Bajawa, Ekorantt.com – Sebanyak 12 lembaga SMA di Kabupaten Ngada dan Nagekeo akan mengikuti kompetisi debat tentang lingkungan saat Festival Ekologi Flores (FEF) pada 13-15 Oktober di Desa Nginamanu, Kecamatan Wolomeze, Ngada.
Ketua Panitia FEF Emanuel Djomba kepada Ekora NTT menjelaskan kompetisi debat yang diselenggarakan Yayasan Puge Figo (YPF) tersebut sebagai strategis untuk membentuk karakter siswa agar lebih peka dan cinta lingkungan.
Para siswa akan memaparkan mosi seputar isu-isu aktual ekologi global maupun lokal, kata Emanuel.
“Para siswa juga dilatih berpikir kritis, berwawasan luas, persuasif dan argumentatif,” ujar dia di Bajawa, Senin (10/10/2022)
Tidak hanya itu, pihaknya juga menyelenggarakan lomba melukis dengan tema “Peduli Alam Kita” untuk tingkat sekolah dasar, dan lomba eksperimen ekologi untuk tingkat SMP.
Dengan itu, FEF diharapkan menjadi wahana dalam memberi edukasi kepada anak usia dini, remaja dan pemuda serta publik dewasa agar hidup selaras alam di tengah kerusakan lingkungan dewasa ini.
“Mau menyadarkan semua pihak bahwa saat ini bumi tidak sedang baik-baik saja,” katanya.
Pihaknya masih memberi kesempatan kepada sekolah-sekolah yang akan mendaftar hingga jelang digelarnya kompetisi debat ekologi pertama kali itu.
“Khusus sekolah-sekolah yang sudah diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini, baik dari Ngada maupun Nagekeo,” kata Emanuel.
Pembina Siswa SMAN Mauponggo-Nagekeo Lodofikus Raga Muja mengatakan kompetisi ini bergengsi karena diikuti para pendebat dari sekolah-sekolah dua kabupaten. Selain itu, kegiatan informal tersebut sebagai wahana membentuk siswanya menjadi calon pemimpin masa depan.
“Ini juga sejalan dengan program kerja sekolahnya untuk meningkatkan kompetensi siswa dari semua aspek baik akademik maupun non akademik, mengembangkan kemampuan public speaking, life skils dan spiritualitas,” kata Lodofikus.
Ende, Ekorantt.com – Aparat Kepolisian Resort (Polres) Ende berhasil mengendus pelaku pencurian bahan bakar minyak jenis Solar di Ende, NTT, Jumat (7/10/2022) lalu.
Para pelaku membuat penyalahgunaan atau penimbunan dengan cara “kencing” dari mobil tangki ke jeriken di gudang milik PT Nirmala Cahaya Agung yang terletak di Jalan Kelimutu Ende.
Diketahui PT Nirmala Cahaya Agung adalah salah satu agen penyalur BBM dari Depot Pertamina Ende.
Demikian disampaikan Kapolres Ende, AKBP Andre Librian saat Konferensi Pers pada Senin (10/10/2022).
AKBP Andre mengatakan, polisi berhasil mengungkapkan dugaan penyalahgunaan atau penimbunan itu setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
Anggota polisi mendatangi gudang milik PT Nirmala dan melakukan tangkap tangan terhadap pelaku yang saat itu menyalin BBM jenis solar dari mobil tangki ke jeriken.
“Setelah mendapatkan informasi, kami cek dan tangkap tangan mereka sedang melakukan kegiatan yang istilahnya kencing dari tangki dengan menggunakan pompa yang diisi ke jeriken,” kata Kapolres.
Kapolres Ende menguraikan modus operandi, pada hari Jumat 07 Oktober 2022, sekitar pukul 08.00 Wita, tersangka Al berangkat ke Depot Pertamina menggunakan mobil tangki EB 8192 AM warna putih biru; kemudian mengisi BBM jenis solar bersubsidi sebanyak 10.000 liter.
Setelah mengisi BBM tersebut, tersangka tidak langsung ke tempat tujuan penyaluran yakni pada KM. Niki Sejahtera yang berlabuh di Dermaga Soekarno Ende namun tersangka terlebih dahulu menuju gudang PT Nirmala Cahaya Agung yang beralamat di Jl. Kelimutu, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah.
Sesampainya di gudang, sudah ada tersangka AY dan tersangka UN yang sudah menunggu di gudang, kemudian menyambung selang konek dan mengambil minyak sebanyak 3 (tiga) drum atau 600 liter solar.
Selang 30 menit kemudian sekitar pukul 08.30 Wita, tersangka WDS berangkat ke Depot Pertamina bersama dengan saksi EAN menggunakan mobil tangki EB 8497 AN warna putih biru kemudian mengisi BBM jenis solar bersubsidi sebanyak 10.000 liter.
AKBP Andre Librian melanjutkan, setelah mengisi BBM tersebut tersangka tidak langsung ke tempat tujuan penyaluran yakni pada KM. Niki Sejahtera yang berlabuh di Dermaga Soekarno Ende.
Namun, tersangka terlebih dahulu menuju gudang PT Nirmala Cahaya Agung. Di gudang, tersangka WDS dan saksi EAN menyambung selang konek mengisi solar ke jeriken sebanyak 4 (empat) buah atau yang berisi 140 liter.
AKBP Andre Librian mengungkapkan, terhadap 4 orang tersangka telah memenuhi 2 alat bukti yang cukup karena telah melakukan perbuatan menyalahgunakan pengangkutan dan atau niaga bahan bakar minyak yang disubsidi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam paragraf 5 pasal 40 ayat 9 pasal 55 UU RI NO. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah pasal 55 UU RI No. 22 tahun 2001 tentang Migas.
AKBP Andre Librian menerangkan, perbuatan tersebut mendapat acaman hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 60 miliar rupiah.
Ruteng, Ekorantt.com – Angka kehamilan remaja usia 15-19 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 20,4 persen per tahun.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru, menyampaikan hal itu saat menghadiri kegiatan Konsolidasi dengan Pemangku Kebijakan Tingkat Daerah tentang PRO PN Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) yang berlangsung di Aula Asumpta Ruteng, Senin, 10 Oktober 2022.
“Di setiap tahun itu, ada potensi anak remaja putri itu bisa hamil 20,4 per 1000. Itu artinya setiap 1000 anak perempuan yang berusia 15 sampai 19 tahun itu terdapat 20 orang yang hamil,” sebutnya.
Salah satu penyebabnya, menurut Mau Kuru, ketidakpahaman remaja tentang risiko kehamilan usia remaja. Karena itu, para remaja mesti diberikan pemahaman secara berkelanjutan.
Persiapan untuk hidup berkeluarga bagi remaja, ujar dia, kini dijadikan sebagai program prioritas nasional, karena negara memandang bahwa demi meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan, hulunya ada pada remaja.
“Remaja sebagai generasi penerus bangsa yang harus kita bina, tetapi juga remaja harus dipersiapkan, sehingga dia sehat. Baik jasmani, maupun secara produksi untuk melanjutkan keturunan yang berkualitas,” terangnya.
Dengan terus memberikan pemahaman kepada para remaja di hulu, maka ke depan kita menghasilkan generasi yang berkualitas.
“Kita sedang menetapkan supaya tahun 2045 harus mencapai Indonesia emas berarti kita harus menyiapkan generasi emas,” katanya.
Ada tiga masalah yang mesti dihindari para remaja, kata Mau Kuru. Yakni seks bebas di luar nikah, pernikahan dini, dan napza narkoba.
Seks pranikah, menurutnya, diawali hubungan pacaran. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang berpacaran, 300 persen berpotensi untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan orang yang tidak berpacaran.
“Pacaran itu betul. Ketika pertama bertemu itu baik-baik saja. Tapi kalau bertemu secara terus menerus,” ujarnya.
Ia berharap, kalau bisa anak-anak tidak harus berpacaran. Belajar kelompok saja. Sebab konotasi pacaran adalah dua insan manusia yang saling memiliki.
“Akhirnya tidak boleh orang ganggu, merasa bisa berbuat apa saja. Itu kita harus jaga,” tegasnya.
“Sehingga misalnya remaja hamil dan melahirkan, dampaknya akan melahirkan stunting baru. Karena ketika hamil, asupan gizi kurang, apalagi dengan orang yang tidak ada pekerjaan,” tambahnya.
Senada, Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit menggarisbawahi bahwa stunting terjadi karena kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sehingga, kata dia, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
“Kita punya pertumbuhan tidak bagus mulai dari fisik, tinggi, berat badan, dan lingkar kepala. Itu hanya tanda-tanda saja,” katanya.
“Yang paling buruk dari stunting adalah kita punya otak tidak bisa berkembang karena kurang gizi,” sambungnya.
Menurutnya, stunting terjadi karena asupan gizi yang tidak memadai sejak usia dini. Untuk mencegahnya, dibutuhkan makan yang bergizi seperti buah-buahan dan sayur lokal sejak dalam kandungan.
“Diperlukan juga asupan gizi bagi remaja perempuan, sehingga ketika dia mengandung ketika menginjak dewasa, tidak kekurangan gizi,” tutupnya.
Kolaborasi
Plt Kepala Dinas DP2KB Kabupaten Manggarai, Yustina Jut mengemukakan bahwa untuk memberikan pemahaman bagi para remaja dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Kita butuh kerja sama dan bergandengan tangan dengan stakeholder lain. Karena semakin banyak orang yang memberikan pemahaman, maka akan semakin lebih baik,” jelasnya.
Yustina mengemukakan bahwa pernikahan itu minimal usia wanita adalah 21 tahun. Sebab dengan usia itu, remaja telah siapkan mental dan fisik.
“Lalu dampak dari pernikahan dini ini adalah sangat besar. Karena itu, kita melakukan peningkatan sosialisasi untuk pemahaman tentang persiapan pernikahan dini,” terangnya.
Yustina meminta para remaja yang hadir dalam kegiatan ini menjadi corong bagi remaja lain, sehingga mendapatkan pemahaman yang sama.
“Pada prinsipnya dari remaja itu sendiri juga harus bergerak agar dia menghindar dari hal itu,” pungkasnya.
Maumere, Ekorantt.com – Salah satu destinasi wisata pilihan keluarga pada akhir pekan adalah Pintar Asia Beach.
Destinasi ini adalah salah satu sektor riil yang dikembangkan oleh KSP Kopdit Pintu Air.
Berjarak hanya 8 km dari pusat kota Maumere memudahkan akses para wisatawan lokal di kota Maumere dan sekitarnya untuk berkunjung ke sana.
Sektor riil yang berdiri sejak 2020 lalu itu menyajikan keindahan Maumere yang menawan. Pengunjung dapat dengan santai menikmati deburan ombak, berenang atau pun snorkeling.
Di lokasi ini juga menyediakan resto dan kafe dengan aneka makanan dan minuman juga irama musik yang memukau. Ada gazebo sebagai pilihan tempat untuk boleh merayakan akhir pekan bersama.
Paul Lamawitak, Dosen dari Universitas Nusa Nipa Maumere mengaku Pintar Asia Beach jadi pilihan keluarganya untuk rekreasi pada akhir pekan.
“Yang paling berkesan untuk kami sekeluarga adalah lay out instrument pendukung di lopo dan resto. Apa lagi pantainya yang bersih. Menu makan yang enak. Saya suka nasi gorengnya,” ujar Paul.
Sebagai pengunjung setia Paul pun mengharapkan pihak pengelola membuat rabat jalan dari gerbang masuk sampai di resto.
Selain pembuatan rabat dirinya pun meminta perbanyak ditanami pohon-pohon sehingga suasana di sekitar pantai menjadi lebih sejuk.
Senada dengan Paul Lamawitak, ibu Vincensia dari kota Maumere mengaku menjadi pengunjung setia ke Pintar Asia Beach. Menurutnya akses ke lokasi yang dekat dengan kota menjadi pilihan paling pas.
“Kami sekeluarga juga pilihannya ke sini, karena dekat dan sajian menu makan di sini juga enak dan segar,” ujar Vincensia.
Manajer Pintar Asia Beach mengemukakan destinasi Pintar Asia Beach memang selalu sangat ramai pada saat akhir pekan karena banyaknya wisatawan yang berkunjung.
Maumere, Ekorantt.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Desa Umauta di Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka termasuk di dalamnya.
Sebagai lanjutannya, tim Kemenparekraf dan para dewan juri mengunjungi meninjau Desa Umauta pada Sabtu, 8 Oktober 2022.
Mewakili Menparekraf Sandiaga Uno, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengaku bangga dengan prestasi yang diraih oleh Desa Umauta. Sungguh mengagumkan karena desa tersebut masuk 50 besar dari hampir 4 ribu desa yang mendaftar dalam ADWI 2022.
“Apa untungnya sih masuk di 50 besar atau masuk di Jadesta? Jadesta adalah Jejaring Desa Wisata, sebuah platform di mana kita melihat apa sih kebutuhan desa tersebut, supaya bisa maju? Apa sih keunikannya?” kata Vinsensius.
Menurutnya, keunikan Desa Umauta terletak pada tenunnya yang luar biasa. Ini menjadi kekhasan yang mungkin tidak dimiliki desa-desa lain di Indonesia.
“Karena kita angkat desa wisata berdasarkan keunikannya. Dan itu harus dari bawah, dari masyarakat yang mengajukannya, dan kita hanya memfasilitasi,” tandasnya.
Jadesta memungkinkan adanya kolaborasi lintas kementerian untuk membantu desa di dalam jaringan itu. Terbuka juga kemungkinan dari pihak swasta, seperti Astra, untuk membantu pengembangan desa wisata.
“Karena itu, Bapak Menteri mendorong desa-desa lain yang ada di Kabupaten Sikka untuk masuk ke Jadesta, ayo kembangkan desa wisata,” ujarnya.
Menurut Vinsensius, setelah pandemi, desa wisata memiliki posisi yang strategis. Kenapa? Karena desa memiliki keunikan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Vinsensius meyakini bahwa ke depan, semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Umauta.
Ada pun ikon utama Desa Umauta adalah Sanggar Doka Tawa Tana. Cletus Beru selaku Pengelola Sanggar Doka Tawa Tana mengatakan bahwa ada tiga keunikan yang dimiliki Desa Umauta yakni musik dan tari tradisional, warisan tenun dengan pewarna alami, dan alam sekitar yang indah.
“Kami tetap mempertahankan warisan leluhurkan kami. Dan kami akan wariskan ke anak cucu kami,” kata Cletus.
Menurutnya, ADWI hanya sebagai penyemangat agar masyarakat desa tetap menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang.
Cletus pun berharap pihaknya dilibatkan bila ada ivent yang diselenggarakan Kemenparekraf.
Maumere Ekorantt.com – General Manajer (GM) KSP Kopdit Pintu Air Gabriel Pito Sorowutun mengajak peserta On The Job Training (OJT) supaya memahami dengan sungguh-sungguh budaya kerja di Pintu Air.
Hal ini ditekankan mengingat para peserta yang berjumlah 118 orang itu bukan merupakan orang baru di Pintu Air. Mereka pada umumnya telah bekerja sebagai relawan antara lima bulan hingga satu tahun.
Gabriel menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan OJT di Aula Sumur Yakob Kantor Pusat Kopdit Pintu Air di Rotat, Senin, 10 Oktober 2022.
Mengingat semua peserta OJT telah bekerja sebagai relawan, materi pelatihan hanya merupakan pendalaman dari apa yang sudah dikerjakan di masing-masing cabang selama ini.
“Saya tidak tahu perasaan saudara saudari setelah membaca tulisan On The Job Training yang terpampang di depan, karena rata-rata saudara sudah bekerja hampir setahun bahkan ada yang sudah satu tahun,” ungkap Gabriel.
Namun, lanjutnya, dapat dipastikan semua perasaan itu akan terjawab dengan sempurna seusai mengikuti kegiatan ini.
Gabriel mengajak peserta supaya memanfaat kesempatan ini dengan baik, sehingga pulang dari kegiatan OJT, mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mendukung pelayanan Pintu Air.
Gabriel juga mengajukan pertanyaan retoris, kenapa kalian harus datang mengikuti OJT di kantor pusat? Menurutnya bukan supaya peserta datang melihat dan mengagumi kemegahan bangunan kantor pusat.
Sebaliknya, kehadiran di kantor pusat itu untuk mengetahui sejarah, budaya kerja, dan bagaimana memadukan kekuatan bersama untuk kemajuan Pintu Air ke depan.
Untuk diketahui, peserta yang berjumlah 118 orang itu terdiri dari 15 ketua komite dan 103 karyawan. Mereka diutus dari kantor cabang Pintu Air yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hadir pada acara pembukaan OJT, Ketua Pengurus KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano berserta jajarannya, Ketua Pengawas Bernabas Hening beserta jajarannya, dan deputi dari jajaran top Manajemen KSP Kopdit Pintu Air.
Maumere, Ekorantt.com – Ketua Kopdit Pintu Air Yakobus Jano menegaskan bahwa pengelola Kopdit Pintu Air harus menjadi pelayan bagi anggota.
Karena itu butuh kesiapan untuk melayani anggota hingga ke pelosok desa.
“Anda dipanggil Pintu Air untuk menjadi pelopor untuk ke wilayah desa dan pelosok-pelosok menyadarkan nelayan, petani, peternak, dan buruh untuk menabung di Koperasi. Dengan menabung bisa saling membantu antar sesama anggota,” ungkap Jano ketika membuka On the Job Training (OJT) Komite dan Manajemen KSP Kopdit Pintu Air tahun 2022 di Rotat, Selasa (10/10/2022).
Kegiatan ini diikuti 118 peserta dari seluruh cabang KSP Kopdit Pintu Air di Indonesia. Mereka telah menjadi relawan selama setahun di masing-masing cabang.
“Setelah enam hari mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan untuk melepaskan jaket lama kebiasaan buruk seperti malas kerja dan tidak disiplin dan kenakan jaket baru rasa memiliki Pintar sebagai ladang pengabdianmu,” pesan Jano.
“Layani anggota dengan baik sehingga anggota merasa dihormati dan dilayani secara bermartabat. Bangun komunikasi yang baik dengan anggota, sehingga mereka pulang dapat menularkan hal yang baik kepada orang lain tentang pelayanan di Pintar,” tambah Jano.
Jano juga mengingatkan peserta untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
“Awali kegiatan dengan berdoa. Moto Ora et Labora harus melekat dalam diri komite dan manajemen. Doa harus dipadukan dengan kerja baru berimbang,” pungkasnya.
Sementara General Manajer Gabriel Pito Sorowutun mengajak peserta OJT untuk mendalami lebih dalam tentang sejarah dan spiritualitas yang diemban KSP Kopdit Pintu Air.
“Maknailah enam hari ini untuk bertolak lebih jauh agar mengetahui Pintu Air sesungguhnya. Sehingga dalam tugas dan pelayanan selalu punya target dan tanggung jawab,” ungkap Sorowutun.
Salah satu peserta dari Cabang Kefamenanu Frederika Roswita Kobesi kepada Ekora NTT, mengatakan bahwa keputusan untuk bekerja di Pintu Air lebih pada pelayanan yang cepat dan tidak berbelit-belit.
“Saya ajak keluarga untuk menjadi anggota karena keunggulan yang dimiliki Pintu Air dalam pelayanan,” ujar Wita.
“Selama enam hari kami mendapatkan profil Pintar sesungguhnya dan pelayanan prima agar dalam melaksanakan tugas selalu berpedoman pada lima ayat kunci, spiritualitas dalam pelayanan,” tutup Wita.
Larantuka, Ekorantt.com – Gita Smater Choir SMA Katolik Frateran Maumere menggandeng Gabriel Cantare, Paduan Suara SMP Katolik Santu Gabriel Larantuka, mengadakan konser di Multy Event Hall-Larantuka pada Sabtu (8/10/2022) malam.
Konser ini dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
Kepala Sekolah SMA Katolik Frateran Maumere, Frater Oswald, BHK, saat membawakan sambutan membuka malam konser mengatakan, anak-anaknya yang tergabung dalam Gita Smater Choir ini adalah mereka yang sudah ditempah mental dan karakternya.
“Mereka ditempah dari segi mental dan karakter untuk tampil dan terus percaya diri dalam mengembangkan bakat dan potensinya dalam bernyanyi dan berakting,” ungkapnya.
Frater Oswald juga memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Suster Kepala Sekolah SMP Katolik Santu Gabriel Larantuka, Sr. Verena, PRR, karena telah menjalin kerja sama dalam mengembangkan potensi dan bakat siswa khususnya dalam seni suara.
Sementara itu, Kepsek Sr. Verena merespon dengan mendukung anak-anak dan guru untuk setia dan siap mengambil bagian dalam pengembangan bakat siswa atau peserta didik.
“Ke depannya, kerja sama ini terus dilaksanakan dan kami mengizinkan salah seorang gurunya, Blasius Moa untuk tetap mendampingi paduan suara Gabriel Cantare SMP Katolik Santu Gabriel,” harapnya.
Lebih jauh, dalam Konser Gita Smater Choir, peserta menampilkan lagu-lagu utama dan pilihan yang begitu menarik yang sempat membuat suasana hening dan decak kagum para penonton yang hadir menyaksikan secara langsung.
Adapun lagu-lagu yang dinyanyikan antara lain, Tuhan Berapa Lama Lagi, Sicut Servus, Ride on King Jesus, Soleram, Twa Tanbou, Sik-sik Sibatumanikam, Ahtoi Porosh, Cika La Kepompong, Dongisi Kekar, Kalwedo Basudara E.
Lagu-lagu ini dipersembahkan dengan sangat bagus dalam harmoni di bawah konduktor terkenal Blasius Moa; sehingga Sr. Verena, PRR merasa bangga dengan penampilan Gita Smater Choir SMA Katolik Frateran Maumere.
Lebih dari itu, Sr. Verena juga merasa bangga dan memberikan profisiat secara khusus kepada anak-anaknya yang tergabung dalam Paduan Suara Gabriel Cantare yang telah tampil dengan sangat memukau.
“Mereka telah memberikan yang terbaik untuk lembaga pendidikan SMPK Santu Gabriel Larantuka. Ke depannya, sekolah asuhannya ini tetap menjalin kerja sama dengan Gita Smater Choir SMA Katolik Frateran Maumere. SMPK Santu Gabriel tetap membutuhkan kehadiran bapa guru Blasius Moa,” tandasnya.
Untuk diketahui, Paduan Suara Gabriel Cantare juga bersama Gita Smater Choir telah mengikuti Kompetisi Paduan Suara sedaratan Flores dan Lembata yang diadakan Bank NTT di SCC Maumere pekan lalu.
Menurutnya, SMPK Santu Gabriel mesti berkelanjutan dalam mengikuti Gita Smater Choir yang telah go internasional.
Suster Verena yakin bahwa suatu saat nanti Paduan Suara Gabriel Cantare bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional.
Aku menggores kenangan yang menginspirasi ini dengan mengutip kata-kata reflektif Antonio Machado. Ia adalah penyair ternama berkebangsaan Spanyol yang hidup sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Dalam sebuah puisinya yang berjudul “Caminante, artinya Musafir” berbunyi: Suatu waktu di titik ini, ketika daun hijau berselimutkan duri, terdengar suara seorang penyair, sesungguhnya tidak ada jalan, karena jalan terbentuk dengan berjalan.
Kata-kata indah yang terlahir dari refleksi dalam kisah pengembaraan yang agak lama dari sang penyair ini, lalu diambil oleh Padre Marco, SVD menjadi titik pijak perjalanan hidup imamat dalam rentang waktu 25 tahun, di mana hampir sebagian besar waktunya dilakoni di dunia Eropa sebagai seorang imam Tuhan.
Merefleksikan Hidup
Hidup itu sesungguhnya mesti direfleksikan kapan dan di manapun kita berada. Hidup yang tidak direfleksikan pada prinsipnya adalah model hidup yang tidak pantas untuk dibanggakan.
Padre Marco, SVD sadar bahwa perjalanan panggilannya menjadi imam Tuhan sudah pasti diwarnai dengan aneka bunga kehidupan yang terkadang mekar mewangi di satu titik dan di titik lain ibarat bunga mawar yang penuh dengan onak dan duri. Tetapi beliau tetap yakin bahwa kisah hidup yang dilaluinya tentu punya spektrum dan arah yang jelas.
Baginya, refleksi perjalanan imamat 25 tahun, menghantarkannya pada dua teks yakni kisah panggilan dan perutusan Nabi Yeremia dan undangan Yesus “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28).
“Sesungguhnya saya diciptakan secara sangat pribadi dengan anugerah panggilan yang begitu indah dan diperbolehkan masuk dalam Persekutuan Trinitaris, Bapa, Putera, dan Roh Kudus dalam sebuah cinta dan pengorbanan yang paripurna. Situasi inilah yang telah memberikan dan menghidupkan suasana kebahagiaan terbesar dalam ziarah perjalanan hidup dan karya panggilan saya,” kata Padre Marco.
Padre Marco, SVD senantiasa sadar bahwa kisah panggilan dan perutusan Nabi Yeremia dan undangan serta ajakan Yesus dalam suasana persaudaraan dan keakraban ini, menampilkan simpul dan benang-benang yang kuat, yang hadir ibarat cermin, yang di dalamnya dia dapat menemukan kembali diri, dan proses perjalanan panggilan imamatnya.
Ia pun sadar bahwa penemuan dirinya kembali dalam proses refleksi ini bukan merupakan sebuah jawaban akhir terhadap berbagai pertanyaan tentang eksistensi diri dan panggilan imamatnya, melainkan membantunya dalam permenungan selanjutnya untuk lebih memahami dan memaknai panggilan dan perutusan Tuhan dalam dirinya.
Padre Marco Solo Kewuta, SVD saat dijemput di kampung halamannya Lewouran/Foto: Sil Witin/Ekora NTT
Padre Marco, SVD, yang akrab disapa di Italia, ketika pulang kampung halamannya di Lewouran, biasa disapa dengan panggilan akrabnya “Tue Markus”.
Panggilan manis ini selalu membuat orang kampung mulai mengingat kembali masa-masa kecilnya ketika beliau masih di “lewo oki” (kampung lama Lewouran yang lokasinya di sebuah bukit dan masih dijaga hingga saat ini).
Padre Marco, SVD, lahir di kampung Lewouran pada 4 Agustus 1968. Beliau anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Nikolaus Pulusoko Kewuta dan ibu Getrudis Kawalile Lein. Kedua sosok orang tua berjiwa besar ini sudah dipanggil ke hadirat Pemilik kehidupan ini.
Sosok mendiang Pulusoko Kewuta saat itu, selain bekerja sebagai petani, ia juga bekerja sebagai nelayan yang setiap hari suka sekali menjual ikan hasil tangkapannya secara tradisional. Pulusoko biasa memasang “blutu” atau bubu, alat tangkap ikan secara tradisional yang saat itu selalu dipakai oleh orang-orang di kedua kampung ini, Lewouran dan Lewotobi.
Di lain sisi, Bapa Pulusoko sering jual hasil kebunnya berupa pisang dan buah-buahan lainnya dan juga ikan hasil tangkapannya di Lewotobi. Ketika musim tiba, Pulusoko Kewuta selalu muncul jalan kaki dari arah Pantai Nara dengan barang-barang jualan yang dipikul di atas pundaknya.
Awalnya, ia masuk ke rumah saya yang kebetulan terletak di pinggir lapangan bola kaki dekat SMPK Ile Bura saat itu. Ia menjual ikan blutu dan pisang. Hasil jualan ini digunakannya untuk membiayai anak-anaknya yang pada saat itu sedang mengenyam pendidikan di Seminari Hokeng.
Bayangkan, saat itu Pulusoko sudah menyekolahkan kedua anak laki-lakinya di Seminari Hokeng, Pater Yos Bukubala Kewuta, SVD dan Markus Solo Kewuta, SVD. Kedua anaknya ini pun akhirnya dipilih dan ditetapkan Tuhan untuk bekerja di ladang yang sama, yakni Serikat Sabda Allah (SVD).
Suatu karunia yang sangat istimewa yang diterima Bapa Pulusoko Kewuta dan keluarganya. Suka duka hidup saat itu akhirnya diperhitungkan Tuhan. Orang tua telah mengajarkan anak-anaknya untuk belajar dan bertahan hidup di daerah yang gersang dan tandus saat itu.
Lewouran memang kampung yang memiliki topografi wilayah yang gersang dan tandus, tetapi daripadanyalah, Tuhan telah memilihnya menjadi lembah Kanaan yang penuh dengan madu dan susu yang melimpah.
Riwayat Pendidikan
Tue Markus bersekolah di SDK Lewouran pada tahun 1975-1981, SMPK Ile Bura Lewotobi dari tahun 1981-1984. Setelah tamat SMP, ia melanjutkan sekolah di Seminari Menengah Hokeng tahun 1984-1988 dan masuk Novisiat SVD di Nenuk-Timor pada 1988-1989.
Tahun 1989-1992 beliau melanjutkan kuliah di Seminari Tinggi Santu Paulus Ledalero. Tahun 1992-1997, ia melanjutkan studinya di Seminari Tinggi di Austria dan ditahbiskan imam tanggal 3 Mei 1997 di Austria. Tahun 1999-2002 melanjutkan studi Doktoral Teologi Fundamental-Austria.
Pada tahun 2002-2003, ia belajar Bahasa Arab Klasik dan Islamologi I di Mesir. Tahun 2003-2005, studi Bahasa Arab Klasik dan Islamologi II di Roma. Tahun 2006-2007 dipercayakan menjadi Rektor Institut Asia-Afrika di Wina-Austria. Pada tahun 2007 hingga sekarang, Pater Markus Solo Kewuta, SVD dipercayakan sebagai Staff Dikasterium untuk Dialog Umat Beragama di Takhta Suci Vatikan dan dipilih menjadi Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate untuk Pendidikan dan Perdamaian di Takhta Suci Vatikan-Roma-Italia.
Perak Imamat
Pada tanggal 15 September 2022 yang lalu, Padre Marco, SVD, pulang kembali ke kampung halamanya Lewouran, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, untuk merayakan Ekaristi Perak Imamat bersama keluarga dan juga seluruh umat di Paroki Lewotobi serta umat di kampung-kampung tetangga di sekeliling lereng Gunung Lewotobi.
Mereka semua dikumpulkannya dalam satu perjamuan keluarga. Padre Marco, SVD, dalam terang dan sukacita injil Mateus 11:28, ia mengumandangkan amanat Yesus yang didengungkan 2000 tahun silam, yaitu “Venite ad me, omnes, qui laboratis et onerati estis, et ego reficim vos” (Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesuh dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”.
Di hadapan keluarga dan ribuan umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi ini, Padre Marco, SVD sadar bahwa dirinya hingga saat ini merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya melalui orang-orang dan juga tugas serta karya yang dipercayakannya.
Semunya dijalankan dan dihayatinya dalam refleksi panjang dalam perjalanan imamatnya. Beliau sadar bahwa peran Trinitas sangat mendominasinya, khususnya dalam setiap pergolakan hidup dan ganasnya peradaban zaman dewasa ini.
Padre Marco, SVD, juga sadar bahwa dari tanah Lewouran, kampung kecil tempat kelahirannya ini, untaian doa dan ujud-ujud khusus dari keluarga dan leluhur lewotana untuk diri dan karyanya senantiasa menguatkan dia untuk berkarya di seantero dunia ini.
Pada momentum Perak Imamat, Padre Marco, SVD, seorang imam yang juga bergelut di dunia sastra dan seni musik dan suara, merefleksikan perjalanan panggilannya dalam puisi yang ditulisnya sendiri.
JALANKU
Aku telah melihat,
Aku telah menyaksikan,
Aku telah mengalami
Bahwa mawar mekar di antara duri
Mulianya Tabor,
Sakitnya Getsemani,
Tuhan tahu.
Ia telah memanggilku,
Ia juga nemutuskan,
Di mana aku harus berdiri,
Ke mana arah melangkah.
Terjadilah kehendak-Nya!
Syukur kepada Tuhan,
Terima kasih untukmu semua.
Aku telah mencintai yang asing
Dengan segala kejujuran,
Dan aku dicintai kembali
Seratus kali lipat.
Padre Marco, SVD
Demikian bunyi puisi dari Padre Marco, SVD. Kame wahan kae, kaka arin, ina ama, opu bine mau ucapkan buatmu, selamat merayakan Perak Imamat! Bao ake sama toba! Tobi ake sama bata! Sekali imam, tetap imam!
Ruteng, Ekorantt.com – Kantor Kelurahan Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, dilahap api pada Sabtu (8/10/2022), pukul 14.00 Wita.
Kapolsek Reok, Ipda I Komang Agus Budiawan menerangkan, terbakarnya bangunan permanen yang berukuran 7×15 meter itu pertama kali dilihat oleh seorang ibu rumah tangga bernama Ratna Marola.
Saat saksi melintas di depan kantor, dirinya melihat ada kobaran api di dalam ruangan tempat penyimpanan berkas arsip kelurahan.
“Saat itu itu juga, saksi memanggil warga yang berada di Pasar Inpres dan menyampaikan bahwa ada api yang menyala dalam ruangan kantor Kelurahan Reok,” terangnya.
Mendengar penyampaian tersebut, kata Ipda Komang, warga sekitar secara bersama-sama mendobrak pintu untuk menyelamatkan barang-barang yang berada dalam ruangan.
“Barang-barang inventaris yang dapat diselamatkan yaitu satu unit laptop, satu unit alat print, dan kursi plastik,” sebutnya.
Sekitar 30 menit kemudian api berhasil dipadamkan. Namun, peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian material sekitar Rp3 juta.
Ipda Komang bilang, cepatnya kobaran api yang menghanguskan interior bangunan disebabkan adanya barang yang mudah terbakar, seperti kertas arsip.
“Untuk sementara penyebab kebakaran diduga disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek sistem kelistrikan yang tidak sesuai dengan standar PLN. Dan sumber api berasal dari ruangan penyimpanan berkas arsip,” tutupnya.