Maumere, Ekorantt.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sikka, Antonius Tanjung melaksanakan reses masa sidang 1 tahun 2024-2025 pada Minggu, 15 Desember 2024.
Reses dilaksanakan di dua lokasi, yakni Dusun Tanaduen, Desa Baopaat, Kecamatan Lela dan Dusun Watuwelut, Desa Ribang, Kecamatan Koting.
Antonius, anggota DPRD dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), menjelaskan kepada warga tentang pentingnya kegiatan reses. Baginya, reses merupakan kegiatan untuk menyerap aspirasi dan keluhan masyarakat dari daerah pemilihan masing-masing wakil rakyat.
Saat reses, kata Antonius, terjadi komunikasi dua arah antara wakil rakyat dengan konstituennya. Reses juga di menjadi sarana untuk menjalin silahturahmi.
“Saya berharap reses kali ini dapat menampung aspirasi masyarakat sebanyak banyaknya,” ujarnya saat reses di Tanaduen.
Tampung Banyak Usulan
Saat reses di dua titik tersebut, Antonius menerima banyak usulan masyarakat. Yustina Rensiana, warga Dusun Tanaduen mengusulkan pengadaan fiber penampung air. Selama ini mereka tidak memiliki bak penampung air.
Kemudian, warga lainnya Yosef Lewang mengusulkan, pembukaan jalan tani untuk akses menuju perkebunan warga.
“Selama ini warga pakai jalan setapak yang cukup ekstrem, bisa bahaya bagi warga karena jalan mendaki dan warga pikul barang,” kata Yosef.
Warga lain yang karib disapa Bobi mengutarakan masalah pupuk. Selama ini, kata dia, warga setempat sulit mendapatkan pupuk. Akibatnya, banyak tanaman pertanian yang rusak dan gagal tumbuh.
Warga lainnya mengusulkan, saluran air, lampu penerangan jalan, pagar tembok sekolah, ternak babi, pengadaan meteran air, dan rumah layak huni.
Sementara saat reses di Dusun Watuwelut, Antonius mendengarkan berbagai keluhan seperti trayek mobil Koting-Maumere yang sudah tidak ada.
“Sekarang warga pakai ojek yang biayanya cukup mahal. Kalau kita naik mobil angkot biayanya lebih murah,” kata Mance, warga setempat.
Mance berharap, trayek mobil Koting-Maumere bisa dihidupkan lagi sehingga warga tidak kesulitan dalam akses transportasi.
Ia menyoroti soal pelayanan kesehatan di Puskesmas Koting. Misalnya, warga mau berobat ke rumah sakit harus ada rekomendasi dari puskesmas, sementara pasien dalam kondisi gawat.
“Kalau bisa keselamatan nyawa manusia itu yang harus didahulukan bukan surat rekomendasi,” tegas Mance.
Kemudian ia mengusulkan, berobat ke puskesmas atau rumah sakit sebaiknya tanpa harus membawa BPJS atau KIS.
“Kalau bisa cukup bawa KTP juga bisa menjadi persyaratan untuk bisa berobat di Puskesmas atau rumah sakit,” pinta Mance.
Antonius sendiri berjanji siap memfasilitasi usulan warga. Jalan tani, misalnya, ia mengingatkan agar pemilik lahan harus bersepakat memberikan lahan mereka untuk pembukaan jalan tersebut.
“Jangan sampai ketika mau eksekusi ada pemilik lahan yang tidak merelakan tanahnya. Jadi berembuk bersama dulu dengan pemilik lahan, baru bisa dieksekusi,” katanya.
Antonius mengatakan, semua aspirasi dari masyarakat akan dicatat, diserap, dan menjadi bahan masukan di rapat DPRD Sikka.
Sejarah Baru
Warga Tanaduen mengaku momen reses yang dilakukan Antonius merupakan sejarah baru, sebab anggota DPRD Kabupaten Sikka baru pertama kali melakukan reses di tempat mereka.
Demikian diakui Mance, warga Dusun Tanaduen, Desa Baopaat. Juga diakui Bobi dan Yosef Lewang, warga Dusun Watuwelut, Desa Ribang.
“Selama ini dari periode ke periode, anggota dewan yang kami sudah pilih tidak pernah melakukan reses seperti ini. Baru pertama kali, anggota DPRD Sikka, bapak Tan yang datang melakukan reses di tempat kami,” aku Mance.
Menurut dia, pengertian tentang tujuan kegiatan reses baru diketahui warga setelah Antonius melakukan reses di wilayah mereka.
“Selama ini kami buta tentang apa itu reses. Bagaimana kami bisa tahu dan paham tentang reses. Kalau selama ini anggota dewan yang kami pilih tidak pernah datang reses,” ujarnya.
“Kami sangat bersyukur Bapak Tan, langsung hadir di tengah kami, mendengar keluh kesah kami, meskipun hujannya sangat lebat,” pungkas Mance.