Maumere, Ekorantt.com – Dinas Pertanian Kabupaten Sikka kewalahan dengan tingkah segelintir warga yang membuang bangkai babi sembarangan. Ada yang membuang babi mati di sisi jalan umum, hutan, dan kali mati.
“Dengan cara apalagi kita sadarkan mereka supaya tidak buang bangkai babi. Satu orang yang buang tapi risikonya diterima oleh semua orang,” ujar Yohanes Emil Satriawan atau Jemi Sadipun, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka kepada Ekora NTT, Kamis 20 Maret 2025.
Bangkai babi yang dibuang sembarangan, kata Jemi Sadipun, tentu saja menyulitkan pencegahan penyakit African Swine Fever (ASF) yang semakin luas penyebarannya.
Padahal, kata dia, pemerintah sudah berulang kali melakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) untuk menyadarkan warga tentang upaya pencegah penyebaran ASF.
Staf Dinas Pertanian, kata Jemi Sadipun, menemukan bangkai babi di Kali Watu Ru’e, Desa Leguwoda, Kecamatan Magepanda pada Senin, 17 Maret 2025.
Sebelumnya petugas menemukan bangkai babi di pinggir jalan Desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante dan pesisir Pantai Wai Ri’i. Bangkai babi tersebut dibakar dan dikubur.
Jemi Sadipun meminta warga yang mengetahui atau menemukan orang yang membuang bangkai babi untuk melaporkan kepada pemerintah desa atau kelurahan terdekat, agar diteruskan kepada pemerintah kabupaten.
Ia menerima laporan menyebutkan ada oknum pedagang yang mengincar babi yang terindikasi sakit untuk dijual murah, lalu disembelih dan dijual dagingnya.
“Upaya terakhir dilakukan penegakan hukum. Kalau ada yang tahu atau lihat pelaku laporkan kepada pemerintah,” tegas Jemi Sadipun.
Menukil data Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, sejak Oktober 2024 hingga minggu ketiga Maret 2025, kasus ASF menewaskan 688 ekor babi yang tersebar pada 12 kecamatan dan 30 desa.
Penulis: Eginius Moa
