Satpol-PP dan Damkar Nagekeo Beri Edukasi Cegah Kebakaran di Musim Kemarau

Ia mengatakan, edukasi pencegahan kebakaran tersebut sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya masyarakat tentang bahaya kebakaran dan non-kebakaran.

Mbay, Ekorantt.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan Pemadam Kebakaran Nagekeo, NTT, memberikan sosialisasi dan edukasi pencegahan kebakaran jelang musim kemarau di Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro pada Selasa, 17 Juni 2025.

“Kami datang untuk mengajak masyarakat berpartisipasi mencegah kebakaran di musim kemarau,” ujar Kasat Pol PP Nagekeo, Muhayan Amir.

Ia mengatakan, edukasi pencegahan kebakaran tersebut sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya masyarakat tentang bahaya kebakaran dan non kebakaran.

Masyarakat didorong untuk mengenal tentang kebakaran, jenis-jenis kebakaran, cara penyampaian informasi kebakaran hingga upaya gerakan bersama dalam pemadam kebakaran.

“Nah, ada SOP (Standar Operasional Prosedur) pemadam kebakaran terutama menyelamatkan nyawa manusia dan barang-barang berharga,” jelas Amir.

Ia menyebutkan setidaknya terdapat tiga macam kebakaran yang sering terjadi di Nagekeo yakni kebakaran hutan dan lahan, kebakaran akibat korsleting serta kebakaran rumah akibat kelalaian seperti dari lilin, lampu pelita atau dari dapur.

“Seperti kasus kebakaran seorang suster di Wolowae beberapa waktu lalu tidak bisa diselamatkan karena jarak tempuh jauh. Reaksi kebakaran dalam SOP paling kurang dalam waktu 15 menit. Selebihnya tidak bisa diselamatkan,” ucap Amir.

Dalam kegiatan itu, Satpol PP dan Damkar Nagekeo membentuk tim satuan relawan pemadaman kebakaran dan non kebakaran (Satlakar) untuk membantu pemerintah dalam tugas pemadam kebakaran.

Tim ini juga sebagai penggerak dan promotor untuk kerja-kerja kemanusiaan dari segi kebakaran, kata Amir.

Penjabat Kepala Desa Ulupulu 1, Hilarius Ceme, berharap tim relawan yang sudah dibentuk senantiasa siap bekerja tanpa batas waktu.

Hilarius tidak ingin kasus-kasus kebakaran yang terjadi sebelumnya di desa itu banyak masyarakat hanya datang menonton.

“Dari pengalaman itu, saya berharap relawan nanti bersigap,” ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Hilarius meminta petunjuk teknis dari Satpol PP dan Damkar Nagekeo tentang tugas dan fungsi agar kerja-kerja relawan ini bisa terarah dan terukur. Apalagi saat ini memasuki musim kemarau dan akan terjadi upacara adat berburu di wilayah Ndora pada umumnya.

“Berkaitan dengan acara berburu, kita sama-sama memberi pencerahan kepada masyarakat. Bahwa nanti ada argumen berburu dengan identik dengan bakar hutan maka yang akan berproses adalah undang-undang. Pemerintah hanya menjalankan tugas,” kata Hilarius.

Acara sosialisasi tersebut dilanjutkan dengan simulasi penggunaan alat pemadam api ringan (Apar) dan kain basah oleh petugas Damkar terhadap relawan.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA