Ende, Ekorantt.com – SMK Swasta Katolik Syuradikara meluncurkan buku hasil karya guru penggerak dan para siswa pada Apel Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023) pagi.
Saat apel tersebut, Pater Fidel Klau, SVD, Kepala SMK Swasta Katolik Syuradikara, mengapresiasi kerja mendorong literasi sekolah yang sudah dirintis oleh Theresia Ina Beluwa Koban bersama anak-anak wali kelasnya.
“Sebagai guru, kita harus kreatif. Mari kita jaga literasi di sekolah ini, bangunlah literasi yang kuat; dengan semangat para pahlawan, mari kita jadi pahlawan-pahlawan yang menginspirasi,” katanya dalam sambutan di halaman depan SMK Swasta Katolik Syuradikara.
Dalam suasana penuh semangat, lanjut Pater Fidel, semua tidak hanya mengenang para pahlawan, tapi juga merayakan hasil karya sendiri.
“Kita bangga atas hasil karya guru dan anak-anak siswa SMK Swasta Katolik Syuradikara, kita bangga karena karya tulis telah berhasil dicetak menjadi sebuah buku,” katanya.
Pater Fidel bilang, sebagai generasi penerus, semua warga sekolah mesti menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pahlawan demi kemajuan bangsa.
Menurut Pater Fidel, ini menjadi awal yang baik untuk menghidupkan gerakan literasi berkelanjutan di SMK Swasta Katolik Syuradikara.
Untuk itu, ia menegaskan poin-pon penting pada momen Apel Hari Pahlawan dan peluncuran buku berjudul “Kolam Literasi” itu.
Pertama, apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh siswa yang telah memulai dan memelihara aktivitas literasi yang hidup di dalam lingkungan sekolah.
Kedua, kepada para guru. Terima kasih kepada guru dan dorongan tanpa henti dan telah menjadi garda terdepan yang menciptakan ruang inspiratif.
Sementara Ina Koban, guru yang menginisiasi lahirnya buku “Kolam Literasi”, mengatakan, buku tersebut adalah aplikasi dari pengembangan hasil pendidikan lewat guru penggerak yang diembannya.
“Saya gunakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis perubahan,” katanya.
Ina Koban menjelaskan, dirinya memulai dengan, pertama, memahami kekuatan yang ada di sekolah dan membudayakan 15 menit literasi awal memulai aktivitas mengajar.
Kedua, membuat evaluasi terkait kemajuan dan kemundurannya. Ketiga, berkomitmen ke depan terus menghidupkan literasi lewat karya.
“Kami sudah memulai mendorong komunitas literasi di sekolah dengan aktivitas baca, kunjung perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah, dan menulis,” jelas Ina sambil berharap semua warga sekolah mendukung literasi yang sudah perlahan dihidupkan supaya menjadi budaya sekolah ke depan.
“Mari kita jaga, kita perkuat komunitas yang sudah dibentuk dan kita maksimalkan potensi guru dan peserta didik,” ajaknya.