Maumere, Ekorantt.com – Upaya untuk terus mendampingi anggota yang adalah pemilik lembaga Kopdit Pintu Air adalah komitmen dari pengurus dan manajemen.
Yakobus Jano, Ketua Pengurus Kopdit Pintu Air senantiasa mengingatkan agar pendampingan dan pemberdayaan agar anggota menekuni usahanya adalah kewajiban yang harus terus dikerjakan oleh pengurus dan manajemen.
“Anggota adalah pemilik sah lembaga ini. Dan kepada merekalah pendampingan usaha diberikan agar mereka terus berdaya,” demikian ujar Jano.
Berkaitan dengan anggota yang sukses dalam usaha, Ekora NTT menghimpun dua anggota sukses dalam usaha yang mereka geluti untuk edisi Juni 2023 ini.
Pertama, ada pasutri asal NTT, Martinus Warat dan Lusia Banut. Pasangan suami istri ini kini jadi petani hortikultura yang sukses di Desa Wino Wanga, Kecamatan Lorea Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Bergabung bersama Kopdit Pintu Air Cabang Makassar jadi pilihan tepat yang mengantarkan keduanya sukses membiayai ekonomi rumah tangga dan pendidikan anak-anak.
“Sudah 40 tahun saya merantau dan 26 tahun menjalani bahtera rumah tangga bersama istri dan lima buah hati, kami bahagia dan sangat menikmati hidup sebagai perantau yang bertani,” ucap Martinus.
Kisah sukes pasutri ini bermula dari pekerjaan Martinus sebagai penjaga kebun kopi milik sebuah kongregasi biarawati. Dari pekerjaan ini mereka berhasil membeli lahan seluas dua hektare.
Dari lahan ini, pelan tapi pasti Martinus dan Lusia mulai mengembangkan tanaman hortikultura. Mulai dari tomat, lombok, kacang panjang dan sayur kol ditanam.
“Dari bertani horti kami biasanya panen per tiga bulan. Ya pendapatan berkisar dari 20-30 juta. Kami bisa sekolahkan anak-anak kami,” ucap keduanya.
Keduanya mengakui bahwa perjumpaan dengan KSP Kopdit Pintu Air jadi jalan pembuka kesuksesan yang terus dicapai.
“Dengan bergabung menjadi anggota KSP Kopdit Pintu Air kami bisa mengakses pinjaman yang menjadi modal untuk pengembangan usaha kami,” jelas Lusia.
Pasutri ini menargetkan akan terus menabung sebanyak-banyaknya di Kopdit Pintu Air.
Kedua Meltiana Jiman, pengusaha laundry di kota Ruteng. Perempuan tangguh yang kini jadi single parent itu berhasil bangkit lagi dalam usaha laundry-nya. Dengan modal pinjaman dari Kopdit Pintu Air, ia kini berhasil mengembangkan bisnis laundry dan punya tiga cabang di kota Ruteng.
Adapun tiga cabang laundry itu terletak di Kelurahan Bangka Nekang (depan kantor DPR), Cuncang Lawar, dan Pitak dengan jumlah pegawai masing-masing cabang tiga orang dan keuntungan yang diraih dalam sehari mencapai Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta.
“Bisa dibilang 80 persen saya ini hidup dari Pintu Air. Pinjaman di koperasi ini tidak ribet. Mungkin kalau bukan karena Pintu Air hidup saya tidak akan seperti sekarang,” kata wanita kelahiran 9 Mei 1985 itu dengan senyum.
Selain pelayanan yang ramah dan kualitas cucian yang bersih, rapi, klimis, Mei Laundry juga menawarkan jasa antar-jemput gratis.
Pelanggan pun bebas memilih jenis cucian ekspres (sehari jadi) dengan biaya senilai Rp20 ribu per/kg atau biasa (dua hari jadi) Rp10 ribu per/kg.
Tidak hanya sejenis baju, celana, selimut Mei Laundry juga menerima jasa cuci sepatu dan boneka.