Bocah SD di Kota Kupang Dianiaya hingga Kencing Celana

Kupang, Ekorantt.com – Nasib tragis menimpa RF (9) bocah Sekolah Dasar di salah satu sekolah negeri di Kota Kupang.

RF mengalami penganiayaan yang dilakukan Tius Adu (53) saat RF sedang bermain sepak bola bersama dengan teman-temannya.

RF, kepada media ini menceritakan kronologis penganiayaan yang diterimanya berawal ketika dirinya bersama teman-teman sedang bermain bola.

“Pas kami bermain, bapa tua punya cucu (A) tendang bola ke dalam lapangan. Beta (Saya-red) sudah tegur jangan tendang bola ke dalam. Dia tendang lagi bola ke dalam. Terus beta gertak atau mengancam. Setelah itu kami terus bermain bola,” kisahnya.

RF mengakui, setelah melakukan ancaman terhadap A, selanjutnya ia tidak mengetahui kalau A menangis dan melaporkan kepada Tius Adu yang adalah kakeknya.

iklan

RF bilang bahwa dirinya tidak memukul A. “Beta tidak pukul hanya ancam saja karena dia tendang bola dua kali ke dalam lapangan,” ungkapnya.

Saat lagi asyik bermain, Tius Adu, datang ke lapangan untuk menanyakan siapa yang telah membuat cucunya menangis.

“Pertama bapa tua tendang bola, bapa tua datang terus tanya siapa yang buat. Terus tampar beta 2 kali dan tinju di hidung dua kali,” terangya.

Belum puas melakukan pemukulan, Tius Adu kembali melakukan tindakan kekerasan.

“Bapa tua juga suruh saya push up 50 kali. Saya push up hanya 49 kali saja. Setelah itu bapa tua injak saya punya tengkuk sampai saya tiarap di tanah,” ujar RF sambil ditemani ayah dan ibunya.

Setelah mendapat penganiayaan tersebut, RF mengakui kalau saat itu, dirinya langsung kencing di celana.

“Saat bapa tua injak, saya langsung kencing di celana. Saat itu juga ada teman-teman yang nonton,” tutrunya sambil menahan tangis.

Melapor Polisi

Ibu kandung RF, Desi Tulle kepada media ini, menjelaskan, usai mendengar kejadian yang menimpa anaknya, ia langsung membuat laporan polisi pada Minggu (11/9/2022) sore.

“Saat dengar kejadian dan pengakuan dari saya punya anak, saya langsung bawa anak saya buat laporan di Polsek Kelapa Lima,” ujarnya sambil menangis di samping suaminya.

Ia mengakui, polisi telah melakukan visum kepada anaknya. “Saya punya anak ini hidungnya keluar darah. Dan sampai saat ini dia masih merasa pusing,” tuturnya.

Ia menyesalkan perbuatan yang telah dilakukan Tius Adu kepada anaknya karena tidak setimpal dengan apa yang diterimanya.

“Kalau pun anak saya salah, tidak seharusnya dia menerima perlakuan seperti ini. Anak saya ini masih kecil. Saya minta pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku,” pintanya.

Desi mengakui, akibat dari penganiayaan yang diterimanya, saat ini RF selalu mengeluh kalau kepala dan tengkuknya sakit dan ia juga belum masuk sekolah.

Patrik Padeng

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA