Bajawa, Ekorantt.com – Anggota DPRD Kabupaten Ngada melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa pada Selasa, 22 April 2025.
Kunjungan mereka merespons keluhan masyarakat tentang kekosongan obat dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa.
Wakil I Pimpinan DPRD Ngada, Rudolf Aqroz Wogo menyayangkan pelayanan rumah sakit yang tidak maksimal.
Pasalnya, selain permasalahan dokter anestesi, pihaknya juga menerima keluhan masyarakat tentang kekosongan obat di rumah sakit itu.
“Kemarin baru selesai persoalan tidak ada dokter anestesi, kali ini persoalan kekosongan obat lagi,” ujar Rudolf.
Menurutnya, persoalan kekosongan obat seharusnya tidak terjadi. Sebab, hal ini merupakan urusan vital menyangkut nyawa pasien yang adalah rakyat Ngada.
Anggota DPRD lain Yohanes Don Bosco Ponong mengingatkan pihak rumah sakit mengedepankan sikap progresif dan cepat dalam menangani urusan pelayanan kesehatan masyarakat.
“Ini butuh kepedulian progresif dan populis untuk kepentingan banyak orang,” kata Bosco.
Ia mengingatkan agar pihak manajemen melakukan perencanaan sebaik mungkin sehingga kejadian fatal itu tidak terjadi lagi.
“Kan ada perencanaan bagaimana obat ini, bisa skema empat bulan, bisa skema lima bulan sehingga pasien tidak menumpuk di apotek mitra,” tegasnya.
Bosco juga menyentil sikap masa bodoh pihak manajemen saat ia menyampaikan keluhan masyarakat terkait pelayanan rumah sakit.
“Tugas kami DPRD omong-omong seperti ini,” tutur dia.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Bajawa, Paulina H. H. Pelletimu mengatakan kelangkaan obat terjadi sejak bulan Februari hingga Maret.
Ia menyatakan kondisi tersebut sudah pernah disampaikan pihak kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
“Saya secara pribadi juga sudah sampaikan kepada ibu kadis kesehatan, bahwa stok obat kami sudah menipis dan banyak juga yang sudah habis,” ujarnya.
Ia menambahkan kekosongan obat disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang mengurus pengadaan obat diganti karena tidak memenuhi standar pengadaan.