SMAN I Golewa Selatan Gelar Pelatihan Jurnalistik kepada Siswa

Bajawa, Ekorantt.com – Demi meningkatkan pengetahuan menulis kepada siswa, SMAN 1 Golewa Selatan, Kabupaten Ngada memberi pelatihan jurnalistik dan penguatan penulisan kepada 18 siswa di sekolah tersebut.

Dalam kegiatan tersebut pihaknya juga menggandeng rumah literasi cermat (RLC) Kabupaten Ngada.

Kepala SMAN 1 Golewa Selatan Regina Wake saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya menjelaskan kegiatan tersebut  bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar bisa menulis pada majalah sekolah yang akan terbit nanti.

“Siswa yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari siswa kelas satu sampai kelas tiga yang sudah melalui proses seleksi yakni dari 53 siswa dan yang berhasil masuk sebanyak 18 orang,” ujar Regina kepada Ekorantt.com, Kamis (03/02/2022).

Dikatannya kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sejak Sabtu (29/01/2022) lalu. Siswa nantinya dapat menulis buku ulang tahun sekolah pada Maret 2022 mendatang.

“Dalam kegiatan ini kita minta pendampingan dari rumah literasi cermat untuk melakukan pendampingan kepada sekolah dan para siswa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RLC Emanuel Djomba menjelaskan kegiatan tersebut merupakan kerjasama pihaknya bersama sekolah sejak  November 2021 lalu.

“Sebenarnya kegiatan ini sudah mulai dari bulan November dan kegiatannya berupa training jurnalistik dan kemimpinan,” ujarnya.

Pihaknya, kata Emanuel, juga memberi penguatan kepada siswa agar bisa menulis secara baik agar bisa dimuat dalam buku sekolah nanti.

Belmin Radho

Bangun Menara Lonceng Gelora Samador Da Cunha, Bupati Robi: Ini Milik Semua Agama

0

Maumere, Ekorantt.com – Menara lonceng Santo Yohanes Paulus II di Gelora Samador Da Cunha mulai dikerjakan pada Rabu, (02/02/2022). Pembangunan menara lonceng itu ditandai dengan peletakan batu pertama dan penandatanganan prasasti oleh Uskup Maumere, Edwaldus Martinus Sedu dan Bupati Sikka Robi Idong.

Pembangunan menara lonceng Santo Yohanes Paulus ke II itu menelan anggaran sebesar Rp12 miliar yang bersumber dari pemerintah dan program CRS, para donatur serta para masyarakat luas yang menyumbang dengan sukarela.

Ketua Pelaksana, Adrianