Kamis, 21 September 2023
Ekorantt.com
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
18 September 2023

Meraup Rupiah dari Budi Daya Bawang Merah, Berkatnya hingga Puluhan Juta

Dalam setahun ia menanamnya sebanyak dua kali dengan usia bawang yang hanya butuh waktu 70 hari

Adeputra MosesbyAdeputra Moses
in Lintas
0
Meraup Rupiah dari Budi Daya Bawang Merah, Berkatnya hingga Puluhan Juta

Harifin (38), petani asal Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, sedang menunjukkan Bawang Merah di lahannya pada Sabtu, 16 September 2023 (Foto: Adeputra Moses/ Ekora NTT)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

Ruteng, Ekorantt.com – Peluh lelah Harifin (38) dalam merawat Bawang Merah perlahan terhapus senyum.

Wajah cerianya enggan bersembunyi lagi. Ia gembira karena tidak lama lagi petani asal Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, itu bakal memanen Bawang Merah.

Rimbunan daun Bawang Merah yang menghijau di atas hamparan lahan miliknya seolah menawarkan balasan setimpal atas kerja kerasnya selama satu musim tanam belakangan ini.

Apalagi Bawang Merah tampak “riuh” dan tumbuh begitu apik memenuhi petak sawahnya. Hatinya pun berbunga-bunga. Dalam benaknya, pundi-pundi rupiah bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

“Saya senang sekali. Apalagi saat sekarang musim panen tiba,” kata pria yang biasa dipanggil Haris itu ketika berbincang dengan Ekora NTT, Sabtu, 16 September 2023.

BacaJuga

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

Saban hari, Haris menghabiskan waktu di lahan miliknya seluas setengah hektare. Dia terus memastikan Bawang Merah yang ditanamnya bertumbuh subur dan bebas dari serangan hama.

Saat bertani memang bukan perkara mudah bagi Haris. Tak hanya soal hama, tetapi ketika berhadapan dengan sinar mentari yang terus menyengat kulit. Ditambah lagi cuaca Kecamatan Reo yang panas, tentu melengkapi cerita kesulitan menjadi petani di wilayah itu.

Itu sebabnya pada waktu tertentu, ia harus berteduh di bawah pondok berukuran dua kali satu meter sembari meneguk kopi yang telah disediakan istrinya, Hikmah.

Haris sendiri menggeluti dunia pertanian sejak Sekolah Dasar (SD). Baginya, bertani merupakan pekerjaan yang mulia dan bermartabat, karena langsung bersentuhan dengan tanah.

Pria kelahiran 1986 ini percaya bahwa dengan menyentuh tanah ketika menjalani profesi ini, sesungguhnya ia sedang merawat hidup banyak orang dan yang paling penting adalah merawat bumi.

“Saya bertani sejak SD. Dan, saya belajar banyak dari Bapak saya,” jelas Haris.

Haris bilang, masa budi daya Bawang Merah sangatlah cepat. Dalam setahun ia menanamnya sebanyak dua kali dengan usia bawang yang hanya butuh waktu 70 hari.

“Tidak lama, kami langsung panen,” akunya.

Sekali panen, kata ayah dari tiga anak itu, dirinya bisa mendapatkan Rp60 juta jika menjualnya dengan harga Rp15 ribu per kilogram. Artinya, jika dua kali panen dalam setahun, Haris meraup keuntungan sebesar ratusan juta rupiah.

Harifin dan keluarganya sedang berteduh dalam pondok kecil di lahan Bawang Merah miliknya pada Sabtu, 16 September 2023 (Foto: Adeputra Moses/ Ekora NTT)

Namun, keadaan sekarang justru berbeda dengan sebelumnya. Harga sekarang mencekik para petani bawang karena hanya dibeli Rp10 ribu per kilogram.

“Ya, begitulah sekarang. Sementara bibit ini penangkar dari Dinas Pertanian. Kemarin saya menanam 900 kilogram,” sebutnya.

Setiap usaha tentu saja ada tantangan, tak terkecuali Haris. Ia mengaku cemas jika hujan yang berkepanjangan, karena bisa menyebabkan biji bawang busuk.

Beruntungnya, beberapa bulan terakhir musim hujan tak tiba. Namun, Haris berpikir bahwa tanamannya juga membutuhkan air meskipun tidak menyiramnya secara terus-menerus.

“Saya sudah siapkan air bor untuk siram kalau musim kering,” ucapnya.

“Siramnya hanya tiga kali sehari,” sambung Haris.

Walaupun keuntungannya cukup besar, ia juga mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan tanaman dengan perkiraan mencapai Rp10 juta.

Jumlah tersebut, ujar dia, untuk membiayai pekerja harian dan bahan bakar mesin penggarap.

“Ya, harian orang untuk cabut rumput. Kalau pupuk saya sendiri yang siram,” pungkasnya.

Tags: Berkatnya hingga Puluhan JutaBudidaya Bawang MerahKabupaten ManggaraiKecamatan ReokMeraup Rupiah dari Budidaya Bawang MerahReo
Previous Post

PMKRI Ruteng: CSR PLN di Poco Leok Hanya untuk Warga Pro Proyek Geotermal

Next Post

Kisah Dina Moding, Anggota Kopdit Pintu Air yang Sukses Membaca Peluang Usaha

Baca Juga Artikel Lainnya

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

21 September 2023
Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

Perumda Tirta Komodo dan Kejari Manggarai Rajut Kerja Sama Pendampingan Hukum

21 September 2023
DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

DPRD Sikka Optimistis Alfin Parera Mampu Jalankan Tugasnya

21 September 2023
Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

Lantik Penjabat Bupati Sikka, Ayodhia Kalake Titip Empat Pesan

21 September 2023
Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

Ribuan Pendukung Partai Perindo Deklarasi Calon Anggota DPRD Sikka

21 September 2023
Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Pemdes Bangka Kenda Tetapkan Perdes tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

20 September 2023

Banyak Dibaca

Habis Kasus Tunjangan Sertifikasi, Terbitlah Kasus Tunjangan Guru Daerah Terpencil di Sikka

Kejari Sikka Setor Rp575 Juta Lebih ke Kas Negara dari Korupsi Dana BTT

Alfin Parera Jadi Penjabat Bupati Sikka, Sekda NTT: SK Sudah Ada

Pesta Komuni Pertama Berujung Petaka, Nyawa Pria di Matim Tak Tertolong

Tanpa Formasi Tenaga Teknis, Ini Jumlah Formasi PPPK Tahun 2023 di Ende

Roy Herman Tewas Setelah Diserang, Kuasa Hukum Desak Polisi Tangkap Aktor Intelektual

Ratusan Pekerja Migran NTT Pulang dalam Peti Mati, Padma Indonesia: Harus Ada Upaya Emergensi

Dilantik Jadi Kepala Dinas, Even dan Lamber Mesti Proaktif Cegah Korupsi

Next Post
Kisah Dina Moding, Anggota Kopdit Pintu Air yang Sukses Membaca Peluang Usaha

Kisah Dina Moding, Anggota Kopdit Pintu Air yang Sukses Membaca Peluang Usaha

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintar Media Group
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi

© 2022 Ekorantt.com