Cakupan Vaksinasi Rabies di Sikka Harus Ditingkatkan

Maumere, Ekorantt.com – Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, dr Asep Purnama berpendapat bahwa kasus rabies di Sikka dapat dicegah lewat peningkatan cakupan vaksinasi pada hewan penular rabies (HPR).

“Tentu tidak mudah melakukan vaksinasi terhadap seluruh anjing di Kabupaten Sikka secara serentak karena jumlahnya sangat banyak,” kata Asep Purnama dalam keterangan tertulis, Kamis (26/5/2023) pagi.

Ia menegaskan bila cakupan vaksinasi HPR tidak mencapai 70 persen, anjing yang belum mendapat giliran vaksinasi diharapkan tidak bebas berkeliaran.

Anjing dikurungkan atau diikat agar tidak mudah tertular rabies dari anjing lain.

“Menghindari anjing menjadi salah satu upaya mencegah rabies yang perlu dilakukan karena kita tidak tahu, anjing mana yang sudah tertular virus rabies,” kata dia.

iklan

Dokter Asep menjelaskan, penetapan kejadian luar biasa (KLB) kasus rabies di Sikka akibat tingginya kasus gigitan anjing yang terjadi sejak Januari-Mei 2023.

Data Dinas Kesehatan setempat mengungkapkan ada 518 kasus gigitan HPR selama periode itu.

Selain itu, terdapat 10 spesimen positif rabies dari 17 spesimen otak anjing yang diperiksa, dan satu kejadian meninggal.

Saat ini, lanjut dia, rabies belum ada obatnya. Salah satu cara untuk mencegah kematian akibat virus rabies dengan melakukan cuci luka pakai sabun pasca gigitan hewan penular rabies.

Kemudian dilanjutkan dengan memberi vaksinasi aktif  atau VAR (Vaksin Anti Rabies) dan atau vaksinasi pasif atau SAR (Serum Anti Rabies).

“Meskipun saat ini masih ada VAR dan SAR di Kabupaten Sikka, tapi jika kasus gigitan melonjak tajam, persediaan yang ada akan segera habis,” ujar Asep.

TERKINI
BACA JUGA