Lewoleba, Ekorantt.com – Kapal Pelni belum diizinkan sandar di Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata sejak adanya pembatasan kegiatan transportasi laut akibat pandemi Covid-19.
Kepala Cabang PT. Pelni Larantuka, M. Best Dongoran menegaskan, berdasarkan rekomendasi dari Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (Ka.UPP) Lewoleba, Dirjen Perhubungan Laut perlu mensurvei ulang kolam labuh dan kedalaman area sekitar Pelabuhan Lewoleba.
“Pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan (Ka.UPP) Lewoleba telah menyurati pusat untuk melakukan survei ulang karena pasca-tenggelamnya Kapal Shimpo belum ada survei kelayakan pelabuhan. Ini soal kelayakan sandar kapal, juga keselamatan pelayaran,” ungkap Dongoran kepada Ekora NTT pada Kamis (21/1/ 2021).
Saat pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sudah membuka akses untuk pelayaran kapal Pelni, sebut Dongoran, pihaknya sudah menyurati Pemkab Lembata.
“Kita sudah bersurat ke Pemda Lembata namun tidak direspon. Sekarang Pemda sudah membuka pelabuhan untuk sandar kapal Pelni. Tapi apakah pelabuhan sudah bersih dari bangkai kapal dan muatannya? Karena ini bisa bermasalah untuk sandar kapal Pelni. Apa telah dilakukan sounding alur pelayaran dan kolam Pelabuhan Lewoleba, karena area pelabuhan laut itu harus bersih untuk sandar kapal,” jelasnya.
“Kita menunggu surat jawaban dari pusat, kapan mereka turun melakukan survei. Setelah survei, apa rekomendasi mereka. Kita mau kapal sandar di Lewoleba tidak ada gangguan. Ini soal keselamatan pelayaran,” tambahnya mengingatkan.
Secara terpisah, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (Ka.UPP) Lewoleba, Jhon Ola mengatakan, pihaknya telah menyurati Kementerian Perhubungan terkait survei kelayakan Pelabuhan Lewoleba.
“Terkait surat Pemda Lembata Nomor: TUK. 553/21/AP/1/2021 pada hari Selasa, 5 Januari 2021 perihal pembukaan akses transportasi laut dijelaskan, kehidupan masyarakat telah mengalami pelonggaran, termasuk sektor transportasi yang berdampak pada meningkatnya perjalanan orang antar-daerah itu saya setuju. Tapi tetap dilakukan survei dulu, karena ini menyangkut keselamatan pelayaran,” ungkap Jhon.
“Perlu diingat bahwa pada tahun 2019, di Pelabuhan Lewoleba ada kecelakaan Kapal Shimpo di depan dermaga. Untuk menjamin keselamatan pelayaran kapal Pelni, maka kami usulkan untuk disurvei sisi lautnya, kolam pelabuhan, dan kelayakan pelabuhan. Saya melihat pelabuhan sudah rusak, termasuk di sisi daratnya,” tutupnya.
Yurgo Purab