Fransiskus Lima, Sosok Guru Muda yang Menginspirasi Peserta Didik untuk Mencintai Ilmu Pengetahuan

Maumere, Ekorantt.com – SMPN Nuba Arat jadi salah satu sekolah yang saat ini mempunyai banyak guru muda.

Para guru muda ini piawai dalam memberikan pelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi para peserta didik.

Salah satu guru yang banyak dikagumi para peserta didik adalah Fransiskus Lima. Pria murah senyum yang pernah menjadi guru selama 2017-2020 pada sebuah lembaga pendidikan internasional di Batam ini mengaku memilih kembali ke Maumere hanya karena ingin bersama sang ayah dan memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak di Kabupaten Sikka.

“Sebetulnya memilih kembali ke Maumere karena mau lebih dekat dengan Bapa. Mama sudah meninggal dan di rumah hanya saya dengan Bapa saja. Itu alasan pertama. Kedua, saya punya impian sebagai guru pelajaran IPA bisa berikan ilmu yang bikin anak-anak tertantang untuk mau terus belajar,” ujar Frans pada Senin (30/5/2022).

Fransiskus Lima saat berlibur ke Singapura/Ekora NTT

Fransiskus mengaku tertarik dan secara khusus memilih kuliah jurusan Fisika di Univesrsitas Sanata Dharma Yogyakarta karena merasa tertantang untuk mewujudkan bidang pelajaran yang oleh sebagian kalangan kurang menarik.

iklan

Menurutnya, ia sedari awal juga merasa tidak tertarik belajar Fisika tapi akhirnya ia harus menentukan pilihan dan jatuh cinta dengan Fisika.

“Saya punya tokoh idola itu Thomas Alva Edison. Dia yang dianggap bodoh saja bisa bikin sesuatu penemuan besar yang berpengaruh bagi penduduk dunia sampai hari ini. Dari situ saya ingin belajar bahwa saya pasti bisa,” jelasnya.

Pilihan menempuh pendidikan pada kampus Sanata Dharma Yogykarta menurutnya adalah tepat di mana ia berjumpa dengan dosen yang membawakan materi tentang IPA secara amat menarik dan menyenangkan.

Sekali pun masa kuliahnya hampir saja tak terselesaikan, Frans mengaku bisa melewati itu karena ada banyak orang baik dan donatur yang ikut menyelamatkan masa-masa kuliahnya.

“Saya anak petani sederhana yang mau belajar. Hampir saja pada masa kuliah awal saya putus kuliah tapi beruntung bertemu orang baik dan donatur yang mau ikut membantu saya,” katanya.

Pengalaman dibantu ini menyelamatkan masa kuliah dan menjadi tekad dalam diri Frans untuk kelak menjadi guru yang kreatif.

Hal ini terbukti ketika jelang diwisudai sebagai seorang Sarjana Pendidikan, lamarannya untuk mengajar di sekolah internasional di Batam itu akhirnya diterima.

“Saya belum wisuda lamaran bekerja sudah diterima dan puji Tuhan itu saya rasa bersyukur sekali,” jelasnya.

Saat ini Frans menjadi wali kelas VIII A bagi untuk 34 siswa, menurutnya menjadi wali kelas adalah juga menjadi orang tua bagi anak-anak di kelas.

Peserta didik dari SMPN Nuba Arat sedang melaksanakan praktek dibawa bimbingan Pak Frans Lima/Ekora NTT

Kepada anak-anak walinya dan para peserta didik lainnya, Frans mengaku selalu berusaha mengaktualisasikan pembelajaran praktek IPA yang bahan dan alatnya dekat dengan lingkungan sekitar anak-anak.

“Kami punya laboratorium di sekolah. Biasanya sudah ada alat peraganya tapi saya selalu memacu anak-anak untuk menciptakan alat peraga sendiri dari bahan yang ada di sekitar mereka. Misalkan dengan menggunakan bambu dan peralatan lain yang dekat dengan situasi lingkungan anak-anak,” kata Frans.

Dari alat dan bahan yang ada di sekitar para peserta didik, bagi Frans, anak-anak sebetulnya sedang belajar tentang situasi dan pengetahuan dasar yang ada.

Mulai dari jarak dan kucuran air dalam tabung bambu, jelas Frans lebih jauh, ada juga pipa U untuk mengukur tekanan air dalam bejana.

Dari kegiatan praktek sederhana ini menurut Frans, ia menyaksikan anak-anak tampil untuk kerja sama tim dan di dalamnya terbersit ketelitian dan kreativitas dalam prkatek.

“Saya selalu motivasi anak-anak dengan menunjukkan tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang membuat sebuah negara menjadi besar. Ketika melihat walpaper laptop, ada foto saya sedang berlibur ke Singapura, ada yang tanya, Pak bagaimana supaya bisa ke sana. Saya hanya jawab belajar dengan semangat dan jangan lupa sekolah,” ujar Frans.

Bagi Frans, guru tak harus memberi motivasi tapi juga tampil memberikan inspirasi dengan hal-hal kecil.

Pria 29 tahun ini mengaku terus meningkatkan pengetahuan belajarnya untuk senantiasa diberikan kepada peserta didik.

Baginya mendidik dan membina anak-anak dari berbagai latar belakang butuh skill yang terus diasah agar anak-anak merasa bahwa ilmu pengetahuan itu menarik.

TERKINI
BACA JUGA