelajaran Kurikulum Merdeka itu adalah peserta didik,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA