Mewakili Unipa di Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi, Gerry Gobang: Literasi Media Jadi Kebutuhan

Maumere, Ekorantt.com – Universitas Nusa Nipa Indonesia berpartisipasi aktif dalam ajang Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) bertempat di Lombok Raya Hotel, Mataram, NTB pada 20-21 Juli 2022.

Konferensi Internasional tersebut mengusung tema sentral “Strategic Communication In The Era of Data-Based, Advance Technology and Enviromental Crises”.

Pembicara utama dalam konferensi tersebut Dr. Franzizca Weder dari University of Queensland Australia, Prof. D.V.R. Murthy dari Andhra University India, Assoc Prof. Zulhamri A. dari University Putra Malaysia, Boy Kelana Subroto, Chairman of PERHUMAS and Head of Corporate Communications PT ASTRA dan Aghnia Adzkia, East Asia Visual and Data Journalist of BBC.

Universitas Nusa Nipa Indonesia mengutus Dr. Jonas K.G.D. Gobang di ajang konferensi internasional tersebut.

Dr. Gerry demikian sapaannya menghadirkan kajiannya berjudul “Questioning on Press Role Toward Public Interest and The Need of Media Literacy”.

Menurutnya, hubungan yang terjadi antara media dan publik tidak selalu mengarah pada simbiosis mutualisme.

“Media dan publik dalam beberapa hubungan menimbulkan tarik ulur kepentingan, terkadang seimbang, terkadang tumpang tindih. Idealnya, media memosisikan diri sebagai penyedia konten yang proporsional kepada publik,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Ekora NTT, Kamis (21/7/2022).

Universitas Nusa Nipa Indonesia mengutus Dr. Jonas K.G.D. Gobang, S.Fil.,M.A di ajang KI tersebut/Ekora NTT

Proporsional di sini, lanjut Gerry, dalam arti sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Namun dalam praktiknya, ia menjelaskan, ekonomi politik media merupakan masalah yang tidak dapat dihindari karena hubungan antara media dan publik juga melibatkan industri sebagai lingkungan di mana media itu berada.

Kemudian, ketika industrialisasi melekat pada media, hubungan antara media dan publik sangat mungkin berjalan tidak seimbang. Publik tidak lagi diposisikan sebagai pengakses informasi yang harus dilayani dan diperhatikan.

Bahkan, publik ditempatkan sebagai komoditas yang kepentingan medianya seolah terabaikan. Akibatnya, banyak konten media yang mengesampingkan kepentingan publik karena hanya mengejar modal. Dari sini, tuntutan masyarakat untuk aktif dan kritis menjadi penting.

“Pada akhirnya, gerakan literasi media tidak lagi menjadi tuntutan yang dibuat-buat, tetapi menjadi kebutuhan agar publik sebagai pemilik sumber daya terlindungi kepentingannya,” jelas Gerry mengulas topik yang dipresentasikan di ajang konferensi internasional Ilmu Komunikasi tersebut.

Lebih lanjut Gerry menyatakan, minat publik untuk belajar Ilmu Komunikasi terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hal ini, kata Gerry, didukung juga oleh permintaan pasar kerja yang membutuhkan tenaga-tenaga terampil di berbagai lembaga media dan industri kreatif ataupun konten kreator yang tumbuh subur di kalangan milenial.

“Hampir semua perguruan tinggi di dunia meyakini prospek lulusan ilmu komunikasi memiliki peluang yang besar di pasar kerja termasuk dapat secara mandiri menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Untuk itu, Gerry menandaskan, Universitas Nusa Nipa sejak tahun 2005 telah membuka Program Studi Ilmu Komunikasi yang dari waktu ke waktu terus meningkatkan mutu lulusannya dengan berbagai strategi ataupun terobosan baru.

“Satu hal yang menjadi kontribusi dari kehadiran Program Studi Ilmu Komunikasi pada Universitas Nusa Nipa adalah munculnya kreator-kreator muda berbakat yang karya-karya mereka dapat diakses melalui media baru berbasis internet,” jelasnya.

“Ada penulis novel berbakat dari mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Unipa seperti Jessica Toji yang sudah menghasilkan beberapa novel yang dapat diakses melalui Wattpad @Jessie_Toji,” sambung Gerry.

Selain itu, Gerry bilang, banyak juga mahasiswa Ilmu Komunikasi atau pun lulusannya yang menjadi youtuber dengan berbagai konten kreatif yang memberikan penghasilan yang cukup tinggi.

Sebagai informasi, Ajang Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi ini juga dipadukan dengan Kongres ASPIKOM pada tanggal 22-23 Juli 2022 dengan agenda utama pemilihan Ketua Umum ASPIKOM yang baru.

Universitas Nusa Nipa juga memiliki hak suara dalam ajang Kongres ASPIKOM tersebut. Para peserta konferensi internasional dan kongres juga memanfaatkan waktu berada di Lombok untuk mengunjungi berbagi obyek wisata termasuk ke Sirkuit Motor GP di Mandalika.

Dispar Nagekeo Dorong Tiga Kategori Pemakaian Tenun Dipamerkan

0

Mbay, Ekorantt.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo menyambut baik pergelaran Herborist Bali Fashion Carnival yang konten ialah mempernalkan tenun khas daerah, termasuk tenun Nagekeo.

Tenun Nagekeo yang dikreasikan dalam bentuk fashion menjadi 17 sub sektor ekonomi kreatif dipertontonkan saat pergelaran fashion show di Bali Secret Garden Village Bedugul Bali, Minggu.

Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo, Silvester Teda Sada mengatakan ide yang disampaikan partner strategis pemasaran oleh pegiat pariwisata itu menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi penenun.

“Kita bersyukur ada partner-partner yang bisa mengembangkan tenun kita dari Nagekeo di Bali, Semarang, Belanda, dan Paris,” kata Silvester di Mbay, Rabu (20/7).

Terkait dengan ini, Dinas Pariwisata sedang berupaya mengemas program yang mendukung, minimal ada co-sharing bersama para pegiat. Salah satu langkah yang didorong ialah memamerkan tiga kategori pemakaian tenun Nagekeo.

Silvester menyebut, tiga kategori dimaksud ialah pemakaian tenunan original, busana resmi seperti pakaian motif atau jas motif dan tenunan hiburan yang ditontonkan dalam fashion.

“Jadi kita mendorong pada event-event (fashion) berikut, tiga kategori ini dipanggungkan,” kata dia.

Silvester berharap dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan semangat giat para penenun di Nagekeo dari tiga jenis kain tenunan; Ragi, Hoba Nage dan Telopoi.

Pinjam 10 Juta dari Pintu Air, Guru SDK Inbate-Kefamenanu Kembangkan Ayam Super

Kefamenanu, Ekorantt.com – Yasintus Obe (54), guru SDK Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara berjuang untuk mengembangkan usaha ayam super.

Yasintus bilang, pada bulan Maret lalu, ia meminjam uang Rp10.000.000 dari KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kefamenanu dan digunakannya untuk pengembangan usaha ayam super tersebut.

“Sebagai pengusaha pemula, saya bersyukur karena Pintu Air bisa memberi pinjaman untuk membantu pengusaha pemula seperti saya ini,” ujar Yasintus.

Pinjaman untuk usaha ayam ini, lanjut Yasintus, akan ia manfaatkan sebaik mungkin demi pengembangan yang lebih besar lagi.

“Puji Tuhan; kalau usaha ini berhasil saya butuh pendampingan dari Pintu Air untuk peningkatan usaha lebih lanjut,” tandas Yasintus.

Yasintus mengutarakan bahwa dirinya sangat jatuh cinta dengan koperasi, khususnya KSP Kopdit Pintu Air yang berpusat di Rotat-Maumere ini.

“Pengajuan pinjaman tidak terlalu rumit dan cepat pencairannya. Ini yang membuat saya fans dengan Pintar,” katanya memberi alasan.

Ayam Super yang dikembangkan Yasintus/Ekora NTT

Ia juga sangat mengharapkan pendampingan berlanjut dari Pintu Air bagi pengusaha pemula seperti dirinya.

“Pendampingan yang intens dari Pintar akan membuat usaha kecil akan berhasil,” tandasnya.

Sementara Ketua Komite KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kefamenanu, Kabupaten TTU Maria Viktoria Abi kepada Ekora NTT mengharapkan anggota yang meminjam untuk usaha supaya tetap fokus dan tekun menjalankan usaha tersebut.

“Jika usaha itu berjalan lancar, cicilan di Pintu Air juga lancar,” tandasnya.

Viktoria berjanji, apabila dalam perjalanan usaha semakin bagus dan sukses, maka Pintu Air tidak ragu untuk memberikan pinjaman lebih besar lagi sesuai kebutuhan anggota.

Ikhtiar Petani Muda Bangun Pertanian Berkelanjutan

Maumere, Ekorantt.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah petani muda hanya 8 % dari total 33,4 petani di Indonesia pada tahun 2019. Petani usia di atas 40 tahun masih mendominasi, sekitar 30,4 juta orang.

Lebih mengkhawatirkan, regenerasi petani muda berjalan di tempat. Dalam catatan BPS, misalnya, terjadi penyusutan 415.789 petani pada periode 2017-2018.

Di tengah kemelut tersebut, muncul harapan dari sekelompok petani muda di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam Kelompok Moeda Tani Farm. Adalah Yance Maring (31) yang mengawalinya.

Berbekal ilmu yang didapat selama di Israel, Yance menggarap lahan kritis di kampung halamannya dengan sistem irigasi tetes. Lahan gersang yang kering kerontang pun menjadi lahan pertanian yang produktif.

“Saya awalnya coba buka lahan 1 hektare untuk hortikuktura. Hasilnya bagus,” kata Yance.

Bersama empat kawannya yang lain, Yance lalu membentuk Kelompok Moeda Tani Farm dan menggarap lahan yang lebih luas. “Kami sewa pakai lahan Pemkab Sikka sekitar lima hektere,” ujarnya.

Mereka mengembangkan sistem irigasi tetes menggunakan smart farming irrigation system. Sistem ini berbeda dengan sebelumnya yang hanya menggunakan selang irigasi sederhana, sehingga airnya tidak stabil.

Menurut Yance, metode baru yang digunakan itu, bisa mengendalikan sistem pengairan, sensor NPK tanah, sensor PH tanah, sensor kelembaban tanah, sensor suhu, sensor water level, dan sensor flow water semua yang dikendalikan dalam satu aplikasi android.

Pola pertanian seperti ini sangat efektif untuk daerah kering seperti di NTT, apalagi disokong dengan penggunakan fitur teknologi yang canggih.

Kelompok Moeda Tani Farm telah menikmati hasil. Tanaman hortikultura seperti tomat dan cabai laku di pasaran.

Hal yang membanggakan bahwa Yance dan teman-temannya pelan-pelan mengurangi ketergantungan masyarakat lokal dari produk pertanian luar daerah.

“Selama ini berton-ton tomat datang dari Makassar. Kita di sini kurang sekali. Padahal kita punya lahan yang luas,” kata Yance.

Hal yang sama dilakukan oleh Gestianus Sino (38) di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gesti mulai bertani sejak tahun 2013, setamat kuliah dari Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang.

Pekerjaan pertama yang dilakukannya adalah mencungkil karang di permukaan tanah seluas 1,2 hektare miliknya. Lubang bekas karang ditambal dengan tanah, kemudian digembur, membentuk bedeng-bedeng berjejer rapi. Dia lalu meracik pupuk kompos. Kotoran hewan dan dedaunan diolah menjadi pupuk organik, untuk kemudian ditabur ke lahan.

Di lahan pertaniannya itu, Gesti memadukan beberapa kegiatan yakni pertanian, peternakan, dan perikanan. Ia menanam beraneka macam sayuran sembari membudidayakan lele, itik, dan kambing. Itulah yang ia namakan sebagai pertanian organik terpadu.

Saat masa panen tiba, sayur-sayuran segar dan buah dipetik lalu dijual. Sementara yang tidak terpakai, diolah kembali untuk makanan hewan dan pupuk. Demikian pula kotoran hewan akan dijadikan pupuk.

“Buah-buahan yang tidak laku akan diolah jadi pupuk cair. Kita punya mesin untuk mengolahnya. Air bekas kolam lele juga disiram ke bedeng, jadi pupuk cair. Artinya kita bentuk ekosistem yang punya dampak bagi lingkungan,” tutur Gesti kepada Ekora NTT pada 2 Juli 2022 lalu.

Motivasi Gesti untuk mengembangkan pertanian organik terpadu tidak terlepas dari upaya menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Baginya, lahan harus direkayasa bukan saja untuk hari ini tapi untuk masa depan.

Gesti meyakini bahwa pertanian organik akan melahirkan tanah yang sehat, tanaman yang sehat, dan tentu saja manusia yang mengonsumsi produk pertanian organik pun akan sehat.

Khusus pemasaran, Gesti tidak kesulitan. Ada yang datang langsung ke kebun. Ada pula yang memesan lewat pasar digital bernama GS Organik yang tersedia di aplikasi handphone.

Selain memberikan asupan pangan yang sehat bagi pelanggan, Gesti juga memperoleh keuntungan ekonomi dari pengembangan pertanian organik. Bahkan selama pandemi, pemasaran produk pertaniannya tetap stabil.

Manajer Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi, Greis Dewi Roma Ito Simamora menyerahkan bantuan BI NTT kepada Yance Maring

Pertanian Jadi Andalan

Pengalaman Gesti sejalan dengan catatan BI NTT bahwa sektor pertanian tetap tumbuh positif ketika sektor-sektor yang lain ambruk di tengah pandemi. “Kita ingat pada saat pandemi di 2020, 2021, kita lihat perdagangan negatif, konstruksi itu juga tumbuh negatif, pariwisata apalagi tumbuh negatif,” jelas Manajer Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi, Greis Dewi Roma Ito Simamora mewakili Kepala Perwakilan BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja.

Perdagangan berkurang, kata Greis, karena orang mulai menahan konsumsi akibat berkurangnya pendapatan. Kemudian konstruksi juga sempat terhambat.

“Kenapa? Karena anggaran pemerintah direfokusing sehingga tidak ada pembangunan karena anggaran direalokasi ke tempat lain. Atau pun swasta mau masuk investasi juga kan wait and see karena perekonomian kita,” bebernya lebih lanjut.

Greis menjelaskan bahwa perekonomian Provinsi NTT sangat bergantung pada sektor pertanian. Sekitar 29 persen ekonomi NTT ada di pertanian.

“Artinya kalau pertanian kita maju, maka daerah kita akan maju, ekonomi kita akan maju. Jadi NTT yang tadinya kemiskinannya sangat tinggi itu bisa kita tekan dengan pertanian,” jelas Greis

Mengetahui bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan, BI NTT sangat peduli dengan pengembangan pertanian. Salah satu wujud kepedulian itu yakni pendampingan kelompok UMKM.

BI NTT telah mendampingi 539 kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar merata di seantero NTT. Dari angka tersebut, 49 diantaranya adalah UMKM binaan dan 490 merupakan UMKM mitra.

Greis mengatakan, cakupan UMKM itu beraneka macam. Mulai dari pertanian, pendidikan, peternakan hingga tenun ikat.

“Ada macam-macam usaha yang memang mendorong perekonomian rakyat,” kata Greis.

Pendampingan BI NTT, jelas Greis, ditunjukkan melalui klaster binaan. Dan sekarang ini pihaknya fokus pada korporatisasi.

“Kita menata kelembagaan. Lalu yang berikut, kita lakukan dan tingkatkan kapasitas tapi basisnya itu merujuk pada usaha yang mereka geluti,” jelasnya.

Misalnya untuk peternak sapi, BI NTT memfasilitasi pelatihan tentang teknik budidaya yang baik, lalu pelatihan manajemen pakan dan manajemen penggemukan.

“Kalau di padi, bagaimana mereka berproduksi secara optimal. Kita kasih pelatihan teknik budidaya yang baik,” ujarnya.

Greis menambahkan, pihaknya fokus pada upaya digitalisasi dan mendorong hilirisasi produk UMKM dampingan. Upaya hilirisasi dilakukan lewat kerja sama antar-daerah dan menghasilkan produk turunan dari bahan mentah yang sudah tersedia.

“Kita jangan hanya menjual barang mentah. Ketika over suplay, kita dorong lahirnya produk turunan. Contohnya di Semau kita fasilitasi bawang goreng. Kita kasih pelatihan,” sebutnya.

Tiga Isu Utama

Sektor pertanian memang menjadi isu strategis saat kegiatan Presidensi G20. Tiga isu prioritas yang diangkat yakni, pertama, membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

Kedua, promosi perdagangan pangan yang terbuka, adil, dan dapat diprediksi serta transparan. Ketiga, mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan petani di wilayah pedesaan.

Dalam sebuah Webinar pada Maret lalu, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian yang Ade Candradijaya mengatakan, sejumlah isu ini akan dideklarasikan oleh para menteri pertanian Presidensi G20

Ade mengatakan, negara-negara G20 harus terus bersinergi untuk memastikan ketahanan pangan dan gizi. Apalagi pandemi menyebabkan pembatasan pergerakan barang dan jasa di tingkat lokal, regional, dan global.

Oleh sebab itu kepastian ini bisa diwujudkan melalui keseimbangan jaminan produksi pangan dan pertanian nasional, jaminan keandalan, kepastian, dan keadilan perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara.

G20 perlu mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi yang penting bagi semua orang serta menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan tanpa membiarkan satu orang pun tertinggal di belakang.

Mahasiswa KKN Unika Ruteng Pungut Sampah di Sekitar Water Front Labuan Bajo

0

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Sejumlah mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, menyelenggarakan kegiatan hari bersih, pada Selasa (19/7/2022). 

Kegiatan yang dipimpin Camat Komodo, Yohanes R. Gampur dan Lurah Labuan Bajo, Feliks Gampur, serta melibatkan masyarakat kelurahan setempat ini dilaksanakan di pesisir pantai sekitar Water Front Labuan Bajo. 

Dalam kesempatan itu, Lurah Labuan Bajo menekankan bahwa hal utama yang dilakukan untuk menarik perhatian wisatawan adalah kebersihan. 

Menurutnya, selain membuat nyaman, lingkungan yang bersih juga menciptakan pemandangan yang indah.

“Sampah yang menumpuk akan mengakibatkan polusi dan bau yang tidak sedap,” kata Gampur.

Ia mengatakan, Labuan Bajo adalah kota premium. Tentu untuk menjaga kebersihan, masalah sampah harus menjadi hal yang utama dan perlu diperhatikan oleh masyarakat setempat. 

Sementara Bergita Verlin, salah seorang mahasiswa KKN menyebutkan, solusi konkret yang dilakukan pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam menangani masalah sampah.

Verlin bilang, kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini sangat minim, di mana dua hari berturut-turut dalam kegiatan yang sama, antusiasme masyarakat sangat kurang.

“Sampah yang berserakan di sekitar pantai membuat pengunjung tidak nyaman. Masalah utama di sini adalah masyarakat serta para pengunjung. Kebanyakan sampah yang ditemui adalah plastik jajan dan kemasan minuman,” pungkasnya.

Cegah PMK, Kapolres Ngada Perintah Anggota Kawal Keluar Masuk Hewan

0

Bajawa, Ekorantt.com – Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto memerintah anggota polisi untuk melakukan pengawasan keluar masuknya hewan yang wilayah kerja masing-masing.

Hal tersebut ditegaskan Kapolres Padmo saat melakukan analisa dan evaluasi bulanan atas kinerja Bhabinkamtibmas di Aula Lantai Dua Polres Ngada, Rabu (20/7/2022).

“Laksanakan langkah-langkah pencegahan, penularan dan penyebaran pencegahan mulut dan kuku (PMK) dengan melakukan pemeriksaan terhadap keluar masuknya hewan ternak di wilayah masing-masing,” kata dia.

Dalam arahannya, Padmo meminta para personil yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait gejala-gejala PMK.

Gejala yang ia sebutkan seperti air liur berlebihan, lumpuh, luka sekitar mulut, gusi, kuku, puting, hewan lebih sering berbaring dan demam tinggi.

Ia juga meminta agar para aparat bisa mengetahui warga yang ada di tempat tugas dan nomor handphone anggota harus diketahui oleh warga agar bisa terjalin komunikasi yang baik.

“Bhabinkamtibmas adalah mata dan telinga pimpinan terhadap perkembangan situasi dan kondisi di lapangan,” ucap Kapolres.

Selain itu, para anggota harus mengatahui data warga binaan yang belum mendapat vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data yang disampaikan Padmo vaksin dosis pertama sudah mencapai 94,97 persen, dosis kedua 72,38 persen dan dosis ketiga 12,24 pesen.

“Vaksin untuk Kabupaten Ngada diperkirakan kurang lebih satu minggu ke depan akan tiba dan kita akan galakkan kembali kegiatan vaksinasi di wilayah kita,” kata Padmo.

Tarian Daerah Akan Tampil pada HUT RI ke-77 di Nangaroro

0

Mbay, Ekorantt.com – Tarian daerah Kezo, Teke Se dan Ndera akan tampil saat malam hiburan menyongsong HUT RI ke-77 di Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Panitia penyelenggara menjadwalkan pentasan tarian daerah akan dilaksanakan pada 14-16 Agustus 2022. Selain itu, tarian kreasi dan puisi kenegaraan juga ditampilkan pada waktu yang sama.

“Dalam rangka memeriahkan HUT RI kali ini, seluruh rangkaian kegiatan yang dirancang bernuansa kekeluargaan. Kita mengikat dan mempersatukan masyarakat Kecamatan Nangaroro sesuai budaya kita,” ujar Seksi Acara Pedro Pukat seusai acara pembukaan, Selasa.

Ketua Panitia Hilarius Betu menyebutkan tiga konsep kegiatan besar yang digelar sekaligus yaitu kegiatan menyongsong HUT RI ke-77 yang diisi dengan acara pertandingan sepak bola, bola voly dan tenis meja.

Kemudian kegiatan HUT Pramuka dan terakhir ialah kegiatan memperingati detik-detik proklamasi yang diisi prosesi kenegaraan atau karnaval, tos kenegaraan serta malam hiburan.

Penekanan dalam ketiga kegiatan besar itu, Hilarius melanjutkan, agar masyarakat secara cerdas dan bangga terhadap karya dan usaha, serta bangga terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan.

“Tujuannya untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme terhadap bangsa. Silaturahmi atau menumbuhkan rasa persaudaraan dari 18 desa dan satu kelurahan dengan tidak membeda-bedakan suku, ras dan agama,” kata Hilarius.

Hal itu juga ditekankan Camat Nangaroro Gaspar Taka saat membuka rangkaian acara di Lapangan Kepabiu, Nangaroro, Selasa sore.

Ia berujar, kegiatan menyongsong HUT RI ke-77 sebagai bentuk untuk membangkitkan semangat nasionalisme, persaudaraan sejati serta meningkatkan nilai-nilai kehidupan sosial budaya.

“Nilai-nilai dan jasa para pahlawan kita terutama para leluhur di wilayah kita harus terus dipupuk dan dijaga dari generasi ke generasi. Jangan lupa juga tradisi dan budaya yang menjadi kearifan lokal kita di wilayah Nangaroro harus melekat pada diri kita masing-masing,” kata Camat Gaspar.

Ia berharap seluruh masyarakat di wilayah itu turut terlibat dengan mengendepankan sportivitas agar tujuan kegiatan tersebut bisa dicapai oleh masing-masing orang.

Pemerintah Siap Tangani Abrasi di SPBU Nelayan Ende, DPRD Anggarkan 200 Juta

0

Ende, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Pekerjaan Umum siap menangani bencana abrasi pantai yang menyebabkan ambruknya tembok dan tanggul pembatas SPBU Nelayan di Kelurahan Paupanda Ende.

Demikian dikatakan Plt Kepala Dinas PU Kabupaten Ende, Mustaqim Mberu kepada Ekora NTT melalui pesan WhastApp, Rabu (20/7/2022) pagi.

“Sedang kami upayakan penanganan segera,” tulis Mustaqim.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Ende, Vinsen Sangu yang dikonfirmasi Ekora NTT pada Rabu (20/7/2022) menjelaskan, Badan Anggaran DPRD telah mengalokasikan anggaran sebelum penetapan perubahan sebesar 200 juta untuk penanganan bencana abrasi.

“Kita sudah setujui itu, memang kondisi kerusakan sangat parah. Kami sudah turun lihat dan mesti ditangani secepatnya agar tidak mengganggu pelayanan BBM bagi para nelayan,” ujar Vinsen.

Diberitakan sebelumnya, angin kencang dan gelombang tinggi di pesisir pantai Ende telah merusak pagar SPBU Nelayan di Kelurahan Paupanda Kecamatan Ende Selatan sejak dua minggu belakangan.

Namun, hingga kini Pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD belum melakukan tindakan pencegahan atau perbaikan di lokasi tersebut.

Jika kondisi ini dibiarkan, bangunan SPBU tersebut akan roboh dan mengganggu aktivitas layanan pengisian bahan bakar bagi para nelayan di Ende.

Seperti disaksikan Ekora NTT pada Sabtu (16/7/2022) malam, hempasan gelombang tinggi membuat air laut masuk ke area pengisian bahan bakar.

Beberapa nelayan yang menyaksikan bencana tersebut meminta penanganan segera dari Pemkab Ende.

“Kami dengar mereka sudah datang survei. Tapi sampai saat ini belum ditangani,” ujar Markus, seorang warga Kelurahan Paupanda.

Sentimen Pariwisata NTT

Oleh: Eto Kwuta*

Beberapa hari belakangan, media lokal dan nasional memberitakan terkait wacana kenaikan harga tiket Taman Nasional Komodo dibarengi tiket pesawat yang mencekik, khususnya di Nusa Tenggara Timur.

Republika.co.id menurunkan berita “Wacana Kenaikan Tiket Masuk TNK Jadi Rp 3,7 Juta Ditolak” pada 30 Juni 2022. Berlanjut, berita Kompas.com pada 7 Juli 2022 berjudul, “Sejumlah Wisatawan Batalkan “Trip” ke Labuan Bajo Imbas Wacana Kenaikan Harga Tiket TN Komodo”. Sementara, Tempo.co juga memuat berita yang hampir sama terkait “Kelompok Wisata Labuan Bajo Tolak Kenaikan Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta” pada 8 Juli 2022.

Beberapa model pemberitaan media ini, tentu saja memberikan informasi bahwa dunia pariwisata NTT saat ini sedang mengalami satu puncak ‘orgasme pariwisata’ yang berdampak pada semua sektor.

Rentetan wacana ini, memaksakan masyarakat akar rumput untuk menonton kebijakan yang dilakukan pemerintah, yang sejatinya menekan ruang gerak roda ekonomi semua pelaku pariwisata, UMKM, dan lainnya.

Oleh karena itu, masyarakat tidak diam. Jelas, penolakan muncul dan membuktikan, paradigma berpikir masyarakat dewasa ini semakin kritis. Sikap menolak itu perlu! Maka, lakukanlah itu untuk melawan rezim yang membuat kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat.

Dari sini, ketika Kompas.com menyuarakan lagi “Soal Penolakan Kenaikan Tiket Masuk TN Komodo Rp3,7 Juta, Pemprov NTT Akan Berdialog dengan Pelaku Wisata” pada 8 Juli 2022, maka Pemprov rupanya tidak menutup mata dengan mekanisme sentimen ekonomi kerakyatan.

Telisik Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem yang dalam kegiatannya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi (Inaya Sari Melati dkk., 2022:115). Lebih jauh, sesuai Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, ada 3 prinsip utama dalam ekonomi kerakyatan tersebut.

Pertama, azas kekeluargaan sebagai dasar perekonomian yang digerakkan secara bersama-sama. Kedua, penguasaan terhadap hajat hidup orang banyak dan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dikuasai oleh negara. Ketiga, segala kekayaan di dalamnya termasuk juga bumi dan air dikuasai oleh negara dan banyak digunakan untuk kemakmuran rakyat.

Menurut Sari (2012), prinsip ini tidak terlepas dari ciri-ciri sistem ekonomi kerakyatan yang perlu melihat beberapa hal penting.

Pertama, mengutamakan persaingan sehat dalam pasar. Kedua, pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup perlu diperhatikan. Ketiga, pembangunan yang memperhatikan lingkungan. Keempat, tidak membeda-bedakan. Kelima, hak-hak konsumen dilindungi.

Merujuk pada prinsip dan ciri-ciri ini, negara sejatinya memiliki tanggung jawab fundamental. Negara mempunyai tugas pokok yang sudah tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Pertanyaannya, apa yang harus dibuat negara ketika melihat wacana ini menjadi seperti bumerang yang meledakkan roda perekonomian pelaku pariwisata dan semua yang berkecimpung dalam pariwisata itu sendiri?

Sebagaimana diberitakan Kompas.com di atas, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Zet Sony Libing berjanji akan bertemu semua pelaku pariwisata untuk berdialog.

Dialog ini dalam bahasa politis, selalu mempunyai fragmentaris makna dan melampaui akal pemikiran awam masyarakat akar rumput, sehingga mari kita patut membangun kecurigaan terhadapnya.

Akan tetapi, dengan menelisik kurangnya sentimen ekonomi kerakyatan, maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT harus secepatnya mengambil langkah. Tentu saja, Pemprov NTT harus bersikap kritis dan solutif atas masalah ini.

Kembali ke Lokal

Untuk itu, penulis menyodorkan bagaimana sistem ekonomi kerakyatan menjatuhkan keberpihakannya kepada rakyat dan kembali kepada apa yang disebut sebagai ‘yang lokal’.

Pertama, pengembangan ekonomi lokal (PEL). Basis PEL ini sejatinya adalah milik masyarakat akar rumput. Untuk itu, supaya meningkatkan daya saing lokal, maka potensi wisata yang ada harus melibatkan sumber daya yang tersedia melalui partisipasi masyarakat, pemerintah lokal, dan pihak swasta untuk ekonomi yang berkelanjutan.

Kedua, subyek pertama adalah masyarakat lokal yang harus didorong oleh pemerintah daerah. Ada Dana Alokasi Khusus Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan yang diberikan kepada daerah untuk mendukung peningkatan destinasi pariwisata yang berdaya saing secara kedaerahan (lokal).

Maka dari itu, pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan swasta. Jika kolaborasi ketiganya berjalan, maka berdampak pada harmonisasi pariwisata yang terbuka dan saling mendukung satu sama lain. Hubungan horizontal dan vertikal akan memberikan dampak pada ekonomi kerakyatan secara merata.

Ketiga, menyikapi wacana kenaikan tiket TN Komodo dibarengi harga tiket pesawat yang mahal ini, maka fungsi pemerintah adalah secepatnya mencegah potensi matinya semua sektor dalam dunia pariwisata, khususnya di NTT.

Sikap ini penting dan segera dikemas, agar tidak berimbas pada PEL. Jika dibiarkan, maka segmentasi PEL (yang kembali ke dasar) dinilai tidak berpihak pada masyarakat akar rumput dengan semua lokalitas yang ada pada mereka.

Faktor ini bisa membuat matinya arus transportasi darat, laut, dan udara. Wisatawan domestik dan mancanegara akan mundur satu per satu. Jika ketiga transportasi tadi tidak bergerak normal, maka dampaknya akan dialami oleh para pelaku pariwisata lokal, di mana yang berkecimpung di dalamnya terdiri dari pramuwisata, pelaku UMKM, pedagang, pengusaha Ruko, penjual, dan sebagainya.

Tanpa kita disadari, dampak itu sudah berimbas hari ini, maka hanya satu permintaan penulis; dinas terkait dan Pemprov NTT harus mencegah karena pasca-pandemi Covid-19 ini, banyak pelaku pariwisata beralih dan merambah profesi lainnya.

Realitas ini lebih menyedihkan lagi, jika masyarakat akar rumput menuntut keadilan dan kesejahteraan sebagai rakyat Indonesia, tetapi negara tampak seperti the sleaping giant atau raksasa yang sedang tertidur.

Lalu, apa pentingnya negara jika setiap tahunnya harus mencekik warga negara dengan memainkan wacana yang super premium? Jadi, cukup sudah! Sekarang sentimen ekonomi kerakyatan sedang pulih dari bawah, maka tugas negara: “Ingat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945!”

*Editor di Surat Kabar Ekora NTT

Direktur Yetty Dharmawan Sonny Indraputra Jadi Ketua Gapensi Ende, Ini Target 5 Tahun ke Depan

0

Ende, Ekorantt.com – Direktur PT Yetty Dharmawan Ende, Insinyiur Sonny Indraputra terpilih menjadi Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Kabupaten Ende.

Sonny terpilih dalam Musyawarah Cabang V Gapensi Ende yang diselenggarakan pada senin (18/7/2022) di Resto J-Cafe Ende.

Musyawarah Cabang V dibuka Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede, dihadiri 21 Direktur Badan Usaha Jasa Konstruksi di Kabupaten Ende, Ketua Gapensi NTT Vivo Ballo, Unsur Forkompimda Kabupaten Ende, Kepala KPP Pratama Ende, Kadis Pemukimam dan Perumahan Rakyat Kabupaten Ende Eman Teku serta Kepala Kesbangpollinmas Ende, Gebby Dalla.

Usai terpilih, Sonny pun langsung dilantik oleh Ketua DPD Gapensi NTT Vivo Ballo.

Wabub Ende Erik Rede dalam sambutan acara pelantikan meminta kolaborasi dan sinergisitas Gapensi dan Pemkab Ende dalam pembangunan terutama di bidang infrastruktur.

Sementara itu, Ketua BPD Gapensi NTT Vivo Ballo berharap anggota Gapensi untuk lebih siap menghadapi regulasi baru di bidang jasa konstruksi.

“Perlu peningkatan kapasitas pengusaha jasa konstruksi dan usaha kecil di era digitalisasi dan industri 4.0,” ungkap Vivo Ballo.

Ketua Gapensi Cabang Ende, Sonny Indraputra kepada Ekora NTT berkomitmen membangun soliditas antar anggota selama masa kepengurusannya.

Dia menerangkan, target jangka pendek yang mesti dilakukan adalah konsolidasi anggota, pembangunan Kantor Gapensi Cabang Ende serta pelatihan peningkatan kapasitas digital bagi pengusaha jasa konstruksi.

“Kita sekarang anggota ada 35 badan usaha. Kita perkuat konsolidasi dan harus punya kantor sendiri. Selain itu akan diadakan peningkatan kapasitas melalui pelatihan yang berkaitan dengan digitalisasi dan aturan jasa konstruksi,” tutup Sonny.