Maumere, Ekorantt.com – Akademi Keperawatan (Akper) Santa Elisabeth Lela resmi berubah status menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Santa Elisabeth Keuskupan Maumere.
Perubahan itu diselenggarakan oleh Yayasan Santo Lukas Keuskupan Maumere yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia Nomor 525/M/0/2024.
Ketua Stikes Santa Elisabeth Keuskupan Maumere, Maria K. Ringgi Kuwa mengatakan, proses perubahan status tidak hanya melibatkan internal kampus, tetapi juga melalui tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai regulasi dari Dikti.
Menurutnya, pihaknya telah melewati tahap evaluasi yang mendalam terkait kelayakan institusi, mulai dari aspek manajemen, kurikulum, sumber daya manusia hingga infrastruktur dan fasilitas pendukung.
“Setiap tahapan dilalui dengan saksama, di mana kami harus memastikan bahwa seluruh standar yang ditetapkan Dikti terpenuhi dengan baik,” ujar Maria dalam acara peluncuran Stikes Santa Elisabeth pada Rabu, 25 September 2024.
Tak bisa dipungkiri, kata Maria, perjalanan ini bukan tanpa hambatan. Terdapat berbagai tantangan administrasi, penyesuaian standar akademik, serta peningkatan kualitas secara menyeluruh yang harus dikerjakan secara simultan.
Namun dengan semangat kebersamaan dan dukungan banyak pihak, akhirnya berhasil menyelesaikan proses ini dengan baik.
“Kita berdiri di sini dengan bangga, merayakan hasil dari kerja keras kita semua,” imbuhnya.
Maria menekankan, perubahan menjadi Stikes bukan sekadar perubahan nama atau status.
“Ini adalah komitmen kami untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi, lebih profesional, dan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kesehatan yang terus berkembang,” jelasnya.
Perubahan status, kata Maria, diharapkan dapat lebih berkontribusi dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten, inovatif, dan siap bersaing di era globalisasi.
Maria mengajak kepada seluruh civitas akademika menyambut tahun akademik yang baru dengan semangat dan tekad untuk terus belajar, berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk Stikes.
“Mari kita semua untuk terus bersinergi, berkolaborasi, berkontribusi demi kemajuan STIKES dan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Inovasi
Ketua Yayasan Santo Lukas, RD Fidelis Dua mengatakan, Stikes Santa Elisabeth hadir untuk menjadi tempat di mana inovasi dalam bidang kesehatan perlu terus dikembangkan.
Bukan hanya teknologi, tetapi metode pendekatan lebih manusiawi dalam setiap pelayanan, kata Romo Fidel.
Menurutnya, inovasi kesehatan tidak berarti sekadar memiliki prodi-prodi unggulan yang masih langkah. Tetapi juga bagaimana prodi-prodi itu menyiapkan calon tenaga kesehatan untuk menyelesaikan persoalan dengan tetap berpegang teguh pada nilai nilai kristiani.
“Jangan pernah meninggalkan apa yang menjadi branding karakter dari SPK Lela, Akper Lela, dan sekarang Stikes Santa Elisabeth,” tandasnya.
Romo Fidel mengajak semua tenaga pendidik Stikes Santa Elisabeth untuk mendidik, membimbing, dan melayani generasi muda untuk menjadi inovator di dunia kesehatan.
Stikes ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak inovasi di bidang kesehatan di Sikka dan bahkan melampauinya.
“Pesan ketua L2DIKITI, dua Prodi baru yang ada di Stikes, S1 Informatika Medis dan S1 Fisioterapi itu hanya akan ada di Stikes ini. Beliau akan membuat zonasi tentang perguruan tinggi yang ada di NTT. Dengan demikian menjadi tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan mutu dari waktu ke waktu,” jelasnya.
Romo Fidel berkata, “kita harus memiliki hati yang besar untuk melayani dengan penuh tulus hati. Karena itu, kita harus berkomitmen tetap setia pada semboyan kita serviam in caritate.”