Bajawa, Ekorantt.com – Sebanyak 10 ekor babi di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, terkonfirmasi positif terserang virus African Swine Fever (ASF) pada awal tahun 2025.
Tiga di antaranya sudah dilaporkan mati, sementara yang lainnya masih dalam kondisi sakit.
Untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, Pemerintah Kabupaten Ngada telah mengeluarkan surat peningkatan kewaspadaan dan mengimbau peternak untuk menerapkan langkah pencegahan yang ketat.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngada, Felisitas Killa mengatakan, babi yang terkena virus ASF berasal dari Desa Kelitei, Kecamatan Aimere.
“Untuk sumber penularan, di lapangan sedang dilakukan penyidikan,” jelas Felisitas kepada Ekora NTT, Rabu, 29 Januari 2025.
Untuk mencegah penularan, Pemerintah Kabupaten Ngada mengeluarkan surat peningkatan kewaspadaan ASF kepada koordinator pusat kesehatan hewan (Puskewan) di 12 kecamatan.
Surat ini meminta Puskewan untuk melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada peternak mengenai pencegahan dan penerapan biosecurity guna mencegah penyebaran ASF.
Pihak Felisitas juga mengimbau kepada peternak; Pertama, membatasi lalu lintas orang sekitar area kandang.
Kedua, menjaga kebersihan lingkungan kandang dengan melakukan desinfeksi atau mencuci kandang 2-3 kali seminggu menggunakan detergen, campuran Baycline dan air dengan perbandingan 1:9, atau desinfektan lain yang tersedia di pasaran seperti Rodalon, Destan, dan sejenisnya.
Ketiga, mengurangi konsumsi atau membagi daging yang berasal dari babi.
Keempat, isolasi atau memisahkan ternak sakit dari ternak sehat untuk mencegah penyebaran penyakit
Kelima, menguburkan bangkai hewan mati secara baik.
Keenam, menyiapkan sepatu atau sandal khusus untuk lingkungan kandang babi.
Ketujuh, membiasakan selalu mencuci tangan atau detergen sebelum memberi makan babi.
Kedelapan, hindari memberi makan babi dengan sampah dapur yang mengandung daging atau minyak babi. Sampah dapur lainnya harus dimasak hingga mendidih jika akan diberikan ke ternak babi.
Terakhir, setiap pemotongan ternak babi terutama untuk konsumsi banyak orang harus diperiksa atau diawasi oleh petugas Puskeswan.
Ketua Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Ngada, Rinus Ndiwal, meminta pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap pergerakan babi di Kabupaten Ngada, mengingat beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur tengah mengalami peningkatan kasus ASF.
“Fraksi PDIP meminta peran masyarakat untuk melaporkan kepada dinas peternakan atau pusat kesehatan hewan yang ada di setiap kecamatan bila terdapat kematian babi dalam waktu 1×24 jam,” kata Rinus.
Tidak hanya itu, dia juga meminta dinas terkait agar melaksanakan edukasi dan vaksinasi atau pemberian antibiotik untuk mencegah penyebaran virus ASF di Ngada.
“Pada prinsipnya Fraksi PDIP berterima kasih atas niat dan kerja sama dari dinas untuk menekan laju penyebaran virus ASF sehingga perlu untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat,” tutupnya.