Mbay, Ekorantt.com – Warga Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo bersama pemerintah daerah sedang merancang pembangunan drainase di Kali Oki Wajo.
Upaya bersama ini untuk mencegah luapan air dari kali itu yang mengakibatkan banjir di pemukiman penduduk dan area persawahan wilayah itu.
Pemerintah mencatat sepanjang 3300 meter yang akan dibenahi, mulai dari kawasan lahan kering hingga di Saluran Pembuangan (SP) besar pada area persawahan.
“Kami harap rencana pembangunan ini tidak hanya sekedar proyek. Kita harus berpikir jangka panjang dan harapan dibangun secara permanen mulai dari hulu ke hilir. Karena ini adalah kali, bukan saluran kecil yang hanya menahan air genangan rumah,”tutur Oscar Meta dalam pertemuan bersama Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, Kadis PUPR Nagekeo, Anggota Dewan serta Aparat Desa Aeramo dan Tim Teknis Dinas PUPR serta Dinas Pertanian di Aula Kantor Desa Aeramo, Jumat (23/04/2021) siang.
Oscar menambahkan, banjir kerap terjadi di wilayah pemukiman setiap musim hujan. Bahkan, lahan kering yang menjadi tempat usaha perkebunan warga tertimbun pasir dan merusak semua tanaman.
Peristiwa ini, sebut Ockar, juga terjadi di beberapa lahan kering warga setempat di bagian hulu.
“Rumah saya tiap tahun direndam banjir, nah itu sebabnya. Kami mendukung pembangunan tapi harus dikaji secara baik. Ketika ini dibangun, tidak sekedar hanya digali, harus dibuat permanen,”katanya.
Hal serupa disampaikan Pius Aso, yang mengusulkan agar pemerintah dapat mencari solusi mengatasi masalah banjir di Aeramo.
Pius berkata, upaya pemerintah mengatasi masalah banjir diharapkan tidak muncul permasalahan baru bagi para petani setempat.
Bangun Sipon
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nagekeo, Bernard Dinus Fansiena mengatakan, pembangunan drainase dengan konstruksi permanen sepanjang 3, 300 kilometer itu dilaksanakan bertahap.
Hal ini diungkapkan Bernard atas pertimbangan anggaran yang telah di-refocusing akibat Covid-19.
Tahap pertama, terang dia, akan dibangun jembatan irigasi sipon dengan alokasi anggaran Rp 1 Miliar. Menurutnya, anggaran tersebut tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan drainase permanen, sesuai usulan warga.
“Untuk merancang konstruksi secara permanen dari hulu sampai hilir tidak mampu dengan anggaran kita. Kita bangun secara bertahap. Bangun sipon dulu sebesar Rp 1 Miliar tahun ini. Tentu dengan sipon tidak mengatasi masalah secara seluruh, karena nanti bertahap,”kata Bernard, dalam pertemuan itu.
Mengenai persoalan pembebasan lahan untuk mengatasi masalah banjir, kata Bernard, pihaknya berharap dukungan masyarakat. Sebab, pihaknya sendiri menghitung secara teknis, kemudian menganggarkannya.
“Untuk mengatasi persoalan tentu kami tidak sendirian, kami pada sisi keteknisan, kemudian penyelesaian secara holistik tentu bekerja semua pihak berkaitan dengan lahan yang dalam rencana dibangun,”katanya.
Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja pun mencatat sejumlah keluhan masyarakat mengenai rencana pembangunan drainase Kali Oki Wajo.
Wabup sendiri memahami keterbatasan anggaran pembangunan drainase dengan konstruksi permanen. Sehingga, secara pertahap pemerintah akan membangun terlebih dahulu jembatan sipon.
Ia pun meminta petugas teknis PUPR mengkaji secara matang dengan tidak merugikan masyarakat di Desa Aeramo.
“Kita fokus bangun jembatan air Oki Wajo. Dari situ kita kaji dulu nanti hingga SP lalu bangun permanen. Kaji benar-benar agar tidak semua lahan digusur,”katanya.
Ian Bala