Maumere, Ekorantt.com – Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu meluncurkan Taman Agrowisata dan Kafe Inovasi Pertanian Keuskupan Maumere (Inpekma) di Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa, 10 September 2024.
Uskup Edwaldus mengapresiasi Yance Maring, seorang petani milenial asal Kabupaten Sikka, yang telah mengembangkan usaha di lahan milik Keuskupan Maumere dengan menggunakan teknologi modern, yakni sistem irigasi tetes.
Edwaldus berharap taman agrowisata ini menjadi tempat pembelajaran pengembangan pertanian. “Bahwa tidak hanya soal menanam, tetapi mendapat hasilnya sekaligus untuk tempat rekreasi.”
“Ini harus kita dukung dan bantu agar kita mencintai kembali tanah dan pertanian. Maka bekerja di kebun bukan lagi satu hal yang menjadi malapetaka tapi hal yang menyenangkan dan menggembirakan,” ujarnya.
Uskup Ewaldus berharap ke depan pemerintah mendukung kegiatan orang muda yang terjun di bidang pertanian.
Direktur Politeknik Cristo Re Maumere, RD. Yakobus Donnisius Migo berharap, taman agrowisata Inpekma menjadi ruang bagi pengujung untuk belajar pandangan tentang konservasi alam yang bersifat ekologis.
Kata dia, tempat ini sangat potensial karena Politeknik Cristo Re memiliki program studi ekowisata.
“Di program ini para mahasiswa diharapkan bukan hanya belajar pariwisata, tetapi bagaimana mereka mendesain alam tanpa merusaknya, selaras dengan alam tapi juga pada tempat yang sama agar menjadi tempat wisata seperti di Inpekma,” ujarnya.
Romo Doni berharap tempat ini menjadi spot wisata sekaligus menjadi titik, “di mana alam itu bisa dikelola menjadi tempat wisata.”
Di sisi lain, taman agrowisata Inpekma, menurut Dosen Fakultas Pertanian Unipa Maumere, Yoyoh Darato, memiliki konsep pengembangan kewirausahaan pertanian agribisnis berbasis teknologi.
Kata Yoyoh, konsep ini menarik untuk generasi muda agar mencintai pertanian dengan konsep agribisnis.
“Ini sebagai konsep smart farming dalam sistem pertanian agribisnis sehingga mahasiswa pertanian dari fakultas teknologi pangan, pertanian dan perikanan khususnya program studi agroteknologi, dan agribisnis juga melaksanakan magang atau praktik ujian di Inpekma,” tandasnya.
“Mereka mendapat pengalaman dan mengaktualisasikan teori mereka dalam praktik yang tersistem,” pungkas Yoyoh.