Maumere, Ekorantt.com – Desa Koja Doi merupakan salah satu desa yang berada di gugus pulau yang mengitari perairan Teluk Maumere. Desa yang secara administratif berada di Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka ini memiliki fokus untuk mengembangkan desa pariwisata.
Kepada Desa Koja Doi, Hanawi sangat optimis untuk mengembangkan Desa Koja Doi cocok menjadi desa pariwisata. Pariwisata harus menjadi ikon tersendiri ketika orang bicara tentang Koja Doi. Keyakinannya bukan tanpa alasan.
“Saya berpikir untuk genjot pariwisata karena di sini ada potensi. Kita sudah invetarisir potensi pariwisata. Keindahan Teluk Maumere ada di sini. Kita juga punya mangrove, terumbu karang yang indah, teluk, jalur trekking, lingkungan yang bagus dan tentu saja masyarakatnya juga,” tutur Hanawi di kediamannya di Koja Doi Pada 10 November 2021.
Hanawi menuturkan, nama Koja Doi sudah cukup terkenal dengan beberapa keunikannya beberapa waktu belakangan. Sebut saja Bukit Batu Purba yang berada di sisi utara perkampungan Koja Doi.
Bukit batu ini sering dikunjungi wisatawan untuk sekadar mengabadikan momen dengan latar belakang perkampungan dan eloknya biru laut.
“Kita juga punya jembatan batu yang sudah dibangun sejak tahun 1979. Jembatan ini panjangnya 680, menghubungkan Pulau Koja Doi dan Pulau Besar. Ini langka. Keunikan lainnya juga adalah Pulau Koja Doi ini mirip janin bayi kalau dilihat dari lereng bukit di Pulau Besar,” tutur Hanawi.
Beragamnya potensi pariwisata di Desa Koja Doi memantik semangat pihak desa untuk serius mengelola pariwisata. Keseriusan itu berbuah hasil setelah desa ini meraih penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) pada tahun 2019 dari Kementerian Pariwisata. Kini, Desa Koja Doi juga menjadi salah satu desa wisata dampingan BPO Labuan Bajo-Flores.

Hal ini didukung pula dengan kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang resmi beroperasi sejak 27 November 2019. PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT memanfaatkan listrik energi surya untuk menerangi wilayah Desa Koja Doi. PLTS tersebut merupakan PLTS Komunal dengan daya 190 kWp.
“Di Koja Doi sudah ada 147 pelanggan yang sudah dilistriki. Untuk pelayanan kelistrikan saat ini masyarakat sudah teraliri listrik 24 jam,” kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur, Saut Pardomuan.
Saut mengatakan, pihaknya menyiapkan dua operator untuk merawat pembangkit dan jaringannya. Masyarakat diharapkan juga untuk menjaga PLTS agat tetap beroperasi.
PLN, menurut Saut, berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui energi listrik. Namun dibutuhkan manajemen penggunaan listrik agar lebih hemat.
Pada peresmian PLTS Desa Koja Doi, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan bahwa listrik sangat penting dalam menyokong desa wisata. PLTS pun membantu pengembangan ekonomi warga desa.
Bupati Robi mengatakan, masyarakat sangat antusias dengan kehadiran energi listrik PLN. Sebut saja Samyadin, warga Koja Doi yang punya usaha homestay.
Sejauh ini, sudah ada 19 homestay di Koja Doi, yang rata-rata memiliki dua kamar. Fasilitas-fasilitas seperti kipas angin, rice cooker, dan kulkas mudah dimanfaatkan dengan adanya listrik. Itu tentu memberi kenyamanan bagi tamu yang menginap.
Sam, begitu dirinya biasa disapa, sangat senang dengan adanya listrik PLN. Sebelumnya, dia menggunakan generator listrik milik desa untuk penerangan, yang pasokan listriknya hanya jam 6 sore hingga jam 12 malam.
“Sekarang PLTS sudah ada, kami senang bisa menikmati listrik 24 jam, tidak seperti dulu,” pungkasnya.