Maumere, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Sikka mendukung pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15–24 Mei 2025.
Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, kepada tim pelaksana Festival Maumerelogia di Rumah Jabatan Bupati Sikka pada Jumat, 4 April 2025, mengatakan bahwa pemerintah berkewajiban untuk mendukung inisiatif seperti ini karena memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan dan pembangunan daerah, khususnya dalam sektor seni dan budaya.
“Jujur saja, saya ini anak muda dan saya senang jika ada anak muda yang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif,” kata Yoris.
Ia menambahkan, kegiatan seni budaya seperti Festival Maumerelogia tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memberikan ruang bagi lahirnya pemikiran-pemikiran kritis dan edukatif bagi masyarakat.
“Saya lihat kalian punya acara bagus-bagus dan bisa jadi ruang pendidikan yang baik,” lanjutnya.
Ke depannya, Bupati Yoris berharap agar inisiatif kreatif anak-anak muda di Nian Tana Sikka dapat disinergikan dengan perencanaan program-program daerah.
Ia mendorong kolaborasi lintas komunitas, seperti Dewan Kesenian Sikka, Festival Jelajah Maumere, komunitas kreatif lainnya, serta dinas-dinas terkait, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka.
Jika sebelumnya terdapat hambatan birokrasi, Bupati Yoris menegaskan, pemerintah akan berupaya mempermudah proses perizinan dan mendukung penuh penggunaan fasilitas publik selama digunakan secara bertanggung jawab.
“Selain berkontribusi pada nilai budaya, saya kira perputaran uangnya juga akan berjalan. UMKM, vendor, rumah makan, jasa transportasi, hotel, dan banyak usaha lain akan mendapat manfaat dari festival semacam ini,” jelasnya.
Hadir dengan Format Baru
Sementara itu, Direktur Festival Maumerelogia, Eka Putra Nggalu menjelaskan, Festival Maumerelogia merupakan sebuah festival pertunjukan teater yang telah berjalan selama empat edisi sejak 2016.
Setelah vakum hampir lima tahun akibat pandemi Covid-19, festival ini kembali digelar dengan format baru yang lebih luas sebagai festival kota.
Eka menuturkan, sejak tahun ini, pihaknya merancang Maumerelogia sebagai sebuah festival kota yang mengusung paradigma “festival sebagai kajian tentang masyarakat”.
“Kami ingin agar festival ini pelan-pelan menjadi milik bersama dan dirayakan bersama-sama oleh warga kota Maumere,” ujarnya.
Kolaborasi Seniman
Festival Maumerelogia kembali hadir untuk kelima kalinya sebagai wadah ekspresi, kolaborasi, dan pertukaran gagasan antara seniman lokal dan nasional.
Diinisiasi oleh Komunitas KAHE, festival ini menjadi ajang penting dalam peta kebudayaan Maumere dengan melibatkan berbagai institusi pendidikan dan komunitas kreatif setempat.
Dalam penyelenggaraannya tahun ini, Festival Maumerelogia menggandeng sejumlah institusi seperti IFTK Ledalero, Universitas Muhammadiyah Maumere, serta komunitas kreatif seperti Cru Father Said, Bohemian Club, Teater Pata, para musisi, dan pekerja kreatif di Maumere.
Festival ini juga memperluas jangkauan kolaborasinya dengan bermitra bersama jaringan seniman dan lembaga seni nasional, seperti Garasi Performance Institute, Nara Teater, Kala Teater, Rubanah, dan Jogja Biennale.
Sejumlah seniman dari berbagai penjuru Indonesia pun turut ambil bagian dalam perhelatan ini.
Salah satu kurator Festival Maumerelogia, Mario Nuwa menjelaskan, festival ini tidak hanya menjadi ruang pertunjukan, tetapi juga sebagai wadah pertumbuhan ruang-ruang kreatif di Maumere.
“Selain itu, kami ingin menciptakan kolaborasi antara seniman Maumere dengan seniman dari luar Maumere untuk bisa saling bertukar pengalaman dan keterampilan,” ujar Mario.
Terdapat lebih dari 35 program yang akan digelar sepanjang festival berlangsung. Program-program tersebut terbagi ke dalam empat kategori utama, yakni forum gagasan, pertunjukan musik, pertunjukan teater, dan residensi seniman.

Festival Maumerelogia Angkat Isu Kultur, Kota, dan Kewargaan Pascakolonial
Festival Maumerelogia kembali hadir dengan semangat kritis dan reparatif melalui seni dan budaya.
Mengusung tema besar “Kultur, Kota, Kita”, festival ini menawarkan ruang dialog yang mendalam tentang relasi antara ruang kota, sejarah kolonialisme, serta identitas masyarakat Maumere sebagai bagian dari wacana pascakolonial.
Tema tersebut berangkat dari refleksi atas kondisi kota hari ini yang dibentuk oleh logika pembangunan modern.
Modernitas yang berkembang, terutama di Indonesia, tak lepas dari pengaruh kolonialisme Eropa yang telah membenamkan ideologi eurosentris dalam berbagai aspek kehidupan.
Kota menjadi representasi dari sistem ekonomi kapitalistik—kolonialisme baru dalam wujud modernitas—yang menata ulang relasi sumber daya, tenaga kerja, dan sistem kepemilikan ke dalam struktur yang mengacu pada standar Barat.
Dalam konteks Maumere, kota ini berada di antara dua kutub: tak lagi kampung, namun belum sepenuhnya kota. Ia tumbuh dalam ruang abu-abu, mencerminkan wajah modernitas yang belum rampung.
Bagi generasi 90-an di Maumere, baik “modernitas” maupun “tradisi” muncul sebagai dua hal yang kabur—keduanya telah terdistorsi oleh warisan kolonialisme dan pembangunan yang tersentralisasi.
Festival Maumerelogia hadir untuk menyoal kondisi ini. Nama “Maumerelogia” sendiri berasal dari gabungan kata Maumere dan logia (logos), yang berarti ide atau gagasan tentang Maumere.
Sejak awal, festival ini dirancang sebagai ruang pertemuan antarwarga melalui kesenian, untuk membicarakan bersama dinamika kehidupan sosial budaya yang mereka alami.
Festival ini juga membedah pertanyaan penting seputar bentuk kewargaan seperti apa yang perlu dibangun di Maumere—kewargaan demokratis yang bersifat pascakolonial, atau kewargaan yang masih bergulat dengan sistem feodal-patronis dan tekanan industrialisasi.
Melalui berbagai program seperti forum gagasan, pertunjukan teater, musik, hingga residensi seniman, Maumerelogia menciptakan ruang-ruang interaksi dan kolaborasi lintas wilayah.
Festival ini mempertemukan seniman lokal dengan seniman dari berbagai penjuru Indonesia dalam semangat kerja bersama, saling belajar, serta membangun hubungan kreatif yang berkelanjutan.
Lebih dari sekadar perayaan seni, Festival Maumerelogia merupakan ajakan untuk membaca situasi sosial budaya dengan cara yang lebih kritis, sekaligus menjadi wadah untuk menggalang solidaritas antarwarga.
Dengan menjadikan audiens sebagai bagian penting dari ekologi seni, Maumerelogia berupaya membangun lingkungan seni yang hidup, kontekstual, dan terus tumbuh bersama masyarakatnya.