550 Warga Flores Timur Idap Gangguan Jiwa, 19 Orang Dipasung

Larantuka, Ekorantt.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur mencatat sebanyak 550 warga kabupaten itu mengidap gangguan jiwa hingga Juni 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 19 orang dipasung dan satu pasien telah bebas pasung.

“Jumlah OdGJ di Flotim tahun 2021 sebanyak 519 orang. Ada 445 tergolong OdGJ berat.  Sementara yang mendapat pelayanan (pemeriksaan, edukasi, kepatuhan minum obat) sebanyak 422 orang,” ujar staf Dinkes Flores Timur yang bertugas di Bidang P2P Seksi PTM dan Keswa, Maria Betharia S.  Purab, Jumat (24/6/2022).

Kemudian, pada 2022, lanjutnya, jumlah pasien gangguan jiwa di kabupaten itu meningkat menjadi 550 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 472 orang didiagnosa mengidap gangguan jiwa berat, dan yang mendapat pelayanan sejumlah 425 orang. 

Maria Purab mengatakan jumlah OdGJ paling banyak ditemukan di Kecamatan Adonara Timur yakni 50 orang pada 2021. Jumlah itu berkurang pada 2022 karena satu pasien meninggal dunia.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan data yang ada, sebanyak 233 pasien gangguan jiwa tersebut berusia 20 sampai 40 tahun. 

iklan

Maria Purab mengatakan, banyak langkah yang telah diambil Dinkes Flores Timur untuk penanganan OdGJ, seperti pendataan, pengkajian kesehatan mental, wawancara, menentukan diagnosa oleh dokter di puskesmas, KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) untuk keluarga dan kelompok masyarakat, dan pemberian obat sekaligus edukasi kepatuhan minum.

“Ada juga kunjungan rumah, pemeriksaan kesehatan jiwa, melakukan rujukan,” tukasnya.

Kendala

Sejauh ini, kata Maria, ada sejumlah kendala dalam pelayanan kesehatan bagi para pasien tersebut, terutama peran keluarga dalam mengontrol konsumsi obat.

“Ada keluarga yang tidak bersedia menjadi pengawas minum obat untuk memperhatikan OdGJ,” bebernya.

“Ada beberapa yang tidak memiliki kartu JKN/KIS sehingga keluarga enggan berobat ke Puskesmas,” tambahnya. 

Selain itu, kata Maria, kendala lain adalah stigma sosial yang menganggap OdGJ tidak bisa sembuh, aib keluarga, dan lainnya.

Maria Purab berharap stigma terhadap OdGJ pelan-pelan dikikis karena mereka membutuhkan perhatian yang layak sebagai manusia.

“OdGJ adalah bagian dari kita. Keluarga kita yang sekarang sedang membutuhkan perhatian lebih dari kita. Jika kita keluarga tidak memperhatikan mereka siapa lagi yang akan memperhatikan. Jika nakes sudah memberikan pelayanan maka diharapkan dukungan keluarga demi kesembuhan OdGJ,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA