Festival Pelangi Lembah Colol Jadi Ruang Pengembangan Budaya Lokal

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Rangkaian acara Festival Pelangi Lembah Colol mewarnai peringatan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day). Festival ini menjadi ruang bagi pengembangan budaya lokal.

Festival Pelangi Lembah Colol yang berlangsung selama tiga hari ini diisi berbagai kegiatan mulai dari opening ceremony dan pentas seni dan Ekraf pada hari pertama. Seminar pariwisata dan prosesi patung Bunda Maria dan pentas seni dan pameran Ekraf pada hari kedua. Dan perayaan Ekaristi dan tarian caci pada hari ketiga.

Diselenggarakan oleh Dirjen Kebudayaan Kemenristekdikti RI berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Keuskupan Ruteng, Festival Pelangi Lembah Colol dilaksanakan di Colol, Desa Ulu Wae, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, pada Jumat hingga Minggu, 22–24 September 2023 lalu.

Sesuai dengan konsep pariwisata holistik; berpartisipasi, berbudaya, dan berkelanjutan yang diusung oleh Keuskupan Ruteng, festival ini diharapkan dapat membuka akses dan memberi manfaat ekonomi seluas-luasnya kepada masyarakat.

Dalam sambutannya Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr. mengatakan bahwa, hari pariwisata sedunia berkaitan sangat erat dengan pengembangan budaya lokal dan alam.

“Event ini penting supaya menyentuh masyarakat akar rumput, terutama komunitas budaya dan komunitas ekonomi tradisional. Hal ini juga untuk menggerakkan literasi pariwisata sebagai sebuah jembatan peradaban, artinya dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Pariwisata mesti libatkan masyarakat lokal dan sejahterakan kehidupan kita,” kata Uskup Sipri.

Tahun 2023 sendiri merupakan tahun yang istimewa untuk Desa Ulu Wae karena telah menjadi tuan rumah dua event besar, yaitu penyelenggaraan Festival Kopi Lembah Colol pada Juni lalu dan September ini dengan penyelenggaraan Festival Pelangi Lembah Colol.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas menegaskan bahwa konsep pariwisata harus berbasis masyarakat yang menempatkan masyarakat lokal sebagai basis utama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Desa ini sudah menjadi desa wisata yang di mana saat ini di jagat maya para petualang, pemandu wisata, pencinta kopi memperbincangkan keunikan yang ada di desa ini. Mari kita jaga hal-hal yang baik yang ada di desa kita,” tegas Agas Andreas saat membuka sesi seminar pariwisata pada hari kedua pada Sabtu, 23 September 2023.

Terpisah, Shana Fatina, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), berharap melalui penyelenggaraan berbagai event seperti festival ataupun penyelenggaraan event pariwisata lainnya dapat melahirkan makin banyak pelaku usaha baru yang bisa mengisi pasar pariwisata bukan hanya di Labuan Bajo sebagai pusat pariwisata NTT, tetapi juga di wilayah kabupaten lainnya di daratan Flores dan lainnya.

”Makin banyak event diselenggarakan, maka makin besar potensi kunjungan dan makin banyak peluang ekonomi yang bisa ditangkap oleh para pelaku usaha yang secara otomatis akan menggerakkan berbagai potensi UMKM sektor Parekraf dan secara otomatis juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” jelas Shana.

Festival juga diisi berbagai Produk UMKM Manggarai Timur seperti Kriya, Kuliner dan Kerajinan Tangan.

Salah satu pelaku UMKM Amor Craft, Elviana yang memproduksi kerajinan tangan antusias dengan penyelenggaraan festival yang menurutnya menjadi salah satu wadah untuk mempromosikan produknya.

“Kami sangat bersyukur dengan adanya festival ini kami diberi ruang untuk menampilkan dan menjual produk-produk kami. Kami berharap acara-acara seperti ini bisa lebih sering diselenggarakan supaya bisa menjadi sarana bagi kami para pelaku UMKM lokal bisa memasarkan produk kami,” ungkap Elviana.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA