Ruteng, Ekorantt.com – Ketua Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nonato da Purificacao Sarmento, meminta jajaran Bawaslu di tingkat Kabupaten/Kota untuk tetap aktif meski berada di masa non tahapan.
Menurutnya, eksistensi lembaga harus tetap dijaga lewat berbagai kegiatan kreatif yang tidak bergantung pada anggaran.
Nato berharap ada program kreatif yang dilakukan Bawaslu Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang kemudian dapat ditiru oleh Bawaslu Kabupaten/Kota lainnya.
Program kreatif tersebut di antaranya berupa pendidikan pemilih yang berdampak pada partisipasi pemilih dalam pengawasan Pemilu dan Pemilihan selanjutnya.
“Undang-undang mengamanatkan kepada kita untuk melakukan pendidikan pemilih. Nah, masa non tahapan sangat efektif untuk melakukan pendidikan pemilih. Meski kita juga terimbas efisiensi anggaran, cobalah merancang kegiatan kreatif yang non-budgeting,” ujar Nato saat Rapat Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kabupaten Manggarai pada Jumat, 20 Juni 2025.
Ia mencontohkan, Bawaslu bisa melakukan pendidikan pemilih dengan menyasar pemilih pemula melalui kerja kolaboratif dengan sekolah-sekolah atau melalui Dinas Pendidikan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Bawaslu juga bisa meminta pemerintah daerah agar ada program kegiatan yang menyentuh pendidikan pemilih sebagai ruang kolaborasi dengan Bawaslu untuk menjangkau masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.
“Hibah itu tidak selamanya berupa anggaran. Bisa juga melalui program yang memungkinkan Bawaslu berkolaborasi dengan pemerintah daerah,” katanya.
Ia berharap Bawaslu Kabupaten Manggarai dapat dijadikan pilot project dalam hal pengembangan program kreatif tanpa anggaran selama masa non tahapan ini.
“Jika Bawaslu Kabupaten Manggarai sukses melaksanakan program inovatif tersebut, perlu ada reduplikasi yang lebih kreatif dan inovatif oleh Bawaslu Kabupaten/Kota lain khususnya di wilayah Flores,” harap Nato.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Manggarai Fortunatus Hamsah Manah, mengapresiasi Ketua Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur yang banyak membagikan gagasannya untuk mempertahankan eksistensi dan mendorong kemajuan lembaga tersebut.
“Kami mendapatkan banyak masukan sebagai evaluasi bagi kerja kami. Ada banyak gagasan menarik yang telah disampaikan. Kegiatan kreatif dan inovatif perlu kita isi dalam rangka memperkuat eksistensi lembaga kita,” kata Alfan.
Anggota Bawaslu Kabupaten Manggarai, Yohanes Manasye menambahkan, kolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk kegiatan non anggaran yang menyasar pelajar sebagai calon pemilih pemula, perlu dilakukan demi mendorong partisipasi pemilih.
Ia mengatakan partisipasi pemilih memang menjadi salah satu catatan penting dalam pengawasan Pemilihan Serentak 2024. Dari sisi pengawasan, kata John, partisipasi pemilih cukup baik. Namun dari sisi partisipasi untuk memberikan suara di TPS, kali ini mengalami penurunan yang signifikan, yakni 68,65 persen untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan 68,72 persen untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Dari data distribusi C Pemberitahuan KPU, terungkap bahwa penyumbang terbesar pemilih yang tidak memberikan suara di TPS adalah para perantau yang tidak diikuti dengan perubahan domisili pada dokumen kependudukan. Mereka adalah pekerja dan mahasiswa yang keluar luar daerah dan tidak pulang atau tidak mengajukan pindah memilih ke TPS lain pada saat pemungutan suara.
Melalui pendidikan pemilih, para pelajar sebagai calon pemilih pemula diajak untuk mengajukan pindah domisili bila suatu saat mereka merantau untuk sekolah atau bekerja di daerah lain.
“Bila masih ber-KTP-el Manggarai, mereka diajak pulang untuk bisa memilih di TPS asal. Namun bila tidak bisa pulang, sejak dini mereka diberitahu tentang prosedur pindah memilih agar bisa menggunakan hak pilihnya di TPS lain sehingga mereka tidak kehilangan hak pilihnya,” kata John.
Sementara itu, Marselina Lorensia, Anggota Bawaslu lainnya mengatakan salah satu bentuk kegiatan kreatif bisa dengan melakukan kegiatan kunjungan ke berbagai mitra dan juga melakukan riset yang berhubungan dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sehingga kita mempunyai basis data hasil penelitian yang bisa digunakan dalam pengambilan kebijakan dan penyelenggaraan program Bawaslu.
Kegiatan riset dilkukan dengan mengandeng mitra peneliti yakni dosen-dosen di perguruan tinggi untuk mengungkap penyebab rendahnya partisipasi pemilih serta upaya mencegahnya.
“Berdasarkan informasi yang diperoleh Bawasu, terdapat sejumlah penyebab rendahnya partisipasi di Pilkada tahun 2024 , di antaranya karena penempatan TPS dan pemilih perantau. Melalui penelitian yang berkolaborasi dengan perguruan tinggi ini kita akan punya kajian ilmiah tentang penyebab dan upaya mencegahnya,” katanya.