Di Balik Suka Dekor Larantuka, Ada Maria Lein

0

Larantuka, Ekorantt.com – Dalam sistem patriarki, wanita selalu identik dengan identitas gender yang lemah. Tak berdaya. Hanya bisa bekerja di dapur: memasak, cuci piring, bersih rumah, cuci pakaian, urus anak dan lainnya.

Namun tidak demikian bagi Maria Geterudis Lein (27). Gadis asal Waibalun, Kabupaten Flores Timur ini mendirikan usaha seni khususnya di bidang dekorasi.

Bermodalkan hobi menata panggung dan uang seadanya, Maria nekat merintis usaha itu pada 2019. Ia memberi nama usaha tersebut Suka Dekor Larantuka. Maria terlihat gigih dalam melakoni pekerjaannya sebagai dekorator pada pesta pernikahan maupun pesta lainnya.

Model akhir hasil olah Suka Dekor Larantuka/Ekora NTT

Ia terus mengasah kemampuannya dan terus berinovasi untuk menghasilkan desain dekorasi yang berbeda dengan dekorator lainnya di Larantuka.Maria menampilkan model desain dekorasi dengan desain rustic minimalis. Menurut Maria, Suka Dekor Larantuka memberikan tampilan berbeda dan kekinian, baik dari sisi model, tema maupun warna supaya menarik calon konsumen.

“ Kadang menyesuaikan dengan selera customer, jika customernya request dekorasi mewah kami turuti,” ujarnya kepada Ekora NTT, 9 Oktober 2022 lalu.

Kini, usaha dekorasi milik Maria dikenal luas oleh warga kota Larantuka. Hal ini berbanding lurus dengan permintaan pemakaian jasa dekorasinya yang terus meningkat. Seiring meningkatnya permintaan, Maria pun mempekerjakan lima karyawan baru di Suka Dekor Larantuka.

Maria tergolong cerdas dan gigih. Meski usianya masih seumur jagung, ia berhasil mengembangkan usaha mikro. Usaha Maria pun bisa bersaing dengan usaha sejenis di Larantuka, Flores Timur, yang sudah bergeliat sejak lama.

Kerja keras dan kerja cerdas Maria tak sia-sia. Sebulan ia bisa meraup untung Rp3 juta hingga Rp8 juta untuk satu dua pesanan. Jika pesanan itu lebih dari dua dipastikan penghasilan lebih dari itu.

Ia mengatakan, merambah usaha seni dekorasi memang tak gampang, akan tetapi usaha tersebut selalu diburu oleh pasangan yang hendak menikah atau merayakan hajatan pesta lainnya.

Kendati demikian, kata dia, di tengah permintaan yang banyak juga muncul persaingan di antara sesama usaha di bidang seni dekorasi, sehingga kadang sulit untuk mendapatkan klien.

“Karena banyaknya pendatang baru dengan tema dekorasi yang mirip-mirip, dengan harga yang lebih murah, kami mulai kurang orderan,”ujarnya.

Dari situ, Maria berpikir keras untuk mengembangkan usaha tersebut sehingga tidak mati suri atau gulung tikar di tengah menjamurnya dekorator baru.

“Menjadi dilema bagi kami, apakah harus banting harga atau kah tetap menjaga kualitas. Apalagi banyak pelanggan menuntut hasil yang perfect tapi banyak nawar,” imbuhnya.

Maria Lein bilang ia tertarik mengembangkan usaha dekorasi karena di Flores Timur belum ada dekorasi bertema rustic minimalis. Ia menyebut, jasa dekorasi sudah banyak hanya saja belum kekinian. Maka, pihaknya mencoba sesuatu yang baru dan banyak yang tertarik. Ia sadar, usaha yang ia rintis sangat didukung baik oleh pihak keluarga maupun teman-temannya.

Bahkan, kini Suka Dekor Larantuka punya banyak pelanggan dari berbagai wilayah seperti Adonara, Lembata, Larantuka, hingga kota Maumere.

Dirinya berharap ke depan Suka Dekor Larantuka semakin besar dan terus memberikan yang terbaik untuk semua pelanggan.

“Saya sangat berharap di masa depan, Suka Dekor Larantuka bisa punya modal sendiri yang lebih besar agar tidak berhenti pada jasa dekorasi saja tetapi juga bisa membantu semua jasa wedding planner,” pungkasnya.

Distan Nagekeo Minta Petani Segera Siapkan Lahan

0

Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pertanian (Distan) meminta petani segera menyiapkan lahan untuk menanam berdasarkan prakiraan BMKG mengenai peralihan musim kemarau ke musim hujan lebih awal.

“Peralihan musim dengan anomali iklim saat ini memang semakin tajam. Kami sudah informasi kepada masyarakat melalui PPL untuk segera mempercepat menyiapkan lahan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Nagekeo Oliva Monika, Jumat.

