Untuk Wisudawan Unipa, Kadis Nakertrans Sikka: Pasar Kerja Utamakan Skill, Bukan Ijazah

Kata dia, menjadi sarjana tidak mesti menjadi pegawai kantoran atau bekerja di perusahaan

Maumere, Ekorantt.com – Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere mewisuda 437 lulusan dari 17 program studi, Sabtu, 10 Mei 2025. Tentu, mereka membutuhkan lapangan kerja setelah mendapatkan gelar sarjana.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sikka, Valerianus Samador mengatakan tantangan pasar kerja di Sikka cukup tinggi mengingat terbatasnya lapangan pekerjaan.

Hal tersebut bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi menjadi awasan bagi lulusan yang tentunya akan langsung berhadapan dengan urusan mencari kerja.

“Lapangan kerja tidak turun dari langit. Dia harus memiliki skill dan kemampuan untuk bekerja,” kata Samador kepada Ekora NTT, Jumat, 9 Mei 2025.

Menurutnya, dunia kerja sekarang tidak mengutamakan ijazah, tetapi skill atau kemampuan yang dimiliki. Artinya, ijazah menjadi tidak bernilai apabila yang bersangkutan tidak memiliki skill atau kemampuan kerja.

“Di dunia kerja itu orang tidak tanya kau ijazah apa, atau kuasai teori apa, tapi kau skill apa atau bisa kerja apa. Karena tidak jarang yang sarjana tapi tidak tahu kerja,” kata Samador.

“Mindset anak-anak kita yang lulusan pendidikan formal ini kan kalau tamat mereka mesti jadi pegawai, kalau bukan pegawai negeri atau pemerintah, pasti di perusahaan. Orang tidak pernah berpikir untuk membuat lapangan kerja mandiri.”

Kata dia, menjadi sarjana tidak mesti menjadi pegawai kantoran atau bekerja di perusahaan.

Terdapat tiga peluang kerja yang dapat diakses lulusan baru yakni bekerja pada orang lain, bekerja mandiri di mana dia memiliki skill tertentu dan kemampuan mengelola usaha, dan bekerja di luar, baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Kami di ketenagakerjaan bertugas untuk memfasilitasi orang untuk mendapatkan pekerjaan, dengan itu maka angka pengangguran berkurang,” ujarnya

Menurutnya, lowongan kerja di pemerintahan sangat terbatas termasuk lowongan kerja di orang lain atau perusahaan di Sikka.

“Kita dorong orang untuk bekerja mandiri. Sebenarnya bekerja mandiri ini soal niat dan tekad saja.”

Akan tetapi, kata dia, tantangan terbesar bekerja mandiri atau berwirausaha adalah pandangan orang yang menuntut sarjana mesti kerja bagus seperti pegawai pemerintah atau perusahaan.

“Kita di Sikka ini tidak mudah. Secara sosial kalau sarjana buka bengkel atau usaha tertentu itu kan rasa miris. Masa sarjana kerja seperti yang tidak sekolah. Padahal di dunia kerja tidak ada urusan dengan itu,” tutur Samador.

Ia berharap, para lulusan baru dari Unipa Maumere yang akan diwisuda memiliki keterampilan yang mumpuni serta mampu berwirausaha, sehingga dengan itu para lulusan baru tidak hanya menjadi sekadar penambahan angka pengangguran ke depannya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA