Apliana Bulu, Guru PAUD yang Sukses setelah Bergabung dengan Pintu Air

Waikabubak, Ekorantt.com – Apliana Bulu, ibu empat anak di Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, kini menjadi seorang guru PAUD serentak pengusaha yang sukses.

Hal ini dikatakan Apiliana kepada Ekora NTT pada Jumat (46/6/2022). Menurutnya, profesi guru saja tidak cukup menghasilkan pendapatan yang menunjang kebutuhan keluarga, jadi sebagai terobosan baru, dirinya bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air Cabang Lewa, Sumba Timur.

Sebagai tenaga honorer dengan sumber pembiayaan dari dana daerah; lanjut Apiliana, ditambah lagi sang suami sebagai sopir akhirnya memaksa dirinya dan suaminya membuat terobosan itu.

Tujuan awal adalah untuk mengatasi ekonomi rumah tangga dan membiayai pendidikan anak, maka sejak 3 tahun silam, Apliana bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air Cabang Lewa supaya bisa mengakses pinjaman untuk modal kerja.

Alhasil, berkat dukungan modal dari KSP Kopdit Pintu Air, kini dirinya sukses mengembangkan beberapa usaha.

iklan

“Saya bangun usaha peternakan ayam potong di 4 lokasi yang rata-rata pelihara 100 sampai 200 ekor per-titik. Kemudian, ada juga usaha mebel yang memproduksi berbagai furnitur untuk kebutuhan rumah tangga,” katanya meyakinkan.

Berkat dukungan dari dua usaha tersebut, beberapa waktu lalu Apliana telah berhasil membeli sebuah mobil pikap.

Di samping itu pula, ia sukses menyekolahkan putri sulungnya hingga sarjana dan yang kedua masih sedang menempuh kuliah; sementara dua lainnya masih duduk di bangku SMA.

“Keputusan ini kami ambil karena didukung oleh sumber daya, yang mana suami saya adalah sopir,” tutur Apliana menjelaskan.

Menjawab pertanyaan terkait suka dan duka yang dihadapi selama menjalankan usahanya, Apliana mengungkapkan, setiap usaha pasti ada pahit dan manisnya. Namun, berkat ketekunan serta kerja keras yang selalu didahului dengan doa, pasti semua masalah itu akan teratasi juga.

Ia memberi contoh, dalam ternak ayam misalnya, pasti akan ada ayam yang mati karena penyakit dan juga kerugian diakibatkan terlambat terjual, tetapi berkat perhitungan yang matang dan perencanaan pengadaan bibit yang tepat, maka masalah tersebut dapat diatasi.

“Soal mobil bergatung pada kapan orang mau pakai. Tetapi berkat relasi dengan banyak orang maka setiap hari selalu saja ada yang mau memanfaatkan jasanya,” ungkap Apiliana.

“Ini semua boleh terjadi karena berkat dari Tuhan, sebagai manusia lemah saya dan suami selalu berdoa agar Tuhan membukan jalan,” tutup Apliana penuh rasa syukur.

TERKINI
BACA JUGA