BMGK menyatakan fenomena La Nina dan Indian Ocean Dipole (ION) negatif menjadi penyebab pola cuaca di Indonesia berubah, termasuk di wilayah Nagekeo. Hal itu menyebabkan musim hujan terjadi lebih awal.

Cepatnya peralihan musim panas ke musim hujan dari sebelumnya atau fluktuasi curah hujan pada periode ini, bagi Oliva ialah hal yang normatif. Sebab, standar musim tanam di Indonesia pada umumnya pada segmen pertama biasa terjadi pada Oktober hingga Maret. Sedangkan segmen kedua pada April-September

Dengan kondisi ini, Oliva menyarankan petani agar bisa beradaptasi dengan kondisi cuaca serta dapat menyiapkan lahan untuk menanam.

“Intensitas hujan semakin tinggi sehingga sudah masuk pada segmen musim tanam pertama,” ujar Oliva.

Mengenai keadaan cuaca di Nagekeo, Pemda Nagekeo pernah kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyiapkan aplikasi pola curah hujan.

Oliva menyatakan aplikasi tersebut memang belum ter-update pada tahun ini, namum pola curah hujan di Nagekeo tidak jauh bergeser dari prediksi keakurasian aplikasi yakni di atas 80%.

“Keaktifan petani sangat ditentukan keadaan cuaca. Tetapi saya menyarankan mereka harus tetap mengisi (bertani) karena krisis pangan di dunia ini sudah mulai nyata. Jangan cemas dan harus terus menanam apa saja sebagai bahan konsumsi pangan,” kata Oliva berpesan.

Dari Stunting hingga Kematian Bayi: Buntut Perkawinan Anak di Sikka

Maumere, Ekorantt.com – Data BPS Provinsi NTT 2015-2020 menyebutkan 1 dari 10 anak perempuan di Sikka menikah di bawah usia 20 tahun setiap tahun. Perkawinan lebih dini memicu persoalan kesehatan ibu dan bayi, serta dampak lanjutan seperti gizi kurang dan stunting, hingga kematian bayi.

Kurang lebih 8 meter dari bangunan rumah yang ditinggali Alfa, ada sebuah makam berukuran 40 cm x 1 meter. Di atasnya tertancap salib kecil bertuliskan nama. Simbol bintang dan angka “01.9.2022” sebagai tanggal lahir dan angka “08.9.2022” diberi simbol salib sebagai hari kematian. Itu adalah makam bayi perempuan milik Alfa (17), bukan nama sebenarnya, yang meninggal seminggu usai persalinannya.

Alfa hamil pada usianya yang sangat belia: 16 tahun. Alfa hanya duduk di pendidikan SMA kelas X. Ia baru menyadari bahwa ia hamil saat ia lebih sering mual disertai muntah, dan terlambat datang bulan. Sang suami dan mertua mengantarnya ke pelayanan kesehatan di desa untuk mengecek kesehatan. Pada 22 Januari 2022, ia dinyatakan hamil dan usia kandungannya menginjak 2 bulan.

Alfa rutin memeriksakan kandungannya ke posyandu terdekat. Ia mengikuti kelas ibu hamil dan dengan dorongan dari bidan desa. Untuk pemeriksaan USG, ia harus ke klinik dokter kandungan yang berada di Maumere, 38 km dari desanya.

“USG pertama itu 17 Juni 2022 dan yang kedua tanggal 11 Agustus 2022,” kata Alfa.

Saat USG, dokter yang melayaninya memberi tahu bahwa ia mengandung bayi kembar perempuan. Dokter juga menyarankannya untuk makan makanan bergizi dan istirahat teratur.

“Saya makan seperti biasa. Makan yang disarankan dokter. Saya juga minum susu.” Saat kehamilan, berat badan Alfa hanya 40 kg.

1 September 2022, pagi-pagi sekali Alfa dilarikan ke rumah sakit. Alfa mulai kesakitan dan menunjukan tanda-tanda hendak melahirkan.

“Sampai di sana sudah pembukaan dua,” kata Alfa.

Jam 3 sore ia melahirkan di RSUD TC Hillers. Persalinannya lebih cepat sebulan dari perkiraan. Bayinya prematur. Satu bayinya menangis dengan lantang sedangkan bayinya yang lain tidak menangis pasca persalinan. Kedua bayinya lahir dengan kondisi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau kurang dari 2500 gram. Berat keduanya masing-masing 1063 gram dan 1046 gram. Mereka dibaringkan dalam inkubator.

“Kira-kira 1 minggu lebih ada di dalam tabung. Air susu dikasih lewat selang,” cerita Alfa.

Seminggu berselang, tepatnya pukul dua pagi, sang bayi yang tidak menangis, sebut saja Jeni, mengeluarkan lendir dan darah dari hidung dan mulutnya. Nyawanya tak tertolong. Jeni berpulang.

“Dokter bilang karena luka dalam. Dia bayi prematur. Dan (kondisi) saya yang melahirkan di umur 17 tahun. Bayi yang meninggal itu diam saja pas lahir. Kalau menangis, pelan sekali,” kata Alfa mengenang. “Pagi-pagi, Bapa bawa pulang untuk dikuburkan di rumah.”

Beberapa hari setelahnya, bayi Alfa yang masih hidup sudah bisa dikeluarkan dari inkubator. “Dua hari, dia tidur di dalam boks biasa (tempat tidur bayi) dan sudah bisa ASI dengan lancar.”

*

Kehamilan Alfa merupakan kehamilan berisiko, utamanya karena ia masih berusia anak. Terlebih lagi, Alfa masuk dalam kategori ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis). Maksudnya, KEK adalah keadaan kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan (LILA) kurang dari 23,5 cm.

Riset akademisi Universitas Udayana, Patricia Stephanie dan Sari Komang Ayu Kartika mengidentifikasi risiko KEK meningkat pada usia ibu hamil yang lebih muda. “Dapat juga berpengaruh terhadap kesehatan ibu,” tulis mereka dalam riset bertajuk Gambaran Kejadian Kurang Energi Kronik dan Pola Makan Wanita Usia Subur di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan Klungkung Bali pada 2016 lalu.

Meski Alfa mengaku telah mengakses layanan kesehatan sejak usia kandungannya di bulan kedua, komplikasi kehamilan yang kerap menjadi bayang-bayang bagi ibu hamil berisiko terjadi padanya: kelahiran prematur dan kematian bayi.

Alfa tak sendiri menjadi ibu di usia anak. Sariawang, bidan yang bertugas di Polindes (Poliklinik Desa) Nangahale, Kecamatan Talibura, mengatakan bahwa tahun ini ada tiga perempuan usia anak yang mengakses layanan kesehatan untuk memeriksa kehamilan mereka.

“Di sini, setiap tahun ada perempuan yang hamil di usia anak,” kata Sariawang.

Menurut Sariawang, anak-anak tersebut melakukan nikah siri atau lebih dikenal dengan “nikah bawah tangan”.

Padahal, Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan telah menetapkan usia minimal perkawinan untuk perempuan dan laki-laki yaitu 19 tahun. Sebelumnya, dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974, usia minimal perkawinan untuk perempuan berusia 16 tahun dan laki-laki 19 tahun.

Sementara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menetapkan usia minimal perkawinan bagi perempuan adalah 21 tahun dan bagi laki-laki yaitu 25 tahun.

“Perkawinan anak dapat dilihat dari jumlah ibu hamil di bawah 20 tahun,” kata Petrus Herlemus, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mencatat Talibura menjadi kecamatan dengan jumlah ibu hamil terbanyak di Kabupaten Sikka pada 2021. Tahun itu, terdapat 493 ibu hamil usia di bawah 20 tahun dari 5345 ibu hamil di Kabupaten Sikka. Rata-rata ibu hamil di bawah usia tersebut sebesar 9,22%.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka beririsan dengan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh BPS setiap tahun. Survei yang menggunakan kerangka sampel 25% dari populasi ini menyatakan bahwa rata-rata perempuan yang kawin dari rentang usia 10-20 tahun di Kabupaten Sikka dari 2015-2020 sebesar 10,28%. Angka ini menunjukkan bahwa 1 dari 10 perempuan di Kabupaten Sikka kawin di usia anak selama rentang waktu tersebut.

Kementerian Kesehatan RI menargetkan prevalensi ibu hamil KEK sebesar 16% pada tiap provinsi pada 2020. Pada tahun yang sama, persentase ibu hamil KEK di NTT jauh dari target yaitu sebesar 23,4% dan paling tinggi secara nasional (Laporan Kinerja Kementerian 2020).

Angka 16% dari Kemenkes ini pun masih jauh jika dibandingkan di Kabupaten Sikka. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, selama 2019-2021,  persentase ibu hamil KEK setiap tahun selalu ada di atas 20%. Angka ini menunjukan 1 dari 5 ibu hamil di Kabupaten Sikka mengalami KEK dan masih berkutat di angka yang sama.

KEK pada ibu hamil, menurut Stephanie dan Kartika, berdampak pada risiko dan komplikasi pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan risiko penyakit infeksi. Pada proses persalinan, KEK dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan melalui operasi. KEK ibu hamil juga mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal (kematian bayi 28 hari pasca lahir), cacat bawaan, dan lahir dengan BBLR.

Data ini juga menyebutkan prevalensi ibu hamil KEK dari 2019-2021 senada dengan prevalensi ibu hamil di bawah usia 20 tahun di tahun yang sama. Pada 2020, jumlah ibu hamil KEK mengalami kenaikan dari 22,59% menjadi 25,81%,  seiring dengan kenaikan jumlah ibu hamil di bawah usia 20 tahun dari 8,08% dan 9,25%.

Menukil data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, jumlah bayi yang lahir dengan kondisi BBLR di Kabupaten Sikka di tahun 2021 sebanyak 549 kasus dari 5014 kelahiran. Data yang sama juga menyebutkan bahwa selama 3 tahun terakhir, 1 dari 10 bayi yang lahir di kabupaten Sikka adalah bayi dengan kondisi BBLR. Selama tahun 2019-2021, jumlah ini terus meningkat.

Lebih lanjut, Stephanie dan Kartika bilang bahwa akibat BBLR, bayi mempunyai risiko kematian yang tinggi. BBLR juga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak seperti gizi kurang dan stunting.

“Jumlah ini termasuk dengan bayi yang lahir dari ibu hamil KEK maupun tidak KEK,” kata Reineldis Jelita, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka,  kepada Ekora NTT pada awal September 2022 lalu.

Reineldis tidak merinci secara jelas berapa balita gizi kurang yang disebabkan ibu hamil KEK. Tapi, ia membenarkan ibu hamil KEK ikut berpengaruh pada meningkatnya jumlah balita gizi kurang di Sikka.

Sementara itu data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menunjukkan, persentase jumlah balita kurang gizi menurun dari 2019-2021. Namun data per Agustus 2022, persentasenya naik menjadi 9,92%.

Pada sisi lain, prevalensi stunting di Kabupaten Sikka selama 3 tahun terakhir (2019-2021) masih di angka 19,68% atau 1 dari 5 anak di Sikka mengalami stunting. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka menunjukan bahwa persentase jumlah stunting di Sikka mengalami penurunan.

“Stunting sendiri di Kabupaten Sikka mengalami penurunan menjadi 13,8% per Agustus 2022. Saat (balita) keluar dari stunting, anak-anak ini harus diberi makan. Kalau tanpa itu, tidak bisa. Yang lain (sanitasi) adalah penunjang. Tapi hari ini mereka butuh makan,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus.

Rupanya, bayi BBLR memiliki dampak yang kompleks. Risiko kematian acapkali membuntuti bayi BBLR. Riset Stephanie dan Kartika juga mengatakan bayi yang lahir dengan kondisi BBLR ini dapat mengalami kematian.

Tahun 2021, data kematian bayi di BPS Provinsi NTT mencatat jumlah kematian bayi usia 0-12 bulan di Kabupaten Sikka sebanyak 51 kasus. Angka kematian bayi tahun 2021 sebanyak 9 dari 1000 kelahiran. Jumlah ini setara dengan rata-rata angka kematian bayi di Kabupaten Sikka sejak 2015-2021.

Sejauh ini, pemerintah setempat masih berkutat pada penyelesaian masalah stunting. Langkah yang paling masif dilakukan adalah Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil KEK.

Minim Pendampingan

Minimnya pendampingan dari orang tua disebut sebagai salah satu penyebab kehamilan usia anak. Keluarga dinilai tidak mampu menyiapkan anak-anak dalam fase transisi remaja.

“Kita kembali ke keluarga. Pendampingan kepada anak-anak, pendampingan kepada remaja itu belum bagus. Ketahanan keluarga dan penyiapan keluarganya belum (mapan). Kembali dari rumah dulu karena pendidikan utama itu dari rumah,” kata dr Maria Bernadina Sada Nenu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Sikka.

Maria mengklaim, pihaknya memotivasi remaja untuk menjalankan lima transisi remaja yakni pendidikan, mencari dan mendapatkan pekerjaan, penyiapan kehidupan berkeluarga, diterima menjadi anggota masyarakat, dan melakukan perilaku hidup sehat.

“Supaya ketika dia sudah masuk ke hidup berkeluarga dia sudah siap, siap fisik, siap mental, secara ekonomi bagus. Jadi matang secara fisik, sosial, dan ekonomi untuk berkeluarga,” kata dr. Maria.

Dinas P2KBP3A memiliki program utama yaitu Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) yang fokus kepada delapan fungsi keluarga, dan Genre (Generasi Berencana) bagi para remaja. Program Bangga Kencana baru disosialisasikan di Sikka pada 29 September 2022.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka melalui tenaga-tenaga kesehatan terus melakukan pendampingan kepada remaja-remaja perempuan untuk mencegah dan menangani perkawinan anak.

“Itu sebenarnya soal perilaku. Sebenarnya akses ke tenaga kesehatan, kemudian edukasi promotif dan preventif terus dilakukan oleh tenaga kesehatan terus dilakukan,” klaim Petrus.

Melalui program Sahabat Sehat, sebuah pendekatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan secara personal ke keluarga-keluarga, kata Petrus, diklaim menjadi salah satu upaya untuk mendampingi keluarga-keluarga demi mencapai status kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Tenaga kesehatan secara berkala  mendatangi untuk memberikan tablet tambah darah kepada remaja perempuan disertai pemberian materi tentang kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah tingkat pertama dan menengah atas.

“Itu mulai dari remaja putri. Yang sekarang kita lagi gaungkan adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, untuk bersiap masuk ke istilahnya pernikahan itu bahwa kesehatannya sudah terjamin,” kata Petrus. ”Anak-anak perempuan yang dibagikan tablet tambah darah minum di depan gurunya.”

Dinas Kesehatan dan P2KBP3A mengklaim bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, mereka telah menjalankan program-program yang telah dicanangkan. Namun, sejak undang-undang tentang perkawinan telah direvisi pada 2019, jumlah pernikahan anak  yang disebutkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka tak menurun dengan signifikan. Artinya, pernikahan anak masih menjadi PR besar yang pencegahan dan penanganannya belum masif hingga ke akar rumput.

“Kesehatan adalah dampak.” kata Petrus. “Semua pihak lintas sektor perlu bekerja sama,” tutupnya.

***

Carlin Karmadina

Liputan ini merupakan bagian dari “Pelatihan Jurnalisme Data Investigasi 80 Jam untuk Mahasiswa” yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dengan dukungan USAID dan Internews.

Berpidato Saat Magang Literasi, Yora Leyn Sentil Karya Ilmiah Remaja

0

Maumere, Ekorantt.com – Yora Leyn (14), siswi SMPK Frater Maumere berpiadto saat Pembukaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Magang Literasi Bahasa dan Seni SMPK Frater Maumere bertempat di Aula Mardi Wiyata Maumere, Kamis (20/10/2022).

Mengenakan setelan kemeja putih dan rok hitam, peserta didik kelas 9 ini tampil meyakinkan di hadapan 921 sesama peserta didik, Kadis PKO, Kepala Yayasan Mardi Wiyata Sub Perwakilan Maumere,  Kepala SMPK Frater, dan sejumlah Kepala SD di kota Maumere yang hadir dalam kegiatan akbar ini.

“Saya bisa berpidato di panggung bergengsi ini. Sahabat-sahabat bisa bernyanyi dan menari. Mendramatisasi kehidupan dengan pesan moral bagi kehidupan masyarakat. Semua ini bukti konkret dari melaksanakan Magang Literasi Bahasa dan Seni,” ujar Yora disambut tepuk tangan para hadirin.

Yora bilang, pengalaman tahun 2021, Magang Literasi Bahasa dan Seni dari 15 bidang magang yang dipentaskan, salah satu bidang yang menyita perhatian peserta didik adalah Karya Ilmiah Remaja (KIR).

“Percobaan Karya Ilmiah Remaja ini dilakukan oleh peserta didik dengan pendampingan bapa dan ibu guru. Kemudian dibuatkan laporan percobaan sederhana untuk memaparkan hasil percobaan,” ujarnya.

“Moment hari ini kami akan mengambil langkah berani. Sebelumnya KIR ini hanya fokus pada percobaan dan lebih banyak berkutat pada karya tulis sekelas SMA,” katanya.

“Kami akan membawa KIR ke tingkat lebih jauh yaitu mampu mempertanggungjawabkan hasil percobaan yang kami buat dalam tulisan secara ilmiah pada tingkat SMP,” tambahnya.

Yora Leyn saat membawakan pidatonya/Ekora NTT

Wakil Ketua OSIS SMPK Frater ini secara pribadi bangga berada di rumah SMPK Frater Maumere yang berani memelopori dan menggerakkan peserta didik dalam penguatan keterampilan dimensi P5 melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, gembira, dan merdeka.

Yora melanjutkan, dari pembelajaran yang diperoleh, semuanya bermuara untuk perubahan Nian Sikka, NTT, dan Indonesia secara keseluruhan.

Buah kasih Philipus Sintau Leyn dan Teresia Baru ini pun berjanji untuk mengembangkan karya ilmiah yang dimotori kelas 9 yakni kelas 9GI, 9GJ dan 9GK.

Peserta KIR dan Dewan Penguji/(Ekora NTT)

Sementara itu, Koordinator KIR SMPK Frater Maumere, Karolus Toulwala kepada Ekora NTT di sela- sela ujian KIR yang diselenggarakan tanggal 20 – 21 Oktober 2022 yang digelar di Aula Mardi Wiyata Maumere mengatakan, kegiatan Seminar KIR telah mendorong penguatan rasa ingin tahu yang tinggi dan sikap tanggung jawab yang kokoh dalam diri peserta didik serta berdampak pada penguatan Gerakan Literasi Sekolah, khususnya peningkatan dan penguatan budaya membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.

“Dampaknya bisa dilihat dari adanya peningkatan kunjungan peserta didik ke perpustakaan sekolah untuk meminjam buku sebagai referensi dalam penyusunan KIR,” terang putra asal Flores Timur ini.

Karlos juga menyebutkan dewan penguji dari Seminar KIR yakni Frater Iren, BHK, Policarpus Pada, Yasinta Monica Dapa, dan Antonius Bruno.

Mahasiswi PBSI IkipMu Ikut Lomba Festival Sastra Mursal Esten Tingkat Internasional

0

Maumere, Ekorantt.com – Atika Humaira, mahasiswi IKIP Muhammadyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 3 mengikuti Lomba Festival Sastra Mursal Esten Tingkat Internasional 2022.

Festival ini diadakan oleh Universitas Negeri Padang dan momen ini adalah ke-7 kalinya festival tersebut diselenggarakan.

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Maria Ermelinda Dua Lering membenarkan bahwa salah satu mahasiswa PBSI mengikuti lomba tersebut.

“Benar sekali; Atika saat ini mengikuti lomba untuk kategori lomba menulis puisi, dari beberapa kategori lomba yang diadakan, dan kami berharap Atika bisa mengikuti lomba dengan baik dan mendapatkan pengalaman dari keikutsertaannya,” ujar Maria kepada Ekora NTT, Kamis (20/10/2022).

Maria menjelaskan, Festival Sastra Mursal Esten ke-7 Tingkat Internasional ini menawarkan beberapa mata lomba yaitu membaca puisi, monolog, film pendek, pewara, menulis puisi, menulis esai, dan menulis cerpen.

“Untuk kategori lomba secara luring adalah puisi, monolog. Sementara lomba menulis puisi yang diikuti Atika dilakukan secara online atau daring. Begitu juga lomba pewara, menulis cerpen, menulis esai dan film pendek,” ungkapnya.

Sementara itu, Atika mengatakan, dengan mengikuti lomba, ia semakin termotivasi menulis puisi guna menambah pengalaman dan pengetahuan.

“Target saya menang. Tapi kalau sampai tidak no problem. Bagi saya partisipasi untuk mengikuti lomba di atas segala-galanya,” ucap Atika.

Untuk diketahui, Festival Sastra Mursal Esten merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (JBSI) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Padang.

Festival ini terdiri atas berbagai perlombaan yang dapat diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi yang masih aktif di seluruh dunia.

Pemerintah Perkuat Kapasitas BPD untuk Tata Kelola Desa di Nagekeo

0

Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo terus menjaga kualitas tata kelola desa melalui peningkatan kapasitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

“BPD dan Pemdes ialah mitra yang selalu membangun sikap komunikatif dan konsultatif dalam kegiatan pembangunan di desa. Penguatan kapasitas ini untuk meningkatkan kualitas tata kelola desa ke depan,” ujar Kepala Desa Ulupulu 1, Emilianus Meze, Kamis.

Kualitas tata kelola desa sebagaimana yang disebut Emilianus ialah menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kesetaraan yang berpegang teguh pada aturan dan prosedur yang berlaku.

Pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah desa dan BPD dituntut untuk menjaga keharmonisan melalui kemitraan antar lembaga dalam proses pembangunan menuju Indonesia maju.

Emilianus menyatakan sistem pemerintahan desa saat ini berbeda sebelumnya, yang mana masing-masing lembaga menjaga dan mempertahankan eksistensi.

“Sekarang harus berkolaborasi, saling memberi koreksi, kritikan lalu bersama-sama membangun demi kepentingan yang lebih besar yakni masyarakat di desa ini,” kata Emilianus.

Pelatihan peningkatan kapasitas BPD itu melibatkan Kepala Bidang Pemerintahan Desa pada Dinas PMD PPPA Nagekeo Agustinus Egho Wea. Ia memberi penguatan tentang tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa.

Agustinus juga memberikan materi tentang mekanisme penyusunan produk hukum desa yang bersifat pengaturan (regelling) dan produk hukum bersifat penetapan (beschikking).

Pemateri lain ialah Yoseph Lewa Ghela, Analis Kebijakan pada Dinas PMD PPPA mengenai 15 buku administrasi BPD yang menjadi bagian kinerja lembaga desa itu.

Selain itu, Sekretaris Camat Nangaroro Hilarius Betu juga membawa materi tentang tugas dan fungsi BPD. Dalam ilsutrasi tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa menggambarkan konsepsi BPD menjalankan fungsinya sebagai penyeimbang (check and balance).

BPD juga harus menerapkan sistem demokrasi perwakilan, demokrasi permusyawaratan dan demokrasi partisipatoris melalui penjaringan aspirasi masyarakat, penyelanggaraan musyawarah desa dan pengawasan.

Emilianus berharap output dari kegiatan penguatan kapasitas tersebut dapat diimplementasikan pada kegiatan pembangunan di desa yang sudah diamanatkan oleh masyarakat.

Pintu Air Cabang Kolbano Siap Diresmikan

Soe, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kolbano siap diresmikan menjadi Kantor Cabang Kolbano pada Jumat, 20 Oktober 2022.

Peresmian Kantor Cabang Kolbano di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dihadiri Pengurus Pusat KSP Kopdit Pintu Air Rotat Indonesia, Yakobus Jano, Tokoh Koperasi Nasional, Romanus Woga, General Manajer Gabriel Pito Sorowutun serta Pendamping Rohani Pater Georg Kirchberger, SVD.

Hadir pula, Ketua Pengawas Barnabas Hening, Pengurus Bagian Humas dan Promosi Vinsensius Deo, Sekretaris I Agustinus Nong, Sekretaris II Tonceanus Jawa, Sekretaris Pengawas Klemas Na’at, Staf Manajemen Tarsisius Aman dan Udis Lake serta Koordinator Area Timor Bagian Barat, Maria Margetha Du’a Mite.

Diketahui, mulanya KSP Kopdit Pintu Air masuk di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano pada 2018 lalu. Saat itu masih dengan nama Unit Kolbano.

Dalam perjalanan, Unit Kolbano bertumbuh dan berkembang lewat dorongan induk Kantor Cabang Soe hingga naik status menjadi Kantor Cabang Pembantu. Pada Jumat, 21 Oktober 2022, KCP Kolbano menjadi Kantor Cabang Kolbano.

Saat ini, Kantor Cabang Kolbano telah memiliki jumlah anggota per September 2022 sebanyak 8.493 anggota dengan total saham Rp15 miliar lebih.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Ekora NTT, Peresmian Kantor Cabang Kolbano dihadiri oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten TTS.

83 Desa di Ende Siap Gelar Pilkades Serentak, Dua Desa Ditunda

0

Ende, Ekorantt.com – Dua dari 83 desa di Kabupaten Ende, NTT yang siap menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak 2022 terpaksa ditunda.

Penundaan akan terjadi lantaran dua desa yakni Desa Numba di Kecamatan Wewaria dan Desa Pemo di Kecamatan Kelimutu sedang menjalani ritual adat.

“Jadwalnya sudah final tanggal 25 Oktober. Ada dua desa yang minta ditunda dan sudah ada surat ke Bapak Bupati,” ujar Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sukri Abdul Gani di Kantor Bupati Ende, Kamis.

Kedua desa tersebut baru bisa melaksanakan pilkades pada Jumat, 28 Oktober, kata Sukri. Sedangkan saat ini proses pilkades serentak sedang dalam tahapan penetapan calon.

Demi menciptakan pilkades damai, Sukri meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pilkades serentak untuk bekerja profesional, jujur, dan transparan.

Sukri menyebutkan, sebanyak 160 personil dari kepolisian dan aparat Satpol PP akan mengamankan jalannya pilkades serentak di Kabupaten Ende.

Bupati Ende Djafar Achmad mengatakan saat pilkades berlangsung, pegelaran turnamen sepak bola antar kecamatan akan dihentikan selama tiga hari.

“Kita sudah putuskan tiga hari jeda dari tanggal 24 sampai 26 Oktober, agar tidak mengganggu keterlibatan warga dalam pilkades serentak kali ini,” kata dia.

Kebakaran di Ende Meningkat, Damkar Satpol PP Butuh Armada Pendukung

0

Ende, Ekorantt.com – Kepala Kantor Satpol PP Ende Emanuel Taji menyatakan pihaknya membutuhkan tangki air sebagai armada penyulpai dalam penanganan kebakaran di wilayah itu.

“Kami sudah laporkan ke Bapak Bupati. Mudah-mudahan segera diadakan. Layaknya satu unit damkar harus miliki dua unit mobil tangki air suplai,” kata dia di Ende, Kamis (20/10).

Berdasarkan laporan Unit Pemadaman Kebakaran Satpol PP Ende, Emanuel menegaskan bahwa peristiwa kebakaran di kota Ende mengalami peningkatan.

Sudah sebanyak delapan kali terjadi kebakaran sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2022. Dengan itu, jumlah peristiwa kebakaran disebut tertinggi dalam catatan Unit Damkar Satpol PP Ende.

Keterbatasan armada damkar milik pemerintah memaksa Satpol PP menyewa pihak ketiga ketika penanganan peristiwa kebakaran.

“Ini catatan tertinggi. Kami kewalahan saat terjadi peristiwa kebakaran. Selama ini harus keluar uang bayar ke pihak ketiga untuk tambahan tangki penyuplai,” kata Emanuel.

Ia menambahkan tangki air penyuplai sangat penting untuk membantu kelancaran mobil damkar mengendalikan kebakaran.

Hal ini mengingat kondisi pemukiman kota Ende yang padat penduduk serta banyak area yang sulit diakses mobil damkar. Pihaknya juga membutuhkan peralatan lebih berupa selang penyambung atau nosel untuk memudahkan akses pemadaman.

“Ada beberapa alat pendukung seperti nosel atau sambungan selang terbatas, kita tahu banyak pemukiman yang sulit dijangkau mobil damkar. Sarana itu yang juga kita butuhkan,” tandas Emanuel.

Pembukaan P5 dan Magang Literasi, Kepala SMPK Frater: Nikmati Manfaatnya

0

Maumere, Ekorantt.com – Kepala SMPK Frater Maumere Frater M. Sebastianus, BHK meminta lembaga SMPK Frater Maumere terus menyediakan wadah kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat.

Hal ini pun dibuktikan melalui kegiatan akbar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Magang Literasi Bahasa dan Seni SMPK Frater Maumere.

“Saya minta kepada peserta didik kelas 7 untuk melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Rasakan sensasinya dan nikmati manfaatnya,” kata Frater Sebas pada Pembukaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Magang Literasi Bahasa dan Seni SMPK Frater Maumere bertempat di Aula Mardi Wiyata, Kamis (20/10/2022).

Ia meminta peserta didik kelas 8 dan 9 melaksanakan Magang Literasi Bahasa dan Seni untuk tahun kedua secara bertanggung jawab sehingga merasakan manfaatnya.

Kegiatan yang dibuka Kadis PKO Sikka Yosep Heriyanto Vandiron Sales ini mengusung tema “Merdeka Belajar Bangkit Pulihkan Indonesia” yang dihadiri pula Kabid Ketenagaan Dinas PKO Sikka, Kepala Yayasan Mardi Wiyata Sub Perwakilan Maumere Frater M. Oswaldus, BHK, Alumni Spater Roby Keupung, Vicky da Gomez dan Petrus Poling Wairmahing dan sejumlah Kepala Sekolah Dasar di kota Maumere.

Kadis PKO yang biasa disapa Hery Sales pada pembukaan menggarisbawahi Profil Pelajar Pancasila yang punya wawasan global tetapi tetap berbudaya dan berkepribadian lokal.

Kadis PKO, Hery Sales saat membawakan sambutan dalam pembukaan kegiatan tersebut/Ekora NTT

Menyinggung tentang SMPK Frater, Hery mengatakan setiap kali kunjungan ke sekolah-sekolah, Bupati Sikka dan Dinas PKO selalu mengapresiasi dan mengambil contoh sekolah asuhan Frater BHK yang mengedepankan kualitas dan berakhlak tersebut.

SMPK Frater is the best. Para guru dan peserta didik harus mempertahankan predikat A Plus ini. Jangan lengah teruslah berinovasi,” tandasnya.

Sementara Kepala Yayasan Mardi Sub Perwakilan Maumere Frater M. Oswaldus, BHK mengapresiasi langkah berani yang telah dilaksanakan SMPK Frater Maumere.

Frater Oswaldus juga mengutarakan slogan Merdeka Belajar yang harus dijiwai peserta didik, “Sekolah adalah rumah, guru adalah orang tua, sesama siswa adalah saudaraku”.

Ia menjelaskan Kurikulum Merdeka Belajar bukan hal baru tapi penguatan dari kurikulum sebelumnya.

“Dua hal yang patut diperhatikan dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah kegiatan belajar harus disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik dan berikutnya adalah melaksanakan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila,” tandasnya.

Oswaldus juga mengingatkan para guru untuk betul-betul menjalankan Kurikulum Merdeka Belajar sesuai dengan tujuan.

Acara Pembukaan P5 dan Magang Literasi dan Seni SMPK Frater Maumere/Ekora NTT

“Jangan sampai yang tampak di luar Kurikulum Merdeka Belajar tapi isinya biasa saja atau menggunakan gaya lama,” katanya mengingatkan.

Wakil Alumni Spater Petrus Poling Wairmahing pada kesempatan itu mengatakan, kontribusi alumni terhadap SMPK Frater belum terlalu tampak namun apa yang mereka miliki berupa sumbangan pemikiran dan perhatian untuk lembaga tetap eksis.

Petrus berpesan kepada peserta didik untuk menjadikan rumah SMPK Frater Maumere ini sebagai rumah bahagia dan rumah berkreasi.

“Berbahagialah dan berkreasilah di rumah SMPK Frater Maumere,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Panitia Antonius Bruno melaporkan, kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) melibatkan 302 peserta didik kelas 7 dengan tujuan memberi ruang dan waktu bagi peserta didik dalam mengembangkan kompetensi pedagogik, profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian sebagai Profil Pelajar Pancasila Indonesia.

Selain kegiatan P5, lanjut Bruno, SMPK Frater Maumere juga melaksanakan Magang Literasi Bahasa dan Seni yang melibatkan 659 peserta didik kelas 8 dan 9.

“Kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik agar lebih aktif mengeksplorasi, mencari, menemukan, melakukan atau menerapkan dan menghasilkan karya-karya hebat dalam proses pembelajaran dengan mengedepankan penguatan karakter,” tutupnya.