Kamis, 21 September 2023
Ekorantt.com
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
27 Agustus 2023

Tingkatkan Kemampuan Numerasi Siswa Melalui Alat Peraga Kontekstual

Bantuan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa di kelas rendah.

Ian BalabyIan Bala
in Pendidikan
0
Tingkatkan Kemampuan Numerasi Siswa Melalui Alat Peraga Kontekstual

Siswa kelas 2 SDI Madambake sedang menggunakan alat peraga berupa biji jagung dan gelas plastik dalam materi membanding bilangan (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

Mbay, Ekorantt.com – Guru kelas 1, 2, dan 3 di gugus 2, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo menerapkan pembelajaran matematika menggunakan alat peraga kontekstual.

Praktik belajar bilangan itu menggunakan alat peraga benda konkret yang mudah didapat oleh siswa. Bantuan alat peraga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa di kelas rendah.

Dalam praktik pendampingan kelompok kerja guru program numerasi untuk siswa kelas 1, 2, dan 3 SDI Madambake di Nangaroro, Sabtu (26/8/2023) menunjukkan adanya kemajuan daya tangkap siswa.

Sebelumnya, pola pembelajaran tatap muka dengan metode ceramah di depan kelas justru berdampak pada lambatnya siswa menangkap materi.

“Saya sejak tahun 2002 mengajar matematika di sekolah ini, tapi metode menggunakan alat peraga konkret baru kali ini diterapkan. Lebih efektif dan mudah dipahami siswa,” kata Fransiska Kasi (56).

BacaJuga

Lulusan Politeknik Boawae Diajak Siap Hadapi Dunia Kerja

Kepala Sekolah Harus Menjadi Role Model Literasi Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Pagar Tembok Bolong, Ternak Berkeliaran di Halaman Sekolah

SMKS Yapen Rays Maumere Ditetapkan Sebagai Sekolah Unggulan Berstandar Internasional

Dalam pembelajaran membilang bilangan di kelas 1 pada sekolah tersebut, Fransiska menggunakan media hitung seperti biji jagung, biji asam, kulit siput, batu, dan sempoa.

Pembelajaran dilanjutkan menggunakan kartu angka untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pencocokan bilangan.

Saat implementasi di kelas, para siswa antusias mengikuti pembelajaran bilangan. Mereka berebut permainan menggunakan kartu angka.

Hal serupa juga nampak terlihat pada materi membanding bilangan siswa kelas 2 SDI Madambake. Mereka aktif mengikuti pembelajaran bilangan menggunakan alat peraga yang disediakan seperti lidi, biji jagung, biji asam, dan batu kerikil.

Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan dengan materi tentang tanda bilangan sama dengan (=), lebih besar (>), dan lebih kecil (<).

Arlina, salah satu siswa dengan lancang menyebutkan tanda bilangan saat tes objektif. Padahal, saat di bangku kelas 1, siswa ini merupakan salah satu tergolong siswa lambat.

“Dia (Arlina) sedikit mengalami perubahan daya tangkap,” ujar Fransiska yang pernah mengampu siswa itu.

Guru kelas 3 sedang menggunakan alat peraga kontekstual dalam penerapan materi pola bilangan (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Sementara siswa kelas 3 juga menggunakan alat peraga bahan konkret yang disiapkan siswa dan guru. Kelas itu mempelajari tentang pola bilangan berupa, pola tetap, pola inti, pola berulang, dan pola tumbuh.

Siswa diberi perangsang cara berpikir sebelum memulai pembelajaran seperti pernyataan umpan, menyanyi, dan tanya jawab. 

Dalam praktik di kelas, guru menggunakan alat peraga berupa gelas plastik, stik es, dan tutupan botol berwarna. Selanjutnya, siswa dibagi dalam kelompok untuk mempelajari pola bilangan, lalu mempresentasikan.

Penggunaan alat bantu tersebut menunjukan tingkat kemajuan pemahaman siswa dalam menentukan pola bilangan pada sesi refleksi pembelajaran.

Hal itu dikemukakan saat evaluasi praktik pendampingan penerapan alat peraga pada materi bilangan oleh kelompok kerja guru.

Getrudis Ari, fasilitator program numerasi Kecamatan Nangaroro menyatakan kemajuan kemampuan siswa tergantung kreativitas guru dalam penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga di depan kelas.

Ia berkata, siswa kelas rendah umumnya lebih mudah meniru dari guru maupun teman sebaya dalam setiap kali praktik di kelas.

“Sehingga guru setidaknya harus mengenal siswa dengan kemampuan masing-masing,” ujar dia.

Tags: Alat peraga kontekstualEdukasi di NagekeoMateri bilangan kelas rendahPendidikan di NagekeoProgram INOVASIProgram numerasi
Previous Post

Penuhi Janji Politik, Anggota DPRD Sikka Bayar Pajak Warga Dua Desa

Next Post

Dishub Nagekeo Tegaskan Kendaraan Penumpang dan Niaga Wajib KIR Enam Bulan Sekali

Baca Juga Artikel Lainnya

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

21 September 2023
Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

21 September 2023
DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

21 September 2023
Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

21 September 2023
Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

21 September 2023
Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

20 September 2023

Banyak Dibaca

Habis Kasus Tunjangan Sertifikasi, Terbitlah Kasus Tunjangan Guru Daerah Terpencil di Sikka

Kejari Sikka Setor Rp575 Juta Lebih ke Kas Negara dari Korupsi Dana BTT

Alfin Parera Jadi Penjabat Bupati Sikka, Sekda NTT: SK Sudah Ada

Pesta Komuni Pertama Berujung Petaka, Nyawa Pria di Matim Tak Tertolong

Tanpa Formasi Tenaga Teknis, Ini Jumlah Formasi PPPK Tahun 2023 di Ende

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Ratusan Pekerja Migran NTT Pulang dalam Peti Mati, Padma Indonesia: Harus Ada Upaya Emergensi

Dilantik Jadi Kepala Dinas, Even dan Lamber Mesti Proaktif Cegah Korupsi

Next Post
Dishub Nagekeo Tegaskan Kendaraan Penumpang dan Niaga Wajib KIR Enam Bulan Sekali

Dishub Nagekeo Tegaskan Kendaraan Penumpang dan Niaga Wajib KIR Enam Bulan Sekali

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintar Media Group
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi

© 2022 Ekorantt.com