Bakti Sosial Pramuka Gudep Smansa Larantuka di Pasar Inpres

Larantuka, Ekorantt.com – Pramuka Ambalan SMA Negeri 1 Larantuka menggelar Bakti Sosial (Baksos) dengan membersihkan Pasar INPRES Larantuka pada Jumat (30/9/2022).

Baksos ini melibatkan semua anggota Pramuka Gudep SMA Negeri 1 Larantuka karena sudah menjadi satu dari sekian banyak kegiatan yang diprogramkan oleh SMA Negeri 1 Larantuka.

Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Larantuka Maria Goreti Hadung mengatakan, kegiatan baksos ini membuktikan bahwa Pramuka Smansa Larantuka juga sangat peduli dan cinta terhadap lingkungan.

“Dengan adanya kegiatan ini maka lingkungan menjadi bersih dan sampah-sampah yang ada di Pasar bisa dibersihkan dengan baik. Kegiatan ini terprogram secara rutin oleh anggota Pramuka SMA Negeri 1 Larantuka sebagai wujud cinta lingkungan bersih,” katanya.

Aktivitas anak-anak saat membersihkan sampah di Pasar Inpres Larantuka/Ekora NTT

Maria melanjutkan, pendidikan Pramuka adalah pendidikan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, tanggap, sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta menjadi penggerak generasi selanjutnya.

“Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya berbagai kegiatan yang dikemas sedemikian rupa sesuai dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan,” tambahnya.

Kepala SMA Negeri 1 Larantuka, Yakobus Milan Betan mengatakan, ia sangat antusias dan memberikan apresiasi kepada Gudep SMA Negeri 1.

“Hal seperti inilah sudah saatnya kita laksanakan. Peran sekolah di masyarakat perlu ditingkatkan. Sekolah tidak lagi hanya berperan sebagai tempat pembelajaran atau transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tetapi harus lebih dari itu adalah sekolah harus melakukan sesuatu yang berguna bagi banyak orang,” katanya.

Di samping itu, Yakobus bilang, siswa sebagai generasi penerus bangsa sudah saantnya menyatu dengan masalah.

“Membantu mengatasi masalah agar dia paham tentang situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat yang adalah habitatnya dan merupakan bagian dari dirinya,” tutup Kepsek Yakobus.

Herry Koten

Ibu-Ibu Majelis Ta’lim Maulo’o Gabung Jadi Anggota Pintu Air

Maumere, Ekorantt.com – Kelompok ibu-ibu dari Majelis Ta’lim Masjid Ridwan Maulo’o, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka bersedia untuk menjadi anggota KSP Kopdit Pintu Air Rotat, Indonesia.

Setelah mendengar pemaparan materi sosialisasi dan tanya jawab yang dibawakan oleh Tim Kantor Pusat KSP Kopdit Pintu Air, mereka pun menyatakan kesediaan untuk bergabung.

Untuk diketahui, sosialisasi ini berlangsung di rumah salah seorang anggota Kopdit Pintu Air, tepatnya Desa Mbengu, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, NTT pada Jumat (30/9/2022).

Hal ini pun disampaikan Kepala Divisi Usaha, Abdul Rahman Na’u kepada Ekora NTT.

Selain Kepala Divisi Usaha, Tim Kantor Pusat itu terdiri dari Kepala Divisi Simpanan, Lucius E. A. Abong dan Ketua Komite Cabang Paga, Marianus Rapa, serta Staf Manajemen Cabang Paga, Maria Teti.

Abdul Rahman ketika menyampaikan materi sosialisasi di hadapan ibu-ibu Majelis Ta’lim, mengakui bahwa ada begitu banyak keuntungan yang didapat karena mereka memilih bergabung dengan Kopdit Pintu Air.

“Banyak manfaat yang akan diterima anggota, ada banyak produk dan layanan yang sangat menguntungkan anggota, lagi pula, di Pintu Air anggota adalah pemilik lembaga bukan sebagai nasabah,” jelas Abdul Rahman sembari menambahkan, ada produk simpanan saham dan non saham dengan suku bunga yang sangat menggiurkan.

Rahman melanjutkan, ada produk Beasiswa Pelajar dan Mahasiswa, ada pula Solidaritas Kesehatan dan Solidaritas Duka Cita.

“Semua produk itu akan dinikmati semua anggota yang sudah barang tentu taat menjalankan kewajibannya baik menyimpan maupun meminjam,” katanya.

Sementara itu Kepala Divisi Simpanan, Lucius E. A. Abong ketika menyampaikan materinya lebih menekankan manfaat Tabungan Non Saham seperti Sibuhar, Sidandik, Sisuka, Sipintar, dan Simada.

“Marilah kita bangun kebiasaan menabung, menabung bukan dari kelebihan tetapi menabung dari sebuah perencanaan tabung,” tutur Lucius. 

Pada sesi dialog, Ibu Ranti mewakili teman-temannya menyampaikan apresiasi kepada Tim Pintu Air yang telah hadir untuk menyampaikan informasi yang sangat mendalam tentang keunggulan Pintu Air dibarengi dengan hak dan kewajiban sebagai anggota.

“Selama ini kami sudah dengar nama Pintu Air, namun kami belum paham seperti apa isi dalamnya. Baru hari ini kami mengerti, kami puas,” tutur Ranti sembari menambahan mereka akan segera bergabung.

Ketua Komite Pintu Air Cabang Paga, Marianus Rapa ikut menyampaikan tentang perkembangan Pintu Air Cabang Paga sampai akhir Agustus 2022.

“Jumlah anggota 4.383 orang dengan total aset Rp24 miliar dan pinjaman beredar Rp14 miliar,” tutupnya.

Semangat Penggerak Lokal Antisipasi Krisis Iklim

0

Larantuka, Ekorantt.com – Shindy Soge (30) sangat bersemangat menjelaskan  dampak perubahan iklim yang terjadi di desanya saat kegiatan pelatihan jurnalisme warga yang difasilitasi oleh Koalisi Pangan BAIK – konsorsium NGO yang punya perhatian khusus terhadap isu perubahan iklim dan isu pangan seperti KRKP, Yayasan Ayu Tani, Yayasan Ayo Indonesia, Yayasan KEHATI, dan Yayasan Yaspensel – di Kantor Yayasan Ayu Tani di Desa Hokeng Jaya, Kabupaten Flores Timur pada Jumat (30/9/2022).

“Banyak petani jambu mete yang memilih merantau karena produktivitas jambu mete sangat menurun,” tuturnya, merujuk pada dampak perubahan iklim yang terjadi di Desa Hewa, tempat ia bermukim. “Di tengah kondisi ini, kabar baiknya adalah ada seorang petani yang melakukan praktik baik yakni melakukan peremajaan jambu mete dan sekarang hasil jambu mete di kebunnya sudah mulai meningkat.”

Shindy adalah salah satu local champion atau penggerak lokal untuk isu perubahan iklim dari Desa Hewa. Bersama sejumlah teman lainnya di Flores Timur, ia telah melakukan beberapa kegiatan untuk mengatasi perubahan iklim seperti melakukan penghijauan di beberapa wilayah tandus.

Selain melakukan kerja nyata untuk mengatasi perubahan iklim, Shindy dan kawan-kawannya juga kini sedang belajar jurnalisme warga untuk mengkampanyekan isu perubahan iklim. Mereka belajar membuat narasi dan video dokumenter.

Dalam kampanye itu, mereka tidak hanya menonjolkan dampak buruk perubahan iklim, tetapi juga mengangkat cerita-cerita tentang individu atau komunitas masyarakat yang punya ‘praktik baik’ untuk mengatasi perubahan iklim. Tujuannya ialah menarik minat banyak orang untuk peduli dan bekerja nyata menyelamatkan bumi dan kehidupan manusia.

Kiki, Program Officer Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) mengatakan Koalisi Pangan BAIK memfasilitasi orang-orang muda tersebut agar mereka bisa menjadi agen di desa untuk kampanye dan advokasi kebijakan yang berkaitan dengan isu perubahan iklim, baik di tingkat desa, kabupaten, maupun nasional.

“Hasil riset Koalisi Pangan BAIK, NTT menjadi salah satu provinsi yang rentan terhadap perubahan iklim di Indonesia,” katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, konsorsium NGO tersebut mendorong masyarakat melalui penggerak lokal untuk mengembangkan model ‘praktik baik’ untuk pengelolaan pertanian dan pangan di tengah perubahan iklim.

“Harapannya, kampanye tentang ‘praktik baik’ untuk mengatasi perubahan iklim yang dilakukan oleh teman-teman local champion ini bisa menular dan dipraktikkan oleh banyak masyarakat di NTT,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa hingga saat ini, total ada 13 desa dampingan NGO anggota Koalisi Pangan BAIK  di Flores-Lembata yang memiliki local champion.

Direktur Yayasan Ayu Tani Thomas Uran mengatakan masyarakat di dua desa dampingannya yakni Desa Hokeng Jaya dan Desa Hewa sudah mengalami dampak perubahan iklim sejak 5-10 tahun terakhir. Dampak tersebut terutama terkait menurunnya produktivitas hasil pertanian.

“Di Desa Hewa, sejak 5 sampai 10 tahun terakhir, produktivitas mete terus menurun. Begitu juga di Desa Hokeng Jaya, sejak 5-10 tahun terakhir produktivitas kakao terus menurun,” katanya, sambil menambahkan bahwa penurunan produktivitas pertanian ini juga terjadi di desa-desa lain di Kabupaten Flores Timur.

Selain itu, dampak perubahan iklim juga menyebabkan pengurangan debit air, hal yang kemudian memicu konflik perebutan air di tengah masyarakat.

Lalu, para petani saat ini sulit memprediksi musim tanam. “Dulu musim tanam itu bulan November. Sekarang orang sudah tidak bisa prediksi karena hujannya tidak menentu,” tutur Thomas.

Menurut Thomas, pada tahun ini, Yayasan Ayu Tani bersama local champion dari dua desa dampingannya akan melakukan kegiatan penghijauan dengan menanam bambu di beberapa sumber mata air di wilayah tersebut.

Thomas berharap agar data-data pemerintah terkait produktivitas hasil pertanian dan data-data lainnya terkait potensi ekonomi di Kabupaten Flores Timur harus diperbarui dan betul-betul valid, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk membangun kesadaran di tengah krisis iklim yang terus mengancam. 

“Kalau kita lihat, dampak perubahan iklim ini lebih kepada ekonomi. Dulu, orang-orang di sini jarang merantau. Krisis iklim ini membuat minat orang mencari pekerjaan itu tinggi sehingga mereka merantau. Perubahan iklim ini menciptakan ketergantungan baru terhadap lapangan kerja,” ujarnya.

Ia juga berharap agar pemerintah desa juga bisa menelurkan kebijakan-kebijakan yang bisa mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Di tengah dampak krisis iklim  yang terus mengancam, Shindy berkomitmen untuk terus bekerja nyata serta menarik peduli banyak orang menyelamatkan bumi dan manusia. 

“Selama masih bisa dilakukan, saya akan terus berjuang untuk menyelamatkan lingkungan dan manusia dari dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Kadis Paul Bangkur Harapkan Nelayan di Sikka Dapat Akses Pembiayaan Usaha

0

Maumere, Ekorantt.com – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus Hilarius Bangkur, berharap para nelayan memanfaatkan akses pembiayaan yang disiapkan oleh negara untuk operasional melaut.

Akses pembiayaan bagi nelayan tersebut telah disiapkan dalam berbagai bentuk di antaranya Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui BRI maupun pembiayaan dari Kementerian.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus, kepada Ekora NTT pada Kamis (29/9/2022) di ruang kerjanya.

Menurutnya, pemanfaatan akses pembiayaan melalui perbankan dan juga dari Kementerian sangat efektif karena memiliki bunga yang lebih ringan membantu para nelayan dalam kegiatan usahanya.

“Dengan demikian mereka tidak meminjam uang di rentenir dengan bunga yang besar,” ujarnya.

Tanpa memiliki akses pinjaman baik melalui perbankan maupun dari Kementerian, Paul Bangkur mengakui, para nelayan masih sulit meningkatkan produktivitas penangkapan, budidaya, serta pengolahan ikan.

“Kita tahu bahwa dalam usaha perikanan, ada penangkapan, budidaya, pengolahan dan pemasaran yang membutuhkan modal yang cukup besar untuk kegiatan usaha,” kata Paul.

Ia menambahkan, untuk usaha perikanan tangkap harus membutuhkan peralatan yang memadai; misalnya, kapal mesin minimal 3 GT, mesin dan alat tangkap yang lengkap, maka para nelayan dapat mengakses pinjaman uang melalui KUR atau pembiayaan dari Kementerian yang dapat meminjam hingga Rp75 juta.

Sementara itu, kalau kegiatan usahanya di bidang pengolahan dan pemasaran dan budidaya minimal mengakses dana KUR Rp25 juta hingga Rp50 juta.

“Untuk pembiayaan mikro dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa lebih besar tergantung jenis usaha dan jaminan yang disiapkan. Misalnya, pinjam Rp100 juta maka harus ada jaminan seperti kapal, sertifikat tanah,” katanya.

Menurut Paul, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka telah mensosialisasikan kepada para nelayan terkait tata cara memperoleh pinjaman modal di Bank maupun di Kementerian.

Untuk itu, ia berharap kepada nelayan yang telah mengikuti kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) pada Selasa (27/9/2022) terkait akses pembiayaan usaha bagi nelayan agar memanfaatkan dengan baik.

“Bimtek Akses Pembiayaan Usaha bagi nelayan itu difasilitasi oleh Anggota DPR RI, Ibu Julie Sutrisno Laiskodat dari Komisi IV yang membawahi bidang Kelautan dan Perikanan,” pungkasnya.

Mantan Wabup Flotim Dukung Kejari Larantuka Tangkap Bendahara BPBD

0

Larantuka, Ekorantt.com – Agustinus Payong Boli, mantan Wakil Bupati Flores Timur bersama tim kuasa Hukum Sekda PIG dari Kantor Hukum/Law Firm Agustinus Payong Boli dan Patners dalam kasus dugaan Korupsi Dana Covid 19 tahun anggaran 2020 mendukung dan mendesak Kepala Kejaksaan Negeri Larantuka bersama jajarannya agar menangkap tersangka PLT selaku bendahara di BPBD.

Ketua Tim Penasihat Hukum PIG Agustinus Payong Boli, bersama tim Meridian Dado, SH, Antonius Dedi Hewen, SH dan Yohanes Pehan Gelar, SH mengatakan, tersangka PLT bendahara pada BPBD adalah pelaku utama kejahatan Tindak Pidana Korupsi yang harus bertanggung jawab secara hukum.

Menurut pengacara Agus Boli, kliennya PIG berkepentingan terhadap Bendahara PLT karena diduga keterangan kesaksian bendara PLT palsu sehingga menjerat PIG dalam lingkaran masalah ini.

Agus Boli menegaskan akan segera mempidanakan Bendahara PLT terkait dugaan memberi kesaksian palsu secara sendiri atau bersama-sama sehingga mengorbankan kliennya PIG.

“Saya duga keras tersangka Bendahara PLT sengaja memberi keterangan palsu yang merugikan dan mengorbankan klien saya PIG, dan setelah kumpulkan bukti kita akan pidanakan yang bersangkutan,” ujar Agus.

Agus Boli mengatakan, ia akan menggerakkan semua kemampuan hukum untuk membela hak-hak hukum Klien PIG.

Ia juga meminta semua orang agar tidak boleh menghakimi kliennya PIG baik secara lisan maupun tulisan di medsos, seolah-olah kliennya PIG seorang koruptor karena proses hukum baru berjalan dan tersangka tidak selamanya terbukti bersalah di depan persidangan.

“Klien saya PIG posisi sekarang tersangka bukan terpidana. Hormati proses hukum dengan asas praduga tak bersalah,” kata Agus Boli.

Siap Lepas 884 Wisudawan, Rektor Unwira Kupang: Mereka seperti Misionaris

0

Kupang, Ekorantt.com – Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang akan segera mewisuda 862 mahasiswa pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Sebelum mewisuda mahasiswa, terlebih dahulu dilakukan misa pelepasan mahasiswanya yang diselenggarakan di Aula Imakulata, Kampus Unwira Pendui Kupang pada Kamis, 29 September 2022 pukul 16.30 Wita.

Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philpus Tule, SVD, mengatakan, misa pelepasan para wisudawan-wisudawati periode 2022 ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan acara wisuda bagi mahasiswa/mahasiswi Unwira Kupang.

Sebagai lulusan dari Perguruan Tinggi Katolik, dirinya selalu berkeyakinan, para wisudawan/wisudawati Kupang, duta-duta dari Unwira yang dikirim untuk mengabdi di tengah masyarakat, menerapkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh di lembaga pendidikan.

“Mereka ini seperti misionaris sebenarnya atau da’i. Orang-orang yang diutus membawa marwah Unwira, membawa bendera Unwira,” ujar Pater Philipus kepada wartawan usai Misa Pelepasan pada, Kamis (29/9/2022).

Ia juga mengatakan, para mahasiswa yang akan diwisuda juga telah menyampaikan janji sebagai almuni akan mengabdi dan mengamalkan ilmu pengetahuan sebagai perwujudan cita-cita lembaga Unwira sesuai moto “Karena Unwira punya moto “Ut Vitam Habeant Abundantius” yang berarti : “Supaya Mereka Memiliki Kehidupan Secara Berlimpah”.

“Ketika mereka masuk di Unwira, mereka banyak melakukan kegiatan pendidikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan ekstrakurikuler agar supaya mereka memiliki hidup berkelimpahan dengan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari,” ungkapnya.

Pater Philipus berharap, berbekal ijazah yang telah diperoleh, para wisudawan yang akan dikirim ke tengah masyarakat dan mampu mencari pekerjaan, membuat lapangan pekerjaan sendiri, dan membawa perubahan perbaikan sosial ekonomi di masyarakat.

“Itulah sebenarnya misi yang diemban para alumni yang merupakan perwujudan dari moto Unwira itu,” harapnya.

Dengan komitmen atau Kredo Alumni yang telah disepakati saat perayaan Misa Pelepasan, para alumni akan memperkuat barisan alumni Unwira Kupang yang dalam usianya ke-40 tahun telah berjumlah hampir 20 ribuan yang tersebar di berbagai negara, Timor Leste, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa.

Pantauan Ekora NTT, Misa Pelepasan Mahasiswa yang akan diwisuda ini langsung dipimipin oleh Rektor Unwira Kupang, Peter Dr. Philipus Tule, SVD dan juga menghadirkan para orang tua wisudawan/wisudawati.

Usai Misa Pelepasan, dilanjutkan dengan acara pentas seni, pembacaan mahasiswa berprestasi di setiap program studi serta pembacaan wisudawan dan wisudawati terbaik.

Patrick Padeng

Kopdit Obor Mas Gandeng PPL Pertanian Beri Pelatihan Kewirausahaan di Kangae

Maumere, Ekorantt.com – Kopdit Obor Mas bersama PPL Pertanian Desa Langir memberikan pelatihan kewirausahaan pengolahan beberapa produk kuliner berbahan dasar jagung di Habi Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Kamis, 29 September 2022.

Pelatihan dibuka oleh Wakil Ketua II Pengurus Kopdit Obor Mas Valentinus Vidis yang didampingi Manajer Area Sikka dan Timor Martonsius Juang, Manajer Kantor Cabang Pasar Tingkat Roneni Sisilia, dan Fasilitator PPL pertanian Desa Langir Mathilda Bunga Rose.

Wakil Ketua II Pengurus Kopdit Obor Mas, Valentinus Vidis mengatakan pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan anggota, dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga.

“Pelatihan diadakan untuk membantu ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan apa lagi bahan bakunya mudah di dapat dan ada di sekitar kita,” ucap Valentinus.

“Diharapkan selain anggota memperoleh ilmu untuk mengolah jagung menjadi beberapa produk kuliner tetapi juga akan dijelaskan terkait produk dan layanan berupa simpan, pinjam, solidaritas dan juga perlindungan yang dapat diperoleh anggota di Kopdit Obor Mas,” sambungnya.

Manajer Area Sikka dan Timor, Martonsius Juang, dalam pemaparan materi tentang produk dan layanan Kopdit Obor Mas, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan kewirausahaan ini sangat lengkap karena melibatkan PPL Pertanian dan Kopdit Obor Mas.

“Pelatihan ini sepertinya dari hulu ke hilir. Pihak PPL pertanian mendampingi mulai dari budidaya jagung sampai panen dan hasil panen jagung tersebut diolah sampai menghasilkan produk turunan berupa makanan ringan,” tutur Marton.

“Sedangkan dari pihak Kopdit Obor Mas mendampingi permodalan melalui pinjaman KUR dan hasil dari produk tersebut dibantu untuk dipromosi melalui media sosial milik Kopdit Obor Mas,” lanjut Marton.

Sementara Manajer Kopdit Obor Mas Cabang Pasar Tingkat, Roneni Sisilia mengakui bahwa kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi anggota bukan kali pertama tetapi sebelumnya sudah diadakan di kelompok lain dengan bahan baku yang berbeda pula.

“Selama ini pelatihan yang diadakan itu terkait financial literacy dan juga kursus dasar koperasi, namun kali ini kami mengadakan pelatihan yang sedikit berbeda yakni langsung bersentuhan dengan keseharian anggota sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka,” lanjut Neni.

Hal senada disampaikan PPL Pertanian Desa Langir, Mathilda Bunga Rose. Baginya, kerja sama dalam pendidikan kepada para anggota koperasi sangat bagus karena langsung bersentuhan dengan usaha mereka.

Menurut Mathilda, jagung bisa diolah menjadi beberapa produk kuliner berupa makanan ringan yakni emping jagung, marning jagung, beras jagung instan, rengginang jagung, tepung jagung, dan masih banyak lagi.

Selain bahan baku mudah didapat, menurut Mathilda, proses pengolahannya pun tidak terlalu sulit. Untuk mesin pengolahan tentu membutuhkan biaya sedikit mahal.

“Tapi dengan adanya Kopdit Obor Mas tentu ada solusinya melalui pinjaman KUR untuk pengadaan mesin pengolahan,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung sehari penuh yang diikuti 35 orang anggota yang dikelola oleh Maria Nona Nita sebagai Pengurus Kelompok Sahabat (PKS) Obor Mas.

 

Dewan Pengawas LPDB KUMKM Minta Obor Mas Perhatikan Anak-Anak Muda

Maumere, Ekorantt.com – Dewan Pengawas LPDB KUMKM, Nining Sri Astuti mengakui bahwa KSP Kopdit Obor Mas menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia.

Ia pun mendorong para pengelolanya untuk memberikan perhatian kepada anak-anak muda.

“Pelayanan koperasi juga diharapkan menyasar anak-anak muda,” kata Nining saat Rapat Pendampingan Analisa Kredit UMKM bagi pengelola KSP Kopdit Obor Mas di Hotel Go Maumere, Rabu, 28 September 2022.

Sekarang, kata Nining, sejumlah anak muda memanfaatkan plaform digital sebagai media untuk berwirausaha. Karena itu, dibutuhkan pendekatan pelayanan koperasi yang selaras dengan kebutuhan mereka.

Pada bagian lain, Nining menekankan pentingnya regenerasi dalam kepengurusan koperasi. Anak-anak muda perlu mendapat kesempatan dalam kepengurusan organisasi koperasi.

“Semua kita pasti akan tua dan butuh estafet kepemimpinan dari yang muda-muda,” ujarnya.

Pose bersama saat Rapat Pendampingan Analisa Kredit UMKM/Ekora NTT

Diakuinya, Obor Mas sudah pada jalur yang benar, dalam hal regenerasi anggota dan pengelola koperasi. Hal ini juga yang menjadikan Obor Mas sebagai koperasi modern.

Pelayanan keuangan bagi kaum muda sesungguhnya sudah menjadi perhatian kopdit yang berpusat di kota Maumere ini. GM Obor Mas, Leonardus Frediyanto Moat Lering bilang, sejauh ini Obor Mas telah membiayai usaha digital anak-anak muda.

Dalam penuturan Frediyanto, kredit ini digunakan untuk pengembangan usaha kaum milenial. Dan berkat kredit itu, beberapa anak muda bisa maju dalam bisnisnya.

“Kita berikan kredit untuk anak-anak muda. Hasilnya sangat luar biasa. Pendapatan mereka besar,” kata Frediyanto.

Kembali ke Nining. Pendidikan dalam koperasi, bagi dia, sangat penting, baik untuk pengelola maupun anggota koperasi.

Koperasi, kata Nining, tidak hanya menyalurkan kredit kepada anggota tetapi juga melakukan pendampingan terhadap usaha anggota.

Senada, Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga mengatakan pendidikan merupakan salah pilar koperasi kredit. Pendidikan mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi kredit.

“Bahwa Credit Union dimulai dengan Pendidikan, berkembang dengan Pendidikan, dikontrol dengan Pendidikan, bergantung pada Pendidikan,” pungkas Romanus.

SMPK Adi Sucipto Juara Lomba Cerdas Cermat Matematika FKIP Unwira

0

Kupang, Ekorantt.com – SMPK St. Adi Sucipto Kupang, berhasil meraih juara Lomba Cerdas Cermat Matematika (LCCM) ke-5 yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang.

SMPK St. Adi Sucipto Kupang berhasil mengungguli sekolah lainnya di Kota Kupang. Di antaranya, SMPN 2 Kupang, SMPK Giovanni, SMPK St. Theresia, SMPK St. Yoseph Naikoten, SMP Dian Harapan, SMP Lentera Harapan, SMP Kristen Tunas Gloria dan SMP Katolik Rosa Mistika.

Dekan FKIP Unwira Kupang Damianus Talok mengatakan, kegiatan LCCM ke-5 ini terjadi berkat kolaborasi yang baik dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dengan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

Damianus menjelaskan, kegiatan LCCM ke-5 ini mengambil tema “Mengintegrasikan Prestasi dan Intelektual Demi Mewujudkan Generasi Milenial Matematis”.

Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat membangun kembali karakter kompetitif dalam mengintegrasikan konsep Matematika.

“Kita bersyukur karena LCCM tahun ini merupakan suatu momentum untuk bangkit mengembangkan potensi, mengambil dan merebut kembali seluruh kesempatan yang pernah hilang,” ujar Damianus pada 28 September 2022.

Sementara itu, Ketua Program Studi Matematika, Aloysius Joakim Fernandez, secara terpisah mengatakan, LCCM ke-5 diselenggarakan selama tiga hari dari tanggal 26-28 September 2022 dan diikuti 9 sekolah dari 19 sekolah yang diundang.

“Kami menyampaikan terima kasih bagi sekolah-sekolah yang telah berpartisipasi di tengah jadwal yang padat di sekolah masing-masing,” ungkap Fernandez.

Fernandez menjelaskan, kegiatan LCCM ke-5 yang berlangsung selama tiga hari ini, para peserta mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Hal ini terlihat dari peserta yang mampu menerapkan strategi untuk memperoleh dan mempertahankan nilai.

“LCMM ke-5 berlangsung sangat meriah dan kompetitif. Jika dilihat bahwa ada tingkatan soal yang dipakai dari setiap babak. Tim penyusun soal juga menerapkan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills),” tuturnya.

Dirinya berharap, kegiatan Lomba Cerdas Cermat Matematika yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Matematika dapat melibatkan peserta dari seluruh sekolah di daratan Pulau Timor.

“Ke depannya kita berkeinginan untuk mengundang sekolah-sekolah sedaratan Pulau Timor untuk kegiatan di tahun-tahun berikutnya,” harapnya.

Patrik Padeng

Istri yang Baik (Ketika Suami Gangguan Jiwa)

0

Oleh: Avent Saur*

Apa yang kita sebut dengan kebaikan selalu bersifat relatif. Bahkan sangat subjektif. Apa yang orang ini sebut baik, belum tentu baik bagi orang lain.

Namun sekalipun kebaikan pada umumnya relatif, bahkan subjektif, tetapi ada kebaikan-kebaikan objektif; paten dan permanen. Pada mata siapa pun, kebaikan itu tetap baik. Sedikit pun, sifatnya tak berubah. Pada perasaan moral siapa pun, kebaikan itu konsisten pada sifatnya sendiri yakni baik.

Tentu saya secara khusus mengacu pada pergumulan hidup seorang istri saat berhadapan dengan suami yang mengalami gangguan jiwa. Ada sekian banyak narasi pergumulan itu, tetapi saya hanya ingin mengutarakan satu.

Pada sebuah kampung di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, seorang Ibu berjuang menghadapi suaminya yang menderita gangguan jiwa selama kurang lebih 15 tahun.

Sepanjang hari dan bertahun-tahun, ia coba terus bertahan di hadapan keadaan suami yang agresif, yang kacau, yang mengganggu kenyamanan rumah tangga, bahkan kenyamanan sosial. Ia juga bergelut dengan pekerjaan sebagai petani untuk menyokong ekonomi rumah tangga, menghidupi tiga anak yang masih usia anak.

Ia terus bertahan. Tetapi karena secara sosial, masyarakat tak bertahan di hadapan kelakuan suaminya, keluarga besar dan masyarakat pun mengambil solusi pidana tradisional yakni pemasungan.

Suaminya dipasung pada dua kaki dengan menggunakan kayu balok, lalu ditempatkan di pondok yang sengaja dibangun untuk pemasungan itu. Pondok itu tak beratap, juga tak berdinding. Ya, untuk kondisi seperti ini, saya sering menyebutkan “pondok berdindingkan ujung-ujung bumi, pondok beratapkan langit.”

***

Tak lama berselang, sang istri bersama anaknya meninggalkan kampung itu, meninggalkan suaminya.

Kenapa? Ia rupanya tak mampu bertahan pada situasi itu; bukan tak mampu bertahan menghadapi suaminya, melainkan tak mampu bertahan menghadapi kondisi keluarga besar dan masyarakat sekampung yang memasung suaminya.

Hari-hari hidupnya ia jalani dengan banjiran air mata. Di kedalaman perasaannya, ia menjerit kesakitan. Bukannya ia menangis dan menjerit karena suaminya menderita, melainkan karena tak tega menyaksikan kekasihnya yang terpasung dalam kondisi menyakitkan.

Lebih daripada itu, ia menangis dan menjerit karena ia tidak ingin tiga buah hatinya yang masih usia kecil itu harus menyaksikan ayah mereka dalam keadaan yang tidak manusiawi. Spontan saja ia berpikir bahwa kondisi psikis anak-anak akan berubah ke arah keburukan jika setiap hari menyaksikan keadaan ayah mereka.

Itulah sebabnya ia bersama anak-anak pergi ke tempat cukup jauh, ke kampung orangtuanya. Mulai dari angka nol, ia coba menata kembali ekonomi keluarganya, coba mencari kemungkinan-kemungkinan ekonomi yang memadai buat masa depan anak-anaknya.

Sendirian ia bergelut, sambil menghibur dan menguatkan serta mendidik anak-anaknya yang sedikit pun belum paham apa arti kehidupan di dunia fana ini.

Kurang lebih sudah sembilan tahun berlalu. Proses pergumulan hidup dalam durasi yang panjang itu tentu tidak semudah yang kita bayangkan.

Ia mendengar kabar bahwa sang suami sudah dilepaskan dari pasungan. Namun tak sedikit pun dalam pikiran dan perasaannya akan kembali hidup bersama suaminya. Seakan-akan ia tak peduli pada kabar itu. Sebagaimana biasa, ia tetap berjalan maju mengayun sampan keluarga kecil yang kesejahteraannya tak seberapa.

***

Ada pun keadaan suaminya, ketika masih dalam pasungan, saya tahu setelah mendengar kabar dari sukarelawan Kelompok Kasih Insanis Manggarai Barat. Sukarelawan juga mengetahuinya dari orang-orang lain di kampung tetangga.

Saya coba mendorong sukarelawan untuk segera melakukan kunjungan, membuat pendataan yang mendetail, dan kalau memungkinkan, kita akan berkonsultasi pada tenaga kesehatan agar suaminya itu segera diberikan layanan medis.

Tidak butuh waktu lama, para sukarelawan menyusuri jalur riskan menuju kampung pemasungan itu. Mereka menemukannya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Dalam gambar yang dikirim kepada saya, tampak sekali, selama sembilan tahun terpasung, suaminya kurang dirawat sedikit pun, selain diberikan makanan dan minuman ala kadarnya.

Badannya kurus kerempeng, tak berpakaian sehelai pun. Penuh daki pula. Rambutnya panjang tak terurus, juga kuku jari-jemari kaki dan tangannya memanjang dan mengeras.

Pondok pasungannya yang tak beratap dan tak berdinding itu sudah sangat reyot. Tiang-tiang penyanggah sudah lapuk. Sukarelawan cemas bahwa pondok itu pasti akan roboh dan tentu sangat membahayakan nyawa manusia pasung itu.

Satu hal yang relawan patut syukuri adalah bahwa keluarga dekat dan keluarga besar dari suamnya itu bersedia untuk menempuh proses pemulihan secara medis. Pengobatan pun segera dimulai, dan hari itulah awal dari proses panjang pemulihannya.

Dan kepulihan itu direngkuh pada tahun kedua. Keluarga dan masyarakat sepakat untuk melepaskan dia dari kayu hinaan itu. Bahkan mereka bersepakat untuk merayakan upacara syukur baik secara budaya maupun agama. Saya diminta untuk menghadiri syukuran itu.

Namun permintaan itu tidak dengan mudah saya kabulkan. Saya coba berikan syarat kepada keluarga dekat dan keluarga besar di kampung itu. “Saya akan ke kampung itu jika kalian mengurus kepulangan sang istri dan anak-anaknya.”

Syarat itu tentu tidak terbilang mudah. Cukup sulit, bahkan sangat sulit. Sebab sudah sembilan tahun lamanya, keluarga di kampung itu tak sedikit pun berkomunikasi dengan sang istri dan anak-anak. Sang istri dan anak-anak juga tak sedikit pun mengunjungi suaminya dan ayah mereka. Komunikasi terputus.

Nah bagaimana komunikasi itu bisa tersambung kembali? Tentu ini bukan perkara mudah, tetapi bukan tidak bisa. Saya pun mendorong keluarga dari sang suami untuk dengan perasaan hati yang kacau seperti apa pun, harus menjalin kembali komunikasi itu. Tidak membutuhkan waktu yang lama, komunikasi itu kembali terjalin.

Bagaimana hal itu menjadi mungkin? Pada pikiran dan perasaan sang istri, ia tahu bahwa dirinya adalah istri dari sang suami yang terpasung itu. Anak-anaknya adalah juga anak-anak dari suaminya.

Pada pikiran dan perasaan sang istri, dalam hari-hari hidupnya, ia terus menanti-nantikan suatu hari di masa depan yang jauh sekali, akan kembali tinggal di bawah satu atap bersama sang suami. Secara fisik, ia bersama anak-anak meninggalkan sang suami, tetapi secara afektif ia tetap tinggal bersama sang suami.

Karena itu, bak gayung bersambut, sekalipun keluarga dekat dan keluarga besar dari sang suami pergi dengan berat hati untuk menjalin kembali komunikasi yang terputus selama sembilan tahun, pada mata sang istri kehadiran mereka adalah sebuah kegembiraan yang tak terbandingkan.

Sang istri bersama anak-anak yang saat itu sudah menginjak masa remaja tak membutuhkan waktu lama untuk kembali ke kampung sang suami dan ayah mereka, serta kembali tinggal serumah.

***

Hari syukur itu pun tiba. Dari Ende, saya bersama teman sukarelawan segera menempuh perjalanan menuju sebuah kampung di sudut wilayah Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores itu. Matahari sudah terbenam di ufuk barat ketika kami tiba di kampung itu, di rumah keluarga itu.

Yang saya peluk pertama tentu adalah korban pasung yang sudah bebas dari penderitaannya yang mengerikan, kemudian mendekat ke sang istri dan anak-anak mereka.

Dan saya mengajak sang istri dan sang suami serta anak-anak untuk saling berpelukan. Kami semua spontan bertepukan tangan sepanjang mungkin, sekuat mungkin, dan senyaring mungkin.

Tak sedikit pun kata-kata yang saya ucapkan. Mereka semua pada terharu dan tak mampu menahan air mata.

Rupanya pikiran mereka yang dihantui aneka hal yang rumit telah terurai. Rupanya perasaan mereka yang diwarnai hitamnya kegelapan hidup telah disinari cahaya harapan. Rupanya dada mereka yang disesaki sekian banyak perkara telah dilegakan dengan angin segar yang menenangkan.

Malam itu adalah malam kelahiran baru bagi keluarga kecil itu, juga malam kegembiraan buat keluarga besar di kampung itu. Kami semua melewati malam itu dengan aneka narasi masa lalu yang gelap; narasi kebuntuan hidup, narasi jeritan nurani yang tak habis-habisnya, narasi hidup berumah tangga yang runyam, narasi hidup sosial yang cengkeram, dan narasi tentang Tuhan yang seakan-akan malas tahu pada keadaan umat yang dengan setengah mati beriman pada-Nya.

Pada setiap narasi itu, kami selipkan edukasi kesehatan jiwa. Kami selipkan gurauan dan tawa ria, senyuman yang semanis-manisnya dan wajah yang berseri-seri serta saling meneguhkan dalam hidup dan dalam beriman kepada Tuhan yang adalah pribadi yang tak akan pernah berubah dari awal sampai selama-lamanya; Tuhan yang adalah awal dan akhir dari ziarah fana hidup manusia.

***

Nah istri yang baik? Apa modalnya?

Kiranya kita tidak perlu menundukkan kepala untuk memikirkan pengertian mendalam tentang istri yang baik. Kiranya kita juga tidak perlu mengangkat muka untuk mengimajinasikan teori yang jauh di langit tentang istri yang baik.

Satu saja modalnya yakni berpegang pada sumpah yang pernah diucapkan mulut, hati, dan pikiran sendiri; konsistensi pada komitmen yang pernah diucapkan kepada satu sama lain antara suami-istri.

Dan substansi dari modal itu adalah “Sebab mereka bukan lagi dua, melainkan satu.” Lebih daripada itu, “Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.”

Dan lagi, “saya berjanji untuk menjadi istri/suami yang baik dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya berjanji untuk setia padanya sampai akhir hidup.”

Sebagaimana sebuah pasangan suami-istri pada umumnya, substansi modal itu sangat mudah diucapkan. Namun kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa menjalani ucapan yang mudah itu sungguh sangat sulit diamalkan terutama ketika rumah tangga dilanda kemalangan dan sakit.

Istri dari sang suami korban pasung itu telah melewati kesulitan itu dengan berani dan kuat. Ia menikmati proses-proses itu tanpa kehilangan kebahagiaan. Sebab kebahagiaan ada pada kedalaman perasaan tiap-tiap orang, dan tak pernah sedikit pun dirampas oleh siapa pun dan oleh keadaan apa pun.*

*Pendiri Sukarelawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT