Pokja Pembangunan Berketahanan Iklim Manggarai Tanam Anakan Pohon di Lelak

Bona bilang, keterlibatan masyarakat, termasuk pemerintah kecamatan, desa, gereja, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar, kaum perempuan, penyandang disabilitas perlu ditingkatkan dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Ruteng, Ekorantt.com Kelompok Kerja Pembangunan Berketahanan Iklim (Pokja PBI) Kabupaten Manggarai menanam ratusan anakan pohon di area sekitar Kantor Kecamatan Lelak pada Jumat, 6 Desember 2024.

Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bapperida Kabupaten Manggarai, Bonevantura Dedi Hendrian Dugis menjelaskan, aksi penanaman pohon merupakan bagian dari antisipasi dampak perubahan iklim yang makin terasa, terutama masalah ketersediaan air.

Di Kabupaten Manggarai, kata Bona, menurunnya debit air merupakan salah satu masalah serius.

“Perlu keterlibatan semua stakeholder untuk merencanakan, melaksanakan, dan monitoring yang terukur pada upaya mitigasi dan adaptasi permasalahan ini,” katanya di sela-sela kegiatan itu.

Bona bilang, keterlibatan masyarakat, termasuk pemerintah kecamatan, desa, gereja, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar, kaum perempuan, penyandang disabilitas perlu ditingkatkan dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Kegiatan penanaman pohon yang digagas Pokja PBI ini fokus pada area di sekitar mata air dan dirangkai dalam program bersama melalui topik ‘perlindungan mata air’.

“Ke depannya fokus pada lahan-lahan kritis dan lahan non produktif. Kita akan melakukannya secara bertahap di semua kecamatan,” kata Bona.

Direktur Yayasasan Ayo Indonesia, Tarisius Hurmali menjelaskan, kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim masih sangat terbatas. Pemahaman dan kesadaran tentang penyebab, risiko, dan dampak perubahan iklim sangat diperlukan.

Yayasasan Ayo Indonesia, kata dia, selalu berusaha mengedukasi masyarakat tentang dampak perubahan iklim. Hal lain yang dilakukan adalah dengan cara mengubah pola maupun jadwal penanaman pada sektor pertanian.

“Ya, mesti belajar lagi tentang penyesuaian terhadap perubahan iklim,” ujar Tarsi.

Kerangka besarnya, kata dia, pihaknya peduli terhadap isu perubahan iklim yang berdampak pada semua orang.

“Ayo Indonesia adalah bagian dari gerakan untuk meningkatkan ketahanan pangan maupun adaptasi di tengah perubahan iklim di Manggarai,” tandasnya.

Ayo Indonesia pun mendorong berbagai pihak baik pemerintah, orang muda maupun masyarakat umum untuk memberikan perhatian terhadap isu perubahan iklim.

“Salah satu hal yang kami dorong dalam dua tahun terakhir ini bahwa ketika ketiga kabupaten (Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat) ini harus bekerja sama apalagi ketiganya punya satu kesatuan budaya,” pungkasnya.

Ibadat Ekologis

Sebelum penanaman, terlebih dahulu diawali ibadat ekologis yang dipimpin RD Siprianus Tangu.

“Kita senantiasa menjadi pelaku, bukan pelaku perusak alam, tetapi menjadi pelaku yang rawat ibu bumi,” kata Romo Sipri.

Menurutnya, semua pihak dipanggil menjaga dan merawat alam. Bila itu dilakukan dengan baik maka alam akan membalasnya lewat hasil yang berlimpah.

Melalui ibadat ekologis, kata dia, semua pihak baik pemerintah, gereja maupun masyarakat diajak untuk bekerja sama mulai dari tahap animasi hingga pada tahap aksi.

“Hasilnya kita membuat gerakan penanaman pohon,” tuturnya.

Pokja PBI Kabupaten Manggarai sendiri mencakup sejumlah stakeholder seperti Bapperida, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan.

Ada juga instansi vertikal yang tergabung di dalamnya yakni UPT KPH Manggarai dan BKSDA Wilayah III NTT. Selain itu, organisasi non pemerintahan seperti Perusahaan Umum Daerah Tirta Komodo dan Yayasan Ayo Indonesia.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA