Ende, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat, 2 Mei 2025, sukses menggelar perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 dengan penuh kemeriahan.
Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Pancasila itu dipimpin langsung oleh Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, dan diwarnai dengan berbagai pertunjukan budaya dan pameran hasil karya siswa.
Salah satu momen paling mencolok dalam perayaan tersebut adalah tarian massal Gawi yang dibawakan oleh 5.000 peserta didik dari berbagai sekolah di Kabupaten Ende.
Suasana tampak meriah dan semarak, mencerminkan semangat pendidikan yang tinggi di daerah tersebut.
Namun, di balik kemegahan perayaan tersebut, tersimpan kisah pilu yang dialami para guru di Kabupaten Ende.
Hingga kini, ribuan tenaga pendidik belum menerima hak mereka berupa tunjangan profesi guru (TPG) triwulan empat tahun 2024. Bahkan, sebagian belum menerima tunjangan sejak triwulan ketiga tahun lalu.
Diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 1.375 guru SD dan SMP mengeluhkan belum dibayarnya tunjangan sejak Oktober hingga Desember 2024.
Salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa ia seharusnya menerima sekitar Rp10 juta untuk periode tersebut, namun hingga pertengahan 2025, dana itu belum juga cair.
“Itu kan tahun 2024, nah sekarang sudah mau pertengahan tahun 2025, kenapa masih belum dibayar?” keluhnya, Senin 21 April 2025 lalu.
Meski demikian, ia dan guru-guru lain tetap menjalankan tugas mereka mendidik siswa tanpa henti.
Kepala Seksi dan Admin Dinas pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Beker Yermyn, membenarkan bahwa hingga kini Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) belum merealisasikan pembayaran TPG untuk triwulan tiga dan empat tahun 2024.
Ia mencatat, ada 201 guru PNS dan P3K yang belum menerima tunjangan, terdiri dari 7 guru TK, 88 guru SD, dan 106 guru SMP.
Total anggaran untuk membayar tunjangan profesi guru tersebut mencapai Rp2,37 miliar, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik tahun 2024.
Tak hanya TPG, tunjangan khusus bagi 122 guru senilai Rp1,2 miliar serta tunjangan tambahan penghasilan (Tamsil) untuk 1.052 guru senilai Rp788 juta juga belum dibayar.
Secara keseluruhan, total tunggakan tunjangan guru di Kabupaten Ende mencapai lebih dari Rp4 miliar.
Beker menambahkan bahwa pihaknya telah mengajukan pencairan dana ke BPKAD pada 8 April 2025 melalui bendahara dinas, namun hingga saat ini belum ada jawaban resmi.
Sementara itu, Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, saat dikonfirmasi pada 22 April lalu menyatakan bahwa pemerintah tengah menelusuri data dan berjanji akan segera menyelesaikan pembayaran.
“Untuk uang sertifikasi guru sedang kita lihat, memang sedang dicek datanya. Segera dibayar,” tegas Yosef.