Hoga Toda FC Mataloko Juara 1 Bhayangkara Cup 1 Waelengga

0

Borong, Ekorantt.com – Hoga Toda FC, klub sepak bola asal Mataloko, Kelurahan Todabelu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, meraih juara 1 Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga, setelah berhasil mengalahkan Sakura FC Aimere, Kecamatan Aimere dengan skor 2-1, Minggu (24/7/2022).

Saat pertandingan  final ini, Hoga Toda FC dan Sakura FC menampilkan permainan yang indah dan sportif. Hal ini yang membuat ribuan penonton tidak beranjak dari pinggir lapangan bola kaki Waelengga. 

Hoga Toda mendapatkan hadiah pembinaan senilai 20 juta rupiah ditambah dengan piala. Sakura FC juga mendapatkan hadiah senilai 15 juta rupiah ditambah piala. 

Kemudian Montano FC dari Kota Bajawa yang meraih juara III mendapatkan hadiah senilai 10 juta  rupiah. Dan Waelengga Selection FC yang meraih juara IV mendapat hadiah senilai 7,5 juta rupiah.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas menutup secara resmi turnamen Bhayangkara Cup I Waelengga dan menyerahkan dana 20 juta rupiah sebagai bentuk dukungan terhadap turnamen tersebut.

“Saya memberikan apresiasi kepada Panitia Turnamen Bhayangkara Cup I Waelengga yang sukses menyelenggarakan turnamen antar klub dari Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada. Saya mendapatkan laporan bahwa dari awal sampai babak final, pertandingan berjalan aman. Ini memberikan contoh untuk turnamen-turnamen berikutnya,” kata Agas.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Manggarai Timur, Heremias Dupa juga memberikan sumbangan senilai lima juta rupiah.

“Terima kasih kepada Panitia yang memberikan pertandingan eksebisi saat pembukaan dan penutupan turnamen tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Ngada, Andreas Paru, memberikan apresiasi kepada panitia dan seluruh klub yang bertanding karena menjaga sportifitas.

“Ada yang unik yang dibuat Panitia dimana pemain dari klub yang juara satu dan dua serta official dikalungkan selendang songke khas Manggarai Timur, menggantikan medali. Ini sangat unik dan langka. Sepakbola juga adalah pariwisata dengan memperkenalkan budaya-budaya setempat,” ungkapnya.

Paru mengatakan, ia sudah berdiskusi dengan Bupati Manggarai Timur untuk menyelenggarakan turnamen bersama pada waktu mendatang.

Menurutnya, NTT memiliki potensi pemain sepak bola. Oleh karena itu, kedepannya dibenahi secara profesional.

Ketua Panitia Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga, Mikael Pakur saat memberikan laporan mengucapkan terima kasih kepada Pemda Manggarai Timur dan Ngada atas dukungan selama pertandingan. 

“Terima kasih kepada 28 tim yang sudah berlaga di lapangan hijau Waelengga. Terima kasih kepada Polres Manggarai Timur Polsek Kota Komba. Terima kasih kepada Pemerintahan Kecamatan Kota Komba, penonton dan warga Kota Komba. Terima kasih kepada seluruh Panitia Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga,” katanya.

Pelatih Hoga Toda FC, Yonas Longa, mengapresiasi penyelenggara turnamen tersebut.

Ia mengatakan sangat puas dengan kondisi lapangan pertandingan selama turnamen tersebut.

“Saya juga bangga dengan panitia yang menggunakan selendang songke sebagai pengganti medali yang dikalungkan kepada pemain juara satu dan dua bersama official,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kapten Hoga Toda FC, Charles Bhuru. Menurutnya, penyambutan dengan atraksi budaya Manggarai Timur ini sangat baru, langka, dan sangat luar biasa. 

“Saya sering bertanding di Pulau Flores, Kupang, Sumba. Saya baru alami pertama kali pemain dikalungkan dengan kain selendang tenun songke khas Manggarai Timur. Saya sangat terharu dengan inisiatif-inisiatif panitia,” ucapnya.

Menengok Agro Hortikultura di Paroki Tilir Manggarai Timur

0

Borong, Ekorantt.com – Sejumlah tanaman hortikultura tertata apik di sisi timur Pastoran Paroki Tilir di Desa Benteng Riwu, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Aneka sayuran, tomat, dan cabai bertumbuh subur.

Di sisi timur lahan hortikultura tersebut terdapat bangunan memanjang berbahan bambu. Di dalamnya terdapat beberapa ekor kambing. 

Kemudian, di sisi baratnya ada kolam ikan berbentuk lingkaran. Di atas kolam itu dibangun jembatan kayu yang bentuknya unik dan menarik. Jembatan ini menjadi spot foto menarik dengan latar belakang kebun hortikultura.

Seorang pengunjung berpose di atas jembatan kayu dengan latar kebun hortikultura Paroki Tilir.

Kebun hortikultura Paroki Tilir ini mulai dikembangkan sejak 2019, setahun setelah RD. Fery Rusmidian, Pr, bertugas menjadi pastor paroki tersebut.

“Lahan ini dulu semak belukar. Setelah setahun menjadi Pastor Paroki,  saya bersama seksi PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi) membuka lahan ini,” kata RD Fery saat ditemui Ekora NTT, Kamis (22/7/2022).

Pemberdayaan Umat

RD Fery mengatakan pihaknya mempekerjakan umat untuk mengolah lahan tersebut. Umat yang bekerja diupah per hari menggunakan dana paroki.

“Upah harian itu kami berikan saat mulai pembersihan lahan dan ketika ada kerja-kerja yang membutuhkan banyak orang,” tuturnya.

Setelah lahan dibersihkan, Seksi PSE memberikan kepercayaan kepada tiga ibu untuk mengolah lahan tersebut. Mereka menanam cabai dan sayur-sayuran.

“Ketiga ibu ini, kami beri upah per hari juga,” sebutnya.

Ia mengatakan, pihaknya juga mengembangkan hortikultura tersebut untuk memberi contoh kepada umat.

“Ada umat yang ikut, mereka sudah mulai kembangkan di sekitar rumah,” ujarnya.

Rawat Bumi 

Menurut RD Fery, sejak pertama mengelola lahan itu, pihaknya telah berkomitmen untuk tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia.

“Kami menggunakan pupuk organik dari rumput yang dicampur dengan kotoran ternak karena orientasi kita lebih kepada merawat tanah agar tetap subur dan mengembangkan pertanian berkelanjutan ,” katanya.

Tanaman di kebun Paroki Tilir ini bertumbuh subur.

Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pupuk, pihaknya memelihara kambing.

“Untuk pakan kambing, kita tanam indiguefera. Jadi, bahan-bahan pembuatan pupuknya ada di dalam lahan ini juga. Kami tidak cari jauh-jauh,” ujarnya.

Agro Hortikultura

Penataan kebun hortikultura Paroki Tilir sangat indah. Berbagai sayuran dan buah ditanam dengan rapi. Di pinggir dan di tengah-tengah kebun juga telah ada beberapa spot foto yang menarik dengan latar tanaman yang hijau.

RD Fery mengatakan, penataan kebun yang ciamik itu juga dalam rangka mendukung Tahun Pastoral Pariwisata Holistik yang digagas Keuskupan Ruteng pada awal 2022.

“Kami menerjemahkannya dengan melanjutkan kebun hortikultura yang sudah ada ini dengan beberapa polesan agar terlihat lebih menarik,” ujarnya.

Untung

RD Fery menyebut pengembangan kebun hortikultura tersebut membawa banyak keuntungan bagi Paroki Tilir.

“Keuntungan itu bagi saya bukan soal jumlah uang yang kita dapat. Tetapi, lebih kepada bagaimana kami selalu konsumsi sayur dan buah segar yang tidak terkontaminasi zat kimia,” katanya.

Kemudian, keuntungan berikutnya, kata dia, umat teredukasi dan terinspirasi untuk mengembangkan hortikultura, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan hasil kopi yang hanya sekali panen setahun. 

“Mereka sudah mulai mengembangkan hortikultura yang bisa menghasilkan uang dalam jangka waktu dua sampai tiga bulan,” ujarnya.

“Lalu, keuntungan lainnya adalah pengawetan lahan, kebun pastoran sehat dan asri, selain tanaman,  tanah juga mendapat asupan makanan melalui pupuk organik,” kata RD Fery.

Ia mengatakan, pemasukan dari usaha hortikultura itu mencapai belasan juta rupiah setiap tahun.

“Kami jual sayur, cabai, tomat, dan beberapa lainnya ke masyarakat sekitar dan ke Pasar Inpres Ruteng. Setahun itu bisa belasan juta rupiah. Pernah dapat 14 juta rupiah,” katanya.

Hasil penjualan sayur dan buah itu, kata dia, digunakan untuk membayar upah umat yang bekerja di kebun hortikultura tersebut.

SMK St. Isidorus Boawae-Nagekeo Pilih PKL di Poktan Ladogahar-Nita, Guru Pendamping: Pertaniannya Maju

Maumere, Ekorantt.com – SMK St. Isidorus (SPMA Boawae) Prodi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura memilih berpraktek bersama Kelompok Tani (Poktan) Hortikultura Dusun Kajuwulu, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Guru Pendamping Gordianus Sili Nama kepada Ekora NTT Sabtu (23/7/2022) mengatakan ini adalah bagian dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di mana ada 9 peserta didik Kelas XII yang akan berpraktek di sana.

Alasannya, kata Gordianus, mereka memilih Kecamatan Nita sebagai tempat PKL karena memiliki potensi perkembangan sektor pertanian yang sangat maju dan berhasil.

“Selain itu petani di Nita mulai menerapkan teknologi kekinian demi meningkatkan produksi pertanian dengan pendampingan intensif dari BPP Nita,” katanya.

Dikatakannya, PKL yang dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari 13 Juni-13 Agustus 2022 berfokus pada budidaya cabai keriting dengan sistem Irigasi Tetes dan budidaya bawang merah dengan sistem Tumpang Sari.

Alasan memilih 2 komoditi hortikultura, jelas jebolan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor ini karena komoditi cabai keriting merupakan komoditi unggul yang sedang dikembangkan di wilayah Nagekeo, khususnya di SMK St. Isidorus Boawae.

Ia menambahkan juga soal tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kondisi harga cabai yang sangat baik.

“Sedangkan komoditi bawang merah juga merupakan komoditi yang sedang dikembangkan mengingat selama ini suplai bawang merah kebanyakan dari luar Flores yang kini beredar di pasaran dengan fluktuasi harga yang tidak stabil,” katanya memberi alasan.

Proses pemanenan bawang merah/Ekora NTT

Sementara itu, orang tua asuh sekaligus pembimbing ekstern siswa PKL di Ladogahar Erik Paji ketika diminta komentarnya berterimakasih kepada lembaga pendidikan SMK St. Isidorus Boawae atas kepercayaannya memilih Poktan yang dibimbingnya untuk menjadi lokasi PKL.

Menurut Penyuluh Pertanian Swadaya Desa Ladogahar ini, lembaga pendidikan sudah membekali peserta didik PKL dengan ilmu pertanian secara umum dan hortikultura, khususnya.

Erik menjelaskan, peserta PKL bekerja sesuai dengan program kerjanya di kebun dan mengikuti tahapan berupa pengolahan lahan, pembibitan, dan penanaman.

Selanjutnya, tambah Erik, pemeliharaan yang terdiri penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit serta tahapan terakhir panen dan pasca-panen.

Pihaknya juga mengapresiasi semangat yang tinggi dari peserta PKL dan menunjukkan disiplin tinggi ketika berada di lapangan.

“Mudah-mudahan teori dan praktek yang mereka peroleh selama dua bulan ini menjadi bekal untuk mengembangkan budidaya cabai keriting dan bawang merah setelah menyelesaikan pendidikan di SMK St Isidorus,” harapnya.

Rutan Maumere Gandeng BIN Lakukan Vaksinasi bagi Warga

0

Maumere, Ekorantt.com – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Maumere bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 di Kantor Desa Parumaan, Sabtu (23/7/2022).

Pantauan Ekora NTT, antusiasme warga Desa Parumaan dan siswa Sekolah Dasar (SD) untuk mengikuti vaksin Covid-19 masih rendah. 

Hal ini terlihat dari kurangnya peserta vaksinasi yang datang di Kantor Desa Parumaan.

Dalam informasi yang diterima Ekora NTT, pada Jumat (22/7/2022), Panitia dan Kepala Desa sudah menyampaikan informasi kepada warga terkait kegiatan vaksinasi.

Diinformasikan pula, jumlah warga dan siswa yang menerima vaksin di Kantor Desa tercatat 1380-an lebih dengan jenis vaksin Sinovac dan Vitzer.

Ketua Panitia Penyelenggara, Adeodatus Dari mengatakan, untuk menyukseskan program pemerintah dalam target mencapai kekebalan kelompok maka pihaknya melakukan kerja sama dengan BIN untuk melaksanakan vaksinasi bagi masyarakat Kabupaten Sikka.

“Kegiatan ini merupakan program dari KemenkumHam dilimpahkan kepada Rutan Maumere dengan dana swadaya. Jadi dari KemenkumHam bekerja sama dengan BIN bisa melaksanakan vaksin ditempat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, kata Datus, pihaknya sudah meminta batuan kepada pimpinan wilayah namun terjadi miskomunikasi sehingga tidak bertemu Bupati.

“Tetapi puji syukur, hari ini Bapak Bupati Sikka mewakilkan Kabag Hukum untuk hadir dalam kegiatan ini,” katanya. 

Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Maumere bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 di Kantor Desa Parumaan, Sabtu (23/7/2022).

Untuk itu pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati Sikka, Camat Alok Timur dan Kepala Desa yang boleh mengumpulkan warga untuk melaksanakan vaksinasi bersama mulai dari vaksin pertama, kedua dan ketiga. 

Ia mengatakan, waktu kegiatan vaksin di Sekolah Dasar masih ada penolakan dari orang tua.

“Tadi saat kegiatan vaksinasi di sekolah, ada orang tua yang melarang anaknya divaksin karena takut ada apa-apa dengan anak setelah divaksin,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas Sosial dan Tagana, Dinas Kesehatan dan Puskesmas Nita yang sudah terlibat hadir bersama dalam kegiatan ini. 

Sementara Kepala Bagian (Kabag) Hukum, Fransiskus Herpianus mewakili Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo menyampaikan terima kasih kepada KemenkumHam dan BIN yang telah menyelenggarakan kegiatan vaksinasi di Desa Parumaan.

“Hari ini ditargetkan kurang lebih 500 orang yang harus divaksinasi. Namun antusiasme warga untuk mengikuti kegiatan vaksinasi masih rendah,” ujarnya.

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Parumaan, lanjut Herpianus, warga yang belum divaksinasi sebanyak 1830 orang. 

“Dari jumlah tersebut masih ada warga belum vaksin dosis pertama, kedua dan ketiga. Hal ini karena saat petugas datang vaksinasi banyak warga keluar melaut. Sehingga ini menjadi kendala dalam kaitan menggerakkan warga untuk berpartisipasi dalam vaksinasi,” ungkapnya.

Meski demikian, lanjut Herpianus, pemerintah akan terus melakukan upaya untuk melaksanakan kegiatan vaksinasi menyeluruh. 

“Kita mengimbau kepada Kepala Desa, RT dan RW untuk terus mengerakkan warga untuk ikut dalam kegiatan vaksinasi ini,” pungkasnya.

Orang Muda Flores Timur Bicara Pangan dan Perubahan Iklim

0

Larantuka, Ekorantt.com – SimpaSio Institute menggelar diskusi pangan lokal, ketahanan pangan, dan perubahan iklim pada Jumat (22/7/2022).

Bertempat di Taman Kota Felix Fernandez, diskusi ini menghadirkan Maria Loretha sebagai pegiat aksi dan kampanye pangan lokal dan Bernard Tukan, sastrawan dan pengamat sosial budaya.

Bernard Tukan dan Maria Loretha berbicara soal keterkaitan antara pangan lokal, ketahanan pangan, dan perubahan iklim serta bagaimana respon Pemkab Flotim terhadap isu-isu krusial tersebut.

“Lalu, bagaimana dampak kampanye dan aksi selama ini, hal yang perlu dilakukan di masa depan?” tanya Bernard Tukan.

Para pelajar yang hadir pun saling melemparkan pertanyaan dan bertukar gagasan.

Tampak jelas, dari percakapan yang dibahas, anak muda begitu agresif menelurkan ide hingga menuai gagasan yang aktual.

Juan Fernandez, dari Komunitas Sahara Larantuka menohok cara-cara tradisional dalam penangkapan ikan yang memberi kontribusi bagi pengrusakan ekosistem.

Ketika orang muda Flores Timur bicara pangan dan perubahan iklim/Ekora NTT

Sementara itu, Hery Sogen dari kelompok Orang Muda Bantala berkisah soal pelatihan yang diikutinya dan rencana program yang akan dilaksanakan bulan September 2022 soal perubahan iklim.

Kegiatan tersebut ditutup dengan sebuah kesimpulan dari moderator Vian Tukan dan Jimmy Tukan.

Menurut mereka, perlu sekali isu-isu perubahan iklim masuk dalam muatan lokal.

“Paling tidak untuk mencegah perilaku yang memberi kontribusi bagi pengrusakan lingkungan dan adaptasi menghadapi perubahan iklim,” papar Vian diamini Jimmy.

Kesimpulan lainnya, kata Jimmy, harus dioptimalkan peran orang muda dengan memberi ruang dan peluang membangun kolaborasi, jejaringan agar terbangun gerakan bersama dalam menghadapi isu-isu tersebut.

Untuk diketahui, diskusi pangan lokal dan perubahan iklim tersebut merupakan program lingkar belajar SimpaSio Institute berkolaborasi dengan Koalisi Kopi.

Lindungi Anak, Lawan Kekerasan! 

Oleh: Frumensius Fredik Anam*

Hari Anak Nasional dirayakan setiap tanggal 23 Juli dan tema tahun ini adalah Anak Terlindungi, Indonesia Maju

Makna tema ini adalah Bangsa Indonesia Maju bila negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua memberikan jaminan perlindungan penuh kepada anak. 

Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 dan perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014, yang dimaksud dengan Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Yang berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan perlindungan terhadap anak adalah negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua. 

Hal ini juga tertuang dalam Pasal 20 yang berbunyi negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Di sini, amat sangat jelas siapa yang bertanggung jawab.

Masuk dalam konteks Kabupaten Manggarai Timur, di mana sebagai pemerintah daerah yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan perlindungan anak telah dimulai dengan jargon/tagline Kabupaten Layak Anak, Kabupaten Ramah Anak, Sekolah Bahagia, dan lain sebagainya. 

Di sisi lain, angka kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Manggarai Timur terbilang sangat tinggi. 

Pencabulan dan persetubuhan anak ada 9 kasus. Penganiayaan terhadap anak ada 1 kasus dari 18 kasus yang didampingi oleh Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Bantuan Hukum Manggarai Raya Kabupaten Manggarai Timur di Polres Manggarai Timur selama periode Januari- 23 Juli 2022. 

Itu berarti dari 18 kasus, untuk kekerasan terhadap anak mencapai 55,55% sedangkan sisanya ada KDRT dan penganiayaan. Rata-rata pelakunya orang dekat dengan korban anak.

Melihat kondisi tersebut di atas tentu tagline Kabupaten Layak Anak menjadi pesan kosong. Belum soal lain, misalnya bunuh diri marak terjadi.

Dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional, yang tepatnya pada hari ini, penulis mengajak kita semua, seluruh elemen negara dan masyarakat untuk melihat kasus kekerasan terhadap anak menjadi sesuatu hal yang memprihatinkan.

Negara, pemerintah, pemerintah daerah, elemen masyarakat, keluarga dan orang tua wali bersatu padu, bergerak bersama untuk memerangi kekerasan terhadap anak. 

Lakukan kampanye atau sosialisasi secara masif soal Anti Kekerasan Terhadap Anak. Struktur pemerintah sampai tingkat RT/lingkungan, Lembaga Adat, sekolah-sekolah, mimbar gereja melalui surat gembala atau khotbah mesti gencar melawan segala bentuk kekerasan itu.

Kita tentu tidak mau Manggarai Timur ini dicap sebagai Kabupaten yang tidak peduli dengan perlindungan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Untuk itu, Pemkab mesti ada langkah nyata. Lakukan gerakan. Kita berkoalisi lintas elemen dengan kampanye bersama. Sosialisasi secara masif. 

Adapun gerakan melawan kekerasan tersebut, di antaranya, sosialisasi, pamflet di tempat-tempat umum (setiap rumah RT, setiap rumah gendang), dan melalui mimbar agama. 

Materinya adalah pencegahan atau antisipasi dini terhadap kekerasan terhadap anak. Tidak hanya itu, sekolah juga harus mengedepankan bahan ini.

Dengan begitu, tema nasional di atas bisa di-breakdown ke tema lokal Kabupaten Manggarai Timur yaitu GERAKAN ANTI KEKERASAN TERHADAP ANAK MENUJU MATIM SEBER.

*Penulis adalah Direktur Dewan Pimpinan Cabang LBH Manggarai Raya Kabupaten Manggarai Timur

Tembus Pelosok Desa Tinabani, Mahasiswa Asal Ende Beri Pendidikan Politik 

0

Ende, Ekorantt.com – Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Ende (Ipelmen) Kupang melaksanakan Pekan Pengabdian Masyarakat (PPM) di Desa Tinabani, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende.

PPM dilaksanakan sejak Senin 18 Juli 2022 dan berakhir Minggu 24 Juli 2022 sebagai Program Tahunan Badan Pengurus Ipelmen Kupang Periode 2022/2023.

Para mahasiswa asal Ende yang sedang berkuliah di berbagai perguruan tinggi di kota Kupang itu melakukan kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial, sosialisasi pendidikan, dan edukasi pola hidup sehat.

Selain itu, mahasiswa Ipelmen juga memberikan pendidikan politik pemilih bagi warga desa yang menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Ende.

Kehadiran mereka di Desa Tinabani mendapat tanggapan positif dari pemerintah Desa Tinabani dan warga desa.

Ekora NTT ikut berkunjung ke desa Tibabani pada jumat 22 juli 2022 seraya memantau kegiatan para mahasiswa. 

Pada hari itu, belasan mahasiswa sedang membersihkan jalan dusun dari pusat desa menuju kampung Kuru Endo.

Kampung Kuru Endo merupakan titik terjauh dari ibu kota Desa Tinabani. 

Jaraknya kurang lebih 5 kilometer. Meski melewati jalan tanah dan bebatuan lepas nan terjal, Ekora NTT akhirnya sampai di kampung itu. 

Di sana, tampak para mahasiswa sedang beristrahat siang, setelah setengah hari berjibaku membersihkan jalan walau menggunakan alat seadanya seperti parang dan pacul.

Kehadiran Ekora NTT disambut hangat oleh Kepala Desa Tina Bani, Ketua RT Yosep Wasa, dan warga lainnya.

“Ternyata di Ende masih ada kampung yang jalannya susah begini kakak, di sini warga kesulitan untuk jual hasil karena kondisi jalan rusak parah,” ujar  Rita Repi Ketua Ipelmen Kupang.

Mahasiswi Semester VIII Stikom Uyelindo tersebut mengaku jika memilih Tinabani sebagai lokasi PPM karena mendengar informasi jika desa tersebut memang tergolong desa isolir.

“Kami pilih di sini karena memang infonya desa pedalaman yang sulit di Kabupaten Ende, ternyata setelah hampir seminggu di sini, kami merasakan kesulitan itu. Kalau soal potensi ekonomi, mereka sangat kuat. Masalahnya di akses jalan. Mesti di perhatikan serius,” pinta Rita.

Di kampung Kuru Endo terdapat 24 Kepala Keluarga dengan jumlah 118 jiwa. Meski tergolong terisolir, kampung itu memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. 

Hamparan lahan perkebunan seperti cengkih, kopi, kelapa, dan kemiri menjadi sandaran penghasilan warga. 

Beberapa warga mengaku jika mereka sulit dalam memasarkan hasil bumi karena kondisi akses transportasi yang tidak mendukung. 

“Ke desa saja 5 kilo. Terus dari situ ke kota jalannya susah sekali. Lewat kilometer 18 itu. Pak lihat toh kondisinya. Naik ojek bisa 100 ribu sampai Ende,” ujar mama Susana,Warga Kuru Endo.

Kepala Desa Tinabani, Hendrik Ngati mengaku bangga dengan kehadiran mahasiswa di desanya. 

“Saya senang, bangga dan terharu. Mereka datang beri motivasi yang bagus. Sosialisasi tentang kesehatan, pendidikan. Ini hal positif bagi para orang  tua bahwa sekolah itu penting dan harus sampai mahasiswa. Kita boleh sulit di akses tapi kita tidak boleh bodoh. Raih ilmu sampai perguruan tinggi agar kelak bisa keluarkan desa dan kampung dari keterbelakangan,” ungkap Kades Hendrik.

Smansa Larantuka Gelar Bimtek IKM, Kepsek: Saatnya Guru Berubah

Larantuka, Ekorantt.com – SMA Negeri 1 Larantuka (Smansa Larantuka) menggelar Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka pada Senin 18 Juli-Jumat 22 Juli 2022 di Aula SMA Negeri 1 Larantuka.

Bimtek IKM ini menghadirkan 2 narasumber yaitu L. Julius Juih, seorang Pengembang Teknologi Pembelajaran dari Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan RI-Jakarta dan Melkianus Dju Rohi, instruktur Pendidikan Guru Penggerak Provinsi NTT. 

Kepala SMA Negeri 1 Larantuka, Yakobus Milan Betan dalam arahannya pada pembuka kegiatan dengan tegas mengatakan bahwa sekarang saatnya guru harus berubah dan siap mengikuti Kurikulum Merdeka. 

“Guru mesti menyiapkan diri dan mindset-nya untuk siap mengikuti perubahan yang mengarah ke peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru di zaman ini,” kata Yakobus. 

Kegiatan BIKM di Smansa Larantuka/Ekora NTT

Untuk itu, Yakobus mengajak para guru supaya selalu membuat refleksi atas pembelajaran dari waktu ke waktu karena pada prinsipnya pendidikan itu berlangsung seumur hidup, long life education.

Sementara itu, Julius Juih dari Pusat Kurikulum menyajikan beberapa materi esensial seperti, kebijakan pemulihan pembelajaran, pembelajaran dan assesmen, penjabaran CP menjadi ATP dan modul ajar dan pembelajaran STEAM berpusat pada proyek.

Selain itu, Melky, Instruktur Guru Penggerak Provinsi NTT, dengan sangat jelas dan terperinci menyajikan refleksi diri tentang pemikiran Ki Hajar Dewantoro. 

Menurut Melky, pembelajaran berdiferensiasi dan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila sangat dibutuhkan saat ini. 

“Mengapa penting, karena Ki Hadjar Dewantoro memberikan filosofi pendidikan dari sudut pandang yang digunakan semua lembaga pendidikan,” katanya. 

Melky bilang, maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Selain itu, lanjut Melky, manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar pada kekuatan diri sendiri. 

“Inilah motivasi dan spirit dasar yang pada akhirnya melahirkan Kurikulum Merdeka,” katanya. 

Thomas Lewar, selaku Ketua Panitia Bimtek IKM merasa puas dan bangga karena esensi dari kegiatan ini mulai perlahan-lahan dirasakan. 

Di lain sisi, para peserta yang hadir juga sangat antusias dan berharap agar Bimtek IKM bisa dilanjutkan pada waktu-waktu mendatang.

Untuk diketahui, para peserta yang mengikuti Bimtek IKM ini adalah para guru SMA Negeri 1 Larantuka dan juga utusan dari SMA/SLB se-Kabupaten Flores Timur, guru-guru SMP di kota Larantuka dan juga guru-guru SMA dari Kabupaten Sikka. 

Kontributor: Sil Witin

Bhayangkara Cup I Hidupkan UMKM di Waelengga Manggarai Timur

0

Borong, Ekorantt com – Turnamen Bhayangkara Cup 1 yang digelar di Waelengga, ibu kota Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur menghidupkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat.

Banyak pelaku UMKM yang menjual produk mereka di sekitar lapangan bola kaki Waelengga. Hal tersebut tentu meningkatkan pendapatan pelaku UMKM karena setiap pertandingan selalu banyak orang yang datang menonton.

“Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga menghidupkan UMKM di Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur,” kata Ketua Panitia Bhayangkara Cup 1, Mikael Pakur, dalam rilis yang diterima Ekora NTT, Jumat (22/7/2022).

Grand Final

Pakur mengatakan, esok, Minggu (24/7/2022) akan berlangsung laga grand final yang akan mempertemukan Toda Football Club asal Mataloko dengan Sakura Football asal Aimere. Kedua tim ini memperebutkan piala juara 1 dan 2 Bhayangkara cup I Waelengga.  

Kedua tim ini berhasil meraih tiket grand final setelah pada babak  semifinal pada Jumat, (22/7/2022) Sakura FC berhasil mengalahkan Montano FC dengan skor 2-0. Kemudian Toda FC berhasil menaklukan Waelengga Selection FC melalui drama adu penalti dengan skor 4-3.

“Juara 3 dan 4 akan direbut oleh Waelengga Selection Football Club dengan Montano Football Club,” katanya.

Pakur menyebut pada laga grand final ini akan dihadiri Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dan Bupati Ngada Andreas Paru.

“Panitia sudah mendistribusikan undangan bagi tamu VIP pada Grand Final Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga,” katanya.

Dinas Perindagkop Sumbang Selendang

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindakop) Manggarai Timur menyumbangkan 56 kain tenun selendang khas Manggarai Timur untuk dihadiahkan kepada tim yang menang pada grand final. Selendang tersebut merupakan hasil karya intelektual penenun di IKM Rana Tonjong.

Pembina Penenun IKM Rana Tonjong Manggarai Timur Adi Ompor mengatakan sangat bangga dan mengapresiasi Panitia   Bhayangkara CUP 1 Waelengga yang telah mendukung dan memotivasi para pelaku tenun di daerah itu yakni dengan memberikan cinderamata tenun kepada klub yang menang dalam turnamen tersebut.

“Oleh karena itu, Pemda Manggarai Timur patut berikan apresiasi  kepada para inisiator Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga,” katanya.

Turnamen Bhayangkara Cup 1 Waelengga yang digelar sejak 1 Juli 2022 ini melibatkan 28 klub dari Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada.

Kabupaten Manggarai Terima Sanksi Penundaan DAU 2022, Ini Penjelasan Sekda

0

Ruteng, Ekorantt.com –  Kabupaten Manggarai diberitakan menerima sanksi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia.

Informasi terkait sanksi ini ramai di media sosial bahwa, penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) pada Agustus 2022 mendatang karena alasan keterlambatan laporan keuangan.

Menanggapi hal ini, Sekda Kabupaten Manggarai, Aldus Fansi Jahang menjelaskan, Pemkab Manggarai belum mendapatkan dokumen terkait keputusan Menteri Keuangan tentang penundaan penyaluran DAU tahun 2022.

“Sampai hari ini juga kami belum mendapat fisiknya. Fisik asli dari keputusan Menteri Keuangan. Saya cek ke Kaban keuangan belum ada fisik dari surat keputusan itu,” kata Sekda Fansi, Kamis (21/7/2022).

Menurutnya, penundaan ini bukan hanya Kabupaten Manggarai, tapi ada juga kabupaten lain.

Namun, sampai dengan penyaluran DAU pada bulan Juli 2022, Kabupaten Manggarai sebenarnya tidak ada masalah. Seluruh persyaratan-persyaratan yang telah disiapkan sudah di-pload dan dikirim ke Kementerian Keuangan RI.

“Jadi tidak ada masalah sampai dengan sekarang ini,” tegasnya.

“Saya juga kaget ketika mendapatkan informasi di media bahwa untuk bulan Agustus penyaluran DAU bagi pemerintah Kabupaten Manggarai ditunda,” tambahnya.

Sekda Fansi bilang, ada empat persyaratan dalam penyaluran DAU tahun 2022 pada setiap bulannya, yakni laporan realisasi anggaran, data transaksi harian dan rekapitulasi transaksi harian, laporan belanja gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan laporan posisi kas bulanan.

“Dari empat laporan itu, laporan untuk bulan Juli tiganya sudah kami upload dan sudah kirim ke Kementerian Keuangan. Tetapi, tinggal satu, yaitu data transaksi harian dan rekapitulasi. Itu yang akan dikirim paling lambat Jumat esok,” jelasnya.

Sekda Fansi berpendapat bahwa DAU bulan Agustus akan ditransfer ke kas daerah pada 30 Juli mendatang.

“Hari ini tanggal 21 Juli, jadi kami masih ada waktu untuk melengkapi persyaratan. Hanya tinggal satu persyaratan dan hari ini kami lengkapi. Sementara ketiganya kami sudah upload,” jelasnya.

Data yang dikirim oleh pemerintah daerah, kata dia, sampai hari ini belum terbaca pada sistem informasi keuangan daerah di Kementerian Keuangan.

“Makanya hari ini kami meminta Kaban Keuangan untuk segera menyesuaikan dan harapannya besok sudah bisa dilakukan penyelesaian. Tinggal satu saja dan waktunya masih lama sampai tanggal 30 dan tentu kami lebih cepat untuk mengirimkan dokumen data transaksi harian juga rekapitulasi transaksi harian,” tutupnya.