Menikmati Snorkeling Sambil Berburu Sampah di Perairan Larantuka

Sesekali para relawan terlihat menyelam beberapa saat untuk memungut sampah-sampah di dasar laut, kemudian kembali ke permukaan dan memasukkan sampah ke dalam kantong yang telah disiapkan.

Larantuka, Ekorantt.com – Hari itu, Kamis, 5 April 2024, langit terlihat mendung dengan angin bertiup cukup kencang di sekitar Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Kondisi cuaca tersebut tak mengurungkan niat  penikmat Festival Bale Nagi (FBN) 2024 dan relawan Bergiat untuk Nusa (Berguna) untuk melakukan aktivitas snorkeling di laut depan Taman Kota Larantuka sembari memungut sampah.

Saat kegiatan snorkeling di pesisir yang berada di segitiga laut Florata, berhadapan langsung dengan Pulau Adonara dan Solor ini, masing-masing dari mereka tampak membawa satu tas sampah berukuran sedang dilengkapi pelampung.

Sesekali para relawan terlihat menyelam beberapa saat untuk memungut sampah-sampah di dasar laut, kemudian kembali ke permukaan dan memasukkan sampah ke dalam kantong yang telah disiapkan.

iklan

“Yang paling banyak kita temukan bekas popok bayi dan sisa kemasan makanan serta sampo,” kata anggota relawan FBN 2024 Eduard Sogen di sela-sela aktivitasnya.

Ketika kantong telah penuh, sampah-sampah tersebut kemudian dipindahkan ke perahu pendamping dari Kelurahan Wisata Balela.

Dari aktivitas ini, para relawan Berguna dan penikmat FBN 2024 berhasil mengumpulkan 100 kilogram sampah dari dasar dan permukaan laut.

Menikmati Snorkeling Sambil Berburu Sampah di Perairan Larantuka1
Penikmat Festival Bale Nagi (FBN) 2024 dan relawan Bergiat untuk Nusa (Berguna) sedang membersihkan sampah di sekitar Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Kamis, 5 April 2024 (Foto: Arie Kriting)

Pada saat yang sama, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Flores Timur melakukan pembersihan sampah plastik di darat, sekitar pantai dan Taman Kota Felix Fernandez Larantuka.

“Beberapa relawan dan tim DLH sudah menunggu di Pantai Kuce untuk mendokumentasikan dan memindahkan sampah dari laut ke darat. Kami melakukannya dengan gotong royong,” kata Edo, demikian Eduard Sogen akrab disapa.

Jumlah sampah yang dipungut Edo dan kawan-kawan hari itu terbilang banyak, meski pemukiman warga berada cukup jauh dari lokasi bakti sosial mereka.

“Ini banyak sampah kiriman yang terbawa arus laut,” katanya.

Sebagian sampah yang ditemukan juga banyak yang terkubur di pasir. Para relawan tampak serius berupaya untuk mengambilnya.

Sementara itu, Ketua relawan Berguna Rofinus Monteiro menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari FBN 2024

“Agar dapat dilihat bersama bahwa walau sering dibersihkan, sampah laut akan tetap ada, sehingga perlu adanya gerakan bersama yang berkelanjutan untuk menyelamatkan ekosistem laut dari sampah, karena masalah sampah ini merupakan tanggung jawab bersama,” tegas Rofinus.

Ia pun mengajak stakeholder terkait, mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, sekolah, hingga masyarakat umum untuk ikut membersihkan laut.

Dalam bakti sosial tersebut, kata dia, setidaknya sudah ada keterwakilan peserta dari lembaga-lembaga terkait yang ikut.

Menurut Rofinus, sampah laut yang berhasil dibersihkan tidak mutlak hilang. Sampah selalu kembali datang, dengan jenis dan jumlah yang hampir sama.

“Sampah di laut Florata tidak habis-habis, sudah dibersihkan datang lagi, terus menerus ada,” katanya.

Rofinus berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan dan diduplikasi oleh berbagai pihak sehingga bisa menjadi gerakan bersama untuk lingkungan laut yang bersih dan lestari.

Kegiatan ini berlanjut dengan sosialisasi dan edukasi bahaya membuang sampah ke laut, ajakan untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai, hingga workshop pengolahan sampah menjadi produk oleh pengajar dan siswi dari SMKK Hendricus Leven Larantuka.


Jurnalis Warga: Fino Monteiro

TERKINI
BACA JUGA