Kopdit Pintu Air Eksekusi Aset AJB Cabang Maumere

0

Maumere, Ekorantt.com – Kopdit Pintu Air melakukan eksekusi aset milik Asuransi Jiwa Bumi Putera (AJB) Cabang Maumere yang beralamat di Jalan Nong Meak, Kota Maumere pada Rabu (24/8/2022). Hal ini dilakukan karena pihak AJB belum membayarkan polis milik Kopdit Pintu Air senilai kurang lebih Rp1,5 miliar lebih.

Sebelum pelaksanaan sita eksekusi,  Pengadilan Negeri Maumere telah memberitahukan kepada pemohon eksekusi untuk hadir pada saat peninjauan lapangan terhadap satu sebidang tanah yang selama ini dimanfaatkan oleh termohon eksekusi dalam menjalankan usahanya.

Surat dari Pengadilan Negeri Maumere dengan nomor: W26.U6/974./HK.02/06/2022 tertanggal 27 Juni 2022 tersebut menjelaskan bahwa sita eksekusi diajukan oleh kuasa para pemohon eksekusi pada 25 Februari 2022.

Adapun aset yang disita yakni satu bidang tanah dan bangunan yang beralamat di Jalan Nong Meak, Kota Maumere.

Kuasa Hukum Para Pemohon, Viktor Nekur mengatakan, kegiatan sita eksekusi aset AJB mengacu pada penetapan Ketua Pengadilan Negeri Maumere Kelas II Nomor 1/Pen. Pdt. Eks/2022/PN Mme tanggal 18 Agustus 2022.

“Gugatan sudah masuk dari 2020, 2021 banding, setelah banding mereka tidak kasasi, saya juga tidak kasasi waktu itu. Jadi sudah punya kekuatan maka saya minta eksekusi saya minta dia bayar sesuai dengan gugatan saya, tapi karena mereka tidak punya itikad baik untuk melakukan pembayaran maka saya ajukan permohonan untuk eksekusi asetnya mereka,” jelas Viktor.

Lanjut Viktor, proses sudah berjalan dari pemeriksaan  4 Juli sampai 4 Agustus 2022.

“Kami dikasih waktu untuk berdamai namun tidak ada ruang untuk berdamai maka pada 18 Agustus 2022 sudah dikeluarkan surat penetapan untuk eksekusi, ” ujarnya.

Terkait pelayanan terhadap nasabah AJB, kata Viktor, setelah kegiatan sita eksekusi, pelayanan dikantor tetap berjalan sesuai dengan yang disampaikan oleh Ketua Pengadilan Maumere. Aktivitas boleh berjalan selama belum ada proses pengajuan lelang. Kalau sudah ada pengajuan lelang, maka proses aktivitas harus dihentikan.

Viktor pun mengapresiasi langkah pengadilan dengan mengabulkan sita eksekusi karena keputusan sudah inkrah.

Sementara itu, Kepala Cabang AJB Bumi Putera Cabang Maumere, Dedi Nggi mengakui tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena dilarang atasan.

“Saya tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena dilarang oleh direksi. Nomor suratnya berapa saya pun tidak tahu, tapi isi dari suratnya itu melarang saya tidak boleh memberikan keterangan terkait proses sita eksekusi,” ungkap Dedy.

Pelayanan, kata Dedi, tetap berjalan sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Ketua PN Maumere.

Kisah Lasarus Sura Boruk Panen Mete setelah Peremajaan

Larantuka, Ekorantt.com – Jambu mete (Anacordium Occidentale) merupakan jenis tanaman komoditi yang menjadi sumber pendapatan petani di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang.

Ada banyak petani yang menggantungkan hidup ekonominya dari komoditi mete. 

Sayangnya, sejak satu dekade belakangan banyak petani yang terpaksa membiarkan saja tanaman mete tak terurus lantaran hasil yang tidak cukup memuaskan. 

Menariknya, kondisi ini justru berbeda dengan yang dilakukan Lasarus Sura Boruk (58). 

Perjumpaan dan sharing-nya dengan banyak kalangan tentang cara meremajakan pohon mete ikut memantapkan daya juangnya untuk melakukan peremajaan mete di kebunnya.  

Di atas lahan seluas satu setengah hektare miliknya,  seratus  pohon mete yang telah mencapai usia 20 tahun diremajakannya.

“Usia pohon mete ini kira-kira dua puluh tahun lebih, tidak lagi berikan hasil optimal, makanya saya pikir sebaiknya ditebang atau istilahnya diremajakan,” ungkap Lasarus.

Lasarus mengaku, awalnya ragu-ragu juga. Bagaimana nasib seratus pohon mete itu ketika diremajakan dan justru tidak memberikan hasil yang memuaskan. 

Ia lantas nekat melakukan penebangan pada tahun 2015 silam. 

“Saya rela tebang pohon mete yang sudah tua, saya tebang dan kemudian saya rawat hingga akhirnya kembali muncul tunas-tunas baru dari pohon yang ditebang,” tutur Lasarus.

Berfoto di kebun mete yang sudah diremajakan/Ekora NTT

Dari tunas-tunas baru yang tumbuh untuk setiap pohonnya hanya diperbolehkan satu tunas saja yang dibiarkan.

Caranya, ia memilih tunas paling besar dari pohon tersebut, sedangkan tunas yang lainnya yang ikut tumbuh dipangkas. 

“Puji Tuhan dari usaha dan kerja keras saya untuk merawat tunas baru tersebut kini sudah dua tahun berturut-turut ini, 2021 dan 2022 saya memperoleh pendapatan yang cukup tinggi hingga jutaan rupiah,” cerita Lasarus lagi.

Ia pun memprediksi hingga akhir masa panen tahun, hasil yang diperoleh dari peremajaan mete di kebunnya bisa mencapai 600 kg.

Thomas Uran dari LSM Yayasan Ayu Tani Mandiri mengemukakan, apa yang dilakukan Lasarus adalah satu kerja yang wajib juga diikuti para petani lainnya di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur,demi mendapatkan hasil yang menguntungkan untuk pendapatan ekonomi keluarga.

“Saat ini kita berhadapan dengan perubahan iklim yang tak menentu. Banyak dari hasil komoditi yang usianya mencapai puluhan tahun tidak lagi memberikan hasil yang optimal sehingga kita butuh banyak sekali inovasi yang ramah lingkungan semisal peremajaan mete yang dilakukan Bapak Lasarus itu,” kata Thomas.

Panen mete yang jatuh sendiri sambil memisahkan biji dari buahnya/Ekora NTT

Thomas menambahkan, pihaknya tengah mendampingi anak-anak muda yang disebut aktor lingkungan atau para local champion yang menjadi agen di tengah kelompok masyarakat. 

Para local champion ini, menurut Thomas, akan ikut dalam kampanye-kampanye tentang aksi untuk mencintai dan merawat lingkungan alam sekitarnya. 

Mereka juga akan berperan sebagai auditor sosial yang melihat dan merasakan dari dekat situasi di lingkungan sekitar mereka dan memberikan masukan berharga bagi para stakeholder di desa tempat mereka tinggal.

Kontributor: Maria Mone Soge (Guru SMAN 1 Wulanggitang, Local Champion dari Desa Hewa, Kabupaten Flores Timur)

70 Petani di Ruteng Lomba Mancing Ikan Air Tawar

0

Ruteng, Ekorantt.com – Sebanyak 70 petani di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, mengikuti lomba mancing ikan air tawar yang digelar oleh Rumah Ikan (RI) Lao, pada Selasa (23/8/2022).

Kegiatan yang berlangsung di kolam ikan RI Lao, Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong itu dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77.

Presiden Rumah Ikan, Wensislaus Rudi Novianto mengatakan, kegiatan ini dibuat untuk memberi ruang bagi para petani dalam merayakan HUT Republik Indonesia.

Sejauh pengamatannya, petani seringkali tidak diberi tempat untuk berekspresi, termasuk merayakan hari Ulang Tahun Kemerdekaan.

Sebanyak 70 petani saat mengikuti lomba mancing ikan air tawar/Ekora NTT

“Event ini tentu akan berkelanjutan. Tentu dari tahun ke tahun akan dibuat,” ujar Rudi.

Menurutnya, peserta lomba sangat antusias, karena mereka melaksanakan perlombaan ini di sekitar kebun mereka.

Rudi juga mengakui, dirinya sengaja membuat lomba mancing untuk menjawab kerja sama dengan pemerintah dalam menekan tingginya angka stunting.

“Karena salah satu cara untuk penambahan gizi adalah dengan konsumsi ikan tawar. Kita perlu gizi yang seimbang bagi generasi kita,” terang Rudi.

Rudi menambahkan, yang mendapat juara akan menerima alat semprot, setrika, ember, termos, serta obat-obatan.

Regina Mbut, salah seorang peserta lomba mengaku senang dalam mengikuti lomba tersebut.

Bagi mereka, kata Regina, lomba memancing ikan adalah cara para petani merayakan HUT RI.

“Kami merasa senang karena setiap tahun dilaksanakan lomba mancing ikan,” tutupnya.

CU Bina Seroja Studi Banding ke Kopdit Obor Mas

Maumere, Ekorantt.com – CU Bina Seroja melakukan studi banding ke Kopdit Obor Mas selama dua hari, 19-20 Agustus 2022. Studi banding ini pernah dilakukan sebelumnya.

Ketua CU Bina Seroja, Patrick Palandi mengatakan bahwa Obor Mas dan CU Bina Seroja telah membina hubungan baik sejak lama. Apalagi keduanya sama-sama bernaung di bawah Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI).

“Kita dengan Pak Yanto sudah berhubungan baik sejak tahun 1997 saat sama-sama ikut Diklat Credit Union dari Kanada,” tutur Palandi.

Menurutnya, Kopdit Obor Mas merupakan koperasi besar dengan volume usaha yang besar pula. Adalah hal baik bila sesama koperasi kredit untuk saling belajar.

Selama dua hari, perwakilan dari CU Bina Seroja belajar mengenai proses pembukaan cabang, pengelolaan keuangan, dan juga RAT dengan sistem perwakilan terbatas, sebagaimana yang sudah dilakukan Kopdit Obor Mas selama ini.

General Manajer Kopdit Obor Mas, Leonardus Ftediyanto Moat Lering mengucapkan terima kasih kepada tim dari CU Bina Seroja karena telah memilih Obor Mas sebagai tempat studi banding.

“Biasanya yang daerah itu studi banding ke Jawa, tapi kenyataannya bahwa ada yang dari Jawa ke sini,” kata Frediyanto.

“Teman-teman dari CU Bina Seroja ingin menimba ilmu terkait pembukaan kantor cabang baru serta penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan perwakilan terbatas yang menurut mereka apa yang dilakukan oleh KSP Kopdit Obor Mas sangat efektif dan efisien dengan tidak meninggalkan regulasi yang berlaku,” sambungnya.

Frediyanto menjelaskan, sebagai sesama koperasi yang bernaung di bawah payung GKKI sudah seharusnya untuk saling belajar dan saling berbagi. Hal ini merupakan perwujudan dari pilar persatuan dan kesatuan koperasi kredit.

“Ada tujuh prinsip koperasi, salah satunya kerja sama antar sesama koperasi. Kita tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, harus sama-sama,” kata Frediyanto.

Hal senada disampaikan Ketua Pengurus KSP Kopdit Obor Mas, Markus Menando. Studi banding menjadi ajang silaturahmi untuk mempererat persahabatan dan kerja sama.

Selain itu, kata Markus, studi banding juga merupakan proses saling belajar untuk mewujudkan visi bersama yakni kesejahteraan anggota.

Rapat Anggota Bulanan Jadi Ajang Pendidikan bagi Anggota

Maumere, Ekorantt.com – Rapat Anggota Bulanan (RAB) sudah menjadi tradisi yang dilakukan sejak KSP Kopdit Pintu Air berdiri di Rotat, Kabupaten Sikka. Kini, RAB telah menular di setiap kelompok, unit, dan cabang.

RAB sejak awal dirancang untuk menjadi kesempatan bagi pengelola melaporkan perkembangan lembaga secara transparan kepada anggota, mengingat anggota perlu tahu maju mundurnya koperasi dari waktu ke waktu.

“Spirit kehadiran dalam setiap rapat bulanan itu jadi tanda bahwa asas transparansi itu kita kedepankan. Ada bersama di tengah-tengah kelompok dalam RAB (baca, rapat bulanan) jadi kesempatan kita bicarakan banyak hal untuk kemajuan anggota,” ucap Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano saat dihubungi Senin, 22 Agustus 2022.

Hal penting lain yang bisa dilakukan dalam rapat bulanan, menurut Jano, adalah pendidikan kepada anggota. Anggota tidak boleh berjalan sendiri tapi harus diberikan pengetahuan, dari manajemen keuangan keluarga hingga cara penggunaan modal usaha.

Rapat Anggota Bulanan (RAB)/Ekora NTT

“Memang kita tidak beri pengetahuan secara formal. Kita terus bicara menabung dan bagaimana mengelola keuangan dalam pertemuan supaya anggota hidup sejahtera,” kata Jano.

Seperti yang terjadi pada Minggu (21/8/2022), para pengurus, manajemen, dan pengawas KSP Kopdit Pintu Air di semua cabang dan cabang pembantu melakukan kegiatan RAB di tengah-tengah kelompok.

Bagi Jano, ada bersama dalam RAB jadi kesempatan untuk memperkokoh fondasi pendidikan bagi anggota dalam semangat kekeluargaan. Melihat dan merasakan dari dekat situasi anggota adalah tanda bahwa Pintu Air senantiasa dekat di hati semua anggotanya.

“Koperasi kredit itu dari kita, oleh kita dan untuk kita, jadi ada bersama anggota itu tidak hanya sekedar omong tapi datang dan melihat dari dekat,” ucap tokoh koperasi Indonesia ini.

Jano kembali menegaskan bahwa berkoperasi pertama-tama bukanlah mengumpulkan modal tapi kumpulan orang-orang yang ada bersama untuk saling menolong dalam suka dan duka.

Sementara itu Yanuarius dan Vianney, anggota KSP Kopdit Pintu Air Cabang Lekebai mengemukakan kehadiran para pengurus, pengawas dan manajemen ke tengah-tengah anggota sungguh sangat meneguhkan segenap anggota.

Mewakili para anggota di kelompok Khorobera keduanya mengapresiasi adanya RAB.

“Kami apresiasi karena kurang lebih selama dua tahun itu pandemi Covid-19 buat RAB ke tengah-tengah kelompok itu ada yang tidak jalan. Kali ini hidup kembali dan kami sungguh bangga sekali,” ucap keduanya.

Kepala Divisi Usaha, Abdul Rahman Na’u menambahkan kesempatan RAB jadi momentum banyak informasi berharga bagi anggota terkait adanya kebijakan dan juga pendidikan serta motivasi yang penting diketahui anggota.

Tamatan SD, Ini Kisah Pengrajin Suvenir Tikung Indah Maumere

0

Maumere, Ekorantt.com – Lusia Anselmia (31) yang seharian bekerja sebagai pengrajin dan penjahit suvenir di Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Aneka Suvenir Khas Maumere “Tikung Indah”.

Ketika Ekora NTT menyambangi Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Anek Suvenir Khas Maumere pada Senin (22/8/2022), ia mengungkapkan keterampilan yang ia geluti sejauh ini adalah melalui belajar autodidak.

“Banyak yang datang belanja di Sentra Suvenir Tikung Indah, melihat produk yang hasil jahitan dan menanyakan sebagai penjahit suvenir apakah tamat dari SMK Tata Busana. Saya mengatakan hanya tamat SD dan autodidak,” ujar Lusia.

Sentra Kerajinan Tenun Ikat ini berlokasi di Pusat Jajanan dan Cinderamata Pasar Bongkar, Kelurahan Kota Uneng Maumere yang menyediakan aneka suvenir berupa topi, tas ransel, tas pinggang, tas punggung, kotak pensil dari bahan kain sarung.

Sebagai pengrajin suvenir, kata Lusia, dirinya selalu meng-update model-model baru yang menjadi pangsa pasar.

“Walau banyak orang menilai hasil jahitan bagus tapi saya tidak puas diri. Saya selalu penasaran dengan model-model baru dan terus belajar untuk hasilkan produk sovenir kekinian,” tegas ibu satu anak ini.

Sejak 2012, tambah Lusia lagi, sudah bergabung dengan ibu Elisabeth Diaz pemilik Sentra Kerajinan Tenun Ikat Aneka Sovenir Khas Maumere “Tikung Indah” ini.

Sebelum Covid-19, Lusia bersaksi, banyak pembeli menyerbu Tikung Indah tetapi badai pandemi Covid-19 berdampak pula soal kunjungan.

“Sebelum itu hasilnya lumayan. Tapi setelah badai Covid mulai mengalami penurunan. Tapi saat ini, Tikung Indah kembali eksis dan mulai menggeliat,” katanya bersemangat sembari menjahit topi sarung pesanan dari teman UMKM lainnya.

Sementara pemilik Sentra Kerajinan Tenun Ikat dan Aneka Suvenir Khas Maumere Elisabeth Diaz kepada Ekora NTT mengatakan, Lusia adalah andalan satu-satunya di Sentra Kerajinan Tenun Ikat miliknya.

Tempat jualan suvenir Tikung Indah Maumere-Ekora NTT

“Dia punya bakat alam hanya lihat contoh saja sudah bisa kreatif sendiri,” ungkap Elisabeth.

Alasan Elisabeth memilih Lusia menjadi pengrajin Sovenir di Tikung Indah, tambah Elisabeth, karena banyak permintaan konsumen untuk diversifikasi sehingga dirinya mencari penjahit andal.

“Lusia penjahit andal karena autodidak. Sudah belasan tahun berdua bergelut bersama di bidang suvenir,” ujarnya.

Pada bagian lain pembicaraan dengan Ekora NTT Elisabeth mengakui baju kaus berlogo Maumere di Tikung Indah sangat laris manis bagi sebagian besar perantau asal Sikka.

“Para perantau tidak pernah tawar langsung beli. Hanya saat ini stok kosong dan masih dalam pesanan,” tutup Elisabeth.

Beri Materi ke Peserta PKKMB, Dandim Manggarai Sebut Penjajahan Saat Ini adalah Teknologi

0

Ruteng, Ekorantt.com – Dandim 1612 Manggarai, Letkol Inf. Mohamad Faisal menyebut penjajah pada saat ini adalah teknologi yang sedang berkembang pesat.

Ia menyampaikan hal ini saat memberikan materi kepada peserta PKKMB Fakultas Kesehatan Unika Santu Paulus Ruteng yang bertajuk ‘Peran Pemuda untuk Bangsa’ di Aula Missio, Selasa (23/08/2022).

“Kita sedang dijajah oleh teknologi. Era teknologi memunculkan perubahan perkembangan kehidupan semakin cepat,” jelasnya.

Sejauh pengamatannya, Letkol Mohamad menilai, secara tidak sadar bangsa ini sedang dirundung oleh penjajahan teknologi informasi.

Untuk itu, pihaknya mengajak mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut dengan mewarisi konsep-konsep dan kebiasaan budaya kita sendiri.

Ia menyebutkan salah satu bukti nyata adalah pemerintah Kabupaten Manggarai yang menerapkan penggunaan Songke Manggarai pada hari kerja.

“Praktis penggunaan Songke Manggarai merupakan salah satu bentuk pewarisan budaya sebagai cara melawan perang dunia digitalisasi di era modernisasi,” terangnya.

Letkol Mohamad berpendapat, tantangan ilmu teknologi bagi pemuda Manggarai adalah akan melumpuhkan sumber daya manusia.

“Dengan perkembangan teknologi akan terbalik semua kebutuhan sumber daya manusia. Semua itu karena akan terkendali oleh alat. Kebutuhan sumber daya manusia semakin berkurang. Karena semua akan tergantung dengan mesin,” pungkasnya.

Menanggapi itu, Yustina Jessica Nurleny, salah satu peserta mendukung pernyataan Letkol Inf. Mohamad Faisal.

Jessica bilang, banyak anak-anak sekolah sekarang cenderung meluangkan waktunya untuk bermain Handphone ketimbang membaca buku.

“Nyatanya banyak anak-anak sekolah yang lebih banyak waktunya bermain media sosial ketimbang membaca buku,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengajak semua generasi milinial supaya pekah dan bertanggung jawab menghadapi arus teknologi yang masif saat ini.

Sosok Firmus Mega, Difabel Pekerja Keras Kini Hanya Terbaring Sakit

0

Mbay, Ekorantt.com – Firmus Matheus Mega, penyandang disabilitas asal Desa Raja Timur, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT divonis menderita tumor hidung bagian dalam.

Ia kini hanya terbaring di kediaman orangtuanya di RT 011, Desa Raja.

Firmus dikenal dengan sosok pekerja keras meskipun memiliki keterbatasan. Sejak kecil ia berjalan merangkak akibat kelainan genetik pada kedua kaki.

Meski keterbatasan fisik, pria berusia 45 tahun itu tetap berjuang mencari nafkah demi keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan dua anak. Satu diantaranya telah meninggal dunia.

Marselina Wonga (istri Firmus) dan Maria Theresi Dhema (ibunya) terus meneteskan air mata melihat kondisi Firmus saat ini.

Firmus hanya terbaring di tempat tidur selama kurang lebih enam bulan. Tubuhnya yang dulu kekar dan kuat, kini nampak kurus.

“Sudah tidak makan dua hari ini. Air tidak bisa minum, kami sedih pak,” kata Marselina lantas mengusap usap tangan kiri Firmus, lalu menangis.

Marselina hanya berpasrah karena upaya untuk menyembuhkan sang suaminya sudah dilakukan.

Ia bercerita, sejak awal Firmus jatuh sakit, ia dan keluarga membawa suaminya ke RS Aeramo di Mbay. Dari sana, Firmus dirujuk ke RSUD Bajawa kemudian ke Maumere.

“Dokter bilang sakit tumor bagian hidung. Lalu benjolan semacam ada cairan di bagian telinga bawah dan leher,” kata Marselina.

Firmus sedang mengontrol tanaman cabai dengan sistem irigasi tetes saat dia sedang sehat (Foto : Ian Bala/Ekora NTT)

Oleh dokter, ia melanjutkan, Firmus harus dirujuk ke Makassar atau Bali untuk mendapatkan tindakan medis. Namun, karena ketiadaan biaya, keluarganya hanya berpasrah.

“Kami sudah tidak punya uang lagi. Semua usaha kami bangkrut,” kata Marselina.

Pekerja Keras

Nama Firmus atau biasa disapa Mus tidak asing buat para pengusaha di wilayah Nagekeo, Ngada maupun Ende.

Meski keterbatasan fisik dan harus berjalan merangkak, naluri Mus untuk berbisnis melebihi manusia normal.

Ia pernah berusaha ternak babi dan berkembang lebih dari 100 ekor. Namun usaha itu gulung tikar diserang virus ASF.

Pria kelahiran 1977 itu tidak putus asa. Ia kembali bangkit berusaha tanaman cabai di wilayah Funga melalui dana pinjaman KUR.

Usahanya cabai baru berjalan satu musim, Mus akhirnya jatuh sakit sejak Desember 2021. Hasil usahanya itu digunakan biaya pengobatan namun hingga kini belum sembuh.

Keluarga kini berpasrah dengan harapan agar mendapatkan bantuan untuk membiayai pengobatan Mus.

(Bagi pembaca yang ingin membantu meringangkan beban biaya bisa menyalurkan melalui rekening BRI 4619-01-034399-53-7 atas nama Marselina Wonga. Notifikasi pengiriman atau bukti transfer bisa dikirim ke nomor WhatsApp 081238484522 atau 082330021089)

Geser, Gerakan Seribu Kopdit Bahtera di Ende

0

Ende, Ekorantt.com – Koperasi Kredit (Kopdit) Bahtera mencanangkan Gerakan Seribu (Geser) kepada masyarakat, khususnya kepada anggotanya untuk menumbuhkan budaya menabung sejak dini.

Manajer Kopdit Bahtera, Teodorus Valentinus Yankitar Jawa atau biasa disapa Yan, kala ditemui Ekora NTT di Kantor Kopdit Bahtera pada Senin (22/8/2022) mengatakan, Gerakan Seribu lahir dari sebuah kesadaran untuk berkoperasi.

Teodorus Valentinus Yankitar Jawa saat ditemui Ekora NTT/Foto: EK-Ekora NTT

Yan menjelaskan, pihak Kopdit Bahtera mengajak masyarakat, khususnya orang tua dan anak-anak supaya membangun budaya menabung lewat wadah atau celengan yang dinamakan Geser (Gerakan Seribu) sebagai proses pembelajaran.

“Kami coba menawarkan sebuah gerakan yang sederhana, seribu-seribu. Kami kunjungi anggota dan melalui anak-anak juga kami sosialisasikan untuk menyisipkan sedikit dari uang jajan,” katanya.

Yan menilai, setiap hari anak-anak selalu mendapatkan uang jajan, tetapi sejauh pengamatan, anak-anak bisanya ‘menabung’ di luar atau menghabiskan uang dengan belanja di kios atau membeli jajan lewat pedagang asongan.

Yan mengakui, sebagai orang tua, realitas itu sangat dipahami lantaran anak-anak usia mereka membutuhkan asupan dan perhatian dengan cara mereka yang tidak boleh dilarang.

“Tapi dengan Geser, maksud dan tujuannya agar memberi manfaat untuk masa depan mereka. Melalui seribu, mereka juga bisa membantu orang tua untuk mulai menabung, belajar menghargai uang, dan mempersiapkan diri di masa depan ketika sudah masuk ke jenjang pendidikan tinggi,” katanya sembari menambahkan, ada anggota yang menabung lebih dari seribu.

Jika ini dilakukan dengan baik, lanjut Yan, persiapan biaya pendidikan anak pada waktunya sudah siap dipanen dengan sukacita. Selain itu juga sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada karya orang tua.

Sosialisasi Geser (Gerakan Seribu) kepada anak-anak yang tergabung dalam RBS Ende yang juga mendukung penuh Geser Kopdit Bahtera/Ekora NTT

“Walau kecil untuk jajan tetapi dilatih terus maka lama-lama menjadi bukit,” tambah Yan.

Yan menambahkan, setelah melewati pandemi Covid-19 yang kini belum 100 persen pulih, Kopdit Bahtera menyodorkan spirit ini (Geser) untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi dengan cara positif dan sudah pasti bermanfaat.

Kopdit yang berdiri pada 24 Februari 1983 ini sampai tahun 2022 telah mengantongi jumlah aset 49 miliar lebih dengan total anggota 6.674 per Desember 2021.

Orang tua saat mendampingi anak untuk menabung lewat wadah Geser/Ekora NTT

Kini, kopdit yang terletak di pinggir Jalan Trans Flores, tepatnya di Jalan W.Z Yohanes kota Ende terlihat megah dengan gedung yang spesial.

Diketahui, sebelumnya gedung kantor baru Kopdit Bahtera diberkati oleh Mgr Vincentius Sensi Potokota pada Sabtu, 8 Januari 2022 lalu dalam upacara peresmian kantor baru tersebut.

Peringati HUT ke-7, Pintu Air Cabang Insana Terima Masukan dari Anggota

Kefamenanu, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air Cabang Insana terbuka menerima masukan dari anggota pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 cabang tersebut pada 22 Agustus 2022.

Masukan ini tidak hanya bersifat pujian tetapi juga berupa evaluasi bagi segenap pihak manajemen KSP Kopdit Pintu Air Cabang Insana.

Yosefina Fenidora Akoit, Manajer Pintu Air Cabang Insana menyampaikan bahwa HUT yang ke-7 ini dilakukan secara sederhana dalam nuansa evaluasi dari anggota.

Hal ini, kata Yosefina, tidak mengurangi syukur atas tuntunan Tuhan selama tujuh tahun Pintu Air Cabang Insana melayani anggota.

“Ini semua boleh terjadi karena ada campur tangan Tuhan, bila tidak tentu keadaannya tidak seperti yang dijumpai hari ini,” ujar Yosefina saat dihubungi pada Selasa (23/8/2022).

Menurutnya, ada yang lebih penting dari peringatan HUT itu adalah bagaimana manajemen mendapatkan masukan dari anggota sebagai bentuk evaluasi.

RD Vinsen Manek, salah seorang anggota ketika merespons kerja-kerja Pintu Air menuturkan, dirinya mempunyai keyakinan yang kuat bila KSP Kopdit Pintu Air akan bertumbuh subur di Insana dan Timor Tengah Utara umumnya.

Adapun alasan yang disampaikan Romo Vinsen; pertama, produk layanan Pintu Air menjawab kebutuhan masyarakat atau anggota.

Kedua, pelayanannya cepat dan tidak berbelit-belit. Hal ini yang oleh Romo Vinsen dinilai sebagai daya tarik anggota di tengah persaingan antar-lembaga keuangan di TTU.

Ketiga, Pintu Air mempunyai produk-produk yang dihasilkan oleh sektor riil seperti, minyak kelapa, garam, sabun, dan air mineral.

“Sektor usaha ini semuanya tentu dapat menjadi tempat belajar anggota dalam berusaha,” jelas Romo sembari menambahkan bahwa Pintu Air tidak sekadar memberikan janji tetapi bukti.

Agar Pintu Air makin baik ke depan, Romo Vinsen juga memberikan masukan, pertama, lakukan pengawasan atau kontrol secara rutin dan berjenjang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan.

Kedua, memberikan pendidikan lanjutan baik bagi staf manajemen maupun anggota. Pesatnya perkembangan teknologi memaksa manajemen untuk mahir menggunakannya dalam berbagai aplikasi untuk membantu anggota. Di samping itu, anggota perlu diberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola ekonomi rumah tangganya.

“Bila semua ini dijalankan dengan baik maka kehadiran koperasi sungguh-sungguh telah memanusiakan manusia,” tutup Romo Vinsen.