Kisah Dina Moding, Anggota Kopdit Pintu Air yang Sukses Membaca Peluang Usaha

Maumere, Ekorantt.com – Dina Moding terbilang orang yang sukses mencari peluang usaha untuk kebutuhan hidup keluarga. Ibu rumah tangga kelahiran Alor ini menjadi orang sukses di Maumere, Kabupaten Sikka berkat masuk menjadi anggota Kopdit Pintu Air.

Sejak tahun 2007, Dina begitu ia disapa telah terpikat kepada Kopdit Pintu air. Kemampuan membaca peluang mendorongnya sebagai satu dari sekian banyak anggota sukses berdasarkan catatan manajemen Kopdit Pintu Air Cabang Maumere.

Semenjak menikah dengan Stefanus Dari, seorang pria asal Desa Gera, Kecamatan Mego, Dina berpikir keras bagaimana menyusun masa depannya bersama sang suami.

Penghasilan yang diperoleh suaminya yang bekerja sebagai buruh pelabuhan dirasa tak cukup membiayai hidupnya. Belum lagi bila belum ada bongkar muat di Pelabuan Lorens Say, suaminya beralih kerja serabutan.

“Asal mendapatkan uang halal untuk membantu mengepulkan asap dapur,” ujar Dina.

Setelah menikah dan punya momongan, hidup di rumah kos-kosan di kawasan Bronjong, Kelurahan Kabor, membuat Dina dan suaminya merasa tidak nyaman. Dina mulai pecahkan akal mencari jalan keluar agar dapat segera memiliki sebidang tanah.

Dina ternyata mempunyai banyak relasi. Berkat relasi tersebut ia mendapat kabar terdapat sebidang tanah di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok barat.

Sadar kalau ia telah bergabung di Kopdit Pintu Air, Dina memberanikan diri mangajukan pinjaman pertama. Dari hasil pinjaman itu ia membayar harga tanah, dan sisa sebagiannya digunakan untuk membangun gubuk sederhana.

Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, pinjaman pertama hampir lunas. Dina memutuskan untuk pinjam lagi. Berkat lancar membayar pinjaman pokok serta bunga tepat waktu dan tepat jumlah, Dina lagi-lagi mendapat kucuran dana dari Kopdit Pintu Air.

Ia mulai mengembangkan usaha rumah tangga yang sekiranya bisa menopang kehidupan ekonomi kelurha. Pinjaman kedua digunakan untuk membuka kios kecil-kecillan dalam rumahnya.

Usaha ini dipilihnya berkat kemampuannya membaca peluang. Maklum waktu itu di sekitarnya memang tidak ada kios. Sehingga pilihannya membuka kios dengan menyedia pemenuhan kebutuhan sembako tetangganya sangatlah tepat.

“Semenjak kami tinggal di Wailiti dari usaha kios berkat rezeki terus mengalir meski tidak terlalu luar biasa. Tetapi saya sadar betul berkat Tuhan akan turun kepada siapa saja yang bekerja dengan penuh harap kepada Tuhan,” ujar Dina.

Dina mengakui dari penghasilan itu, ia mampu membiayai tiga orang anaknya; Ance Maria Nona yang sedang mengenyam pendidikan di SMKP Binawirawan Maumere, Elisa Alfiandra yang duduk di bangku sekolah dasar, dan Semyion Bramasta Mika masih TK.

Dina menuturkan sudah 5 kali melakukan pinjaman di Kopdit Pintu Air. Dua kali pinjam dengan nilai Rp25 juta, sementara tiga kali pinjam masing-masing nilai Rp5 juta.

Menyaksikan kemajuan usaha kios milik Dina yang terus berkembang, tetangga di sekitarnyapun mulai mengikutinya dengan membuka usaha sejenis.

Sadar pendapatannya mulai menurun akibat persaingan itu, Dina bersama suaminya memberanikan diri mengajukan pinjaman lagi.

Kali ini Dina mengajukan pinjaman yang lumayan besar. Pinjaman itu digunakan sebagai modal untuk mengumpulkan besi tua.

Usaha ini dilakukan setelah pihaknya berniat ingin mendapat manfaat lebih dari sepeda motor milik suaminya. Ternyata dari usaha ini dapat memberikan hasil yang lumayan baik.

Menjawab pertanyaan bagaimana kesannya terhadap pelayanaan oleh staf manajemen Kopdit Pintu Air, Dina mengaku pelayanan sangat baik. Ketika mengajukan pinjaman malah dibantu melengkapi bahan apa yang diperlukan.

“Palayanan sangat baik pak, adminitrasi tidak berbeli-belit bahkan ketika kami mengajukan pinjaman ada kelengkapan dokumen yang kurang saya dibantu,” ujar Dina.

Meski begitu, ia menyarankan ke depannya manajemen perlu memberikan pendampingan atau bimbingan lanjutan bagi anggota untuk pengelolaan keuangan sebuah usaha.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA