Maumere, Ekorantt.com – Pengguna Pasar Alok keluhkan kondisi pasar yang sepi pengunjung saat Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago mengunjungi Pasar Alok, Rabu, 9 April 2025.
“Pasar ini sangat sepi. Pendapatan kami menurun jauh. Kami minta solusi dari bapak Bupati,” kata Bapak Sugi, salah satu pengguna pasar saat bertemu Juventus di depan Kantor Pengelola Pasar Alok.
Sugi yang dipercayakan menjadi ketua Forum Komunikasi Pengguna Pasar Alok juga menyoroti pengaruh portal pasar di pintu masuk dan keluar pasar, yang menurutnya tidak efektif dan turut menyebabkan menurunnya kunjungan pembeli.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan kenaikan tarif lapak yang terjadi sejak awal tahun.
“Kenaikan dari Rp40 ribu hingga Rp100 ribu sejak awal tahun ini, tergantung besar lapak. Kami tidak persoalkan kenaikan tarif ini kalau pasar ramai,” kata salah satu pengguna lapak, Bapak Ardi.
“Kami bertahan karena butuh tempat kerja. Apa solusinya untuk kami? Kalau lama-lama terus merugi, penjual akan berhenti semua.”
Menurut mereka, persoalan utama di Pasar Alok adalah kunjungan pembeli yang semakin berkurang serta penataan dalam pasar yang tidak teratur dan tidak tertata rapi.
Akan Ditata
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sikka, Ferdy Lepe mengatakan pihaknya akan menata pasar Alok.
Kata dia, dinas menyiapkan dana sebesar Rp2 miliar untuk penataan kembali Pasar Alok berupa penerangan dan penataan fasilitas dalam pasar.
Soal kenaikan tarif, kata dia, diterapkan beragam bergantung pada besaran lapak masing-masing penjual.
“Itu kami lakukan berdasarkan Perda nomor lima tahun 2023. Baru dilaksanakan awal 2025 ini,” ujar Ferdy.
Selain itu, Ferdy juga meminta bupati agar segera menutup permanen Pasar Wuring serta menertibkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar-pasar liar lainnya.
Sementara itu, Juventus mengatakan bahwa pihaknya akan concern menata kembali Pasar Alok, dimulai dengan dilakukan rapat koordinasi bersama pengguna pasar, setelah Paskah akhir April nanti.
“Bapa mama tahu, kami baru sebulan ini, masih penataan di birokrasi. Pasar ini menjadi salah satu agenda kami. Tanpa bapak-bapak beritahu, saya tahu karena banyak keluarga saya yang berjualan di sini,” kata Juventus.
Menurutnya, penataan Pasar Alok yang paling utama adalah penataan ruang, termasuk lapak-lapak.
“Pemeliharaan itu bukan soal lampu-lampu, tetapi bagaimana lapak-lapak ini ditata dengan baik, serta menertibkan penjual secara detail,” kata dia.
“Kalau mau tutup sana-sini tapi kalau di dalam sini tidak ditata baik, bagaimana? Saya yakin kalau pasar ditata bikin bagus, pengguna tidak akan mengeluh dengan tarif besar sekalipun.”
Juventus berkomitmen untuk melakukan penataan pasar serta akan melibatkan para pengguna pasar dalam pengambilan kebijakan, “supaya kita sama-sama baik.”
Sorotan soal kondisi Pasar Alok yang sepi dan tidak tertata bukan baru kali ini diangkat oleh para pengguna pasar. Sejak tiga tahun lalu, mereka terus meminta perhatian serius Pemda.
Bahkan, tahun 2024 tercatat terjadi hingga lima kali demonstrasi oleh para pengguna pasar dengan tuntutan yang sama: pasar sepi, penataan kembali lapak-lapak dalam pasar, serta penerapan kebijakan menaikkan tarif yang tanpa memedulikan kondisi pasar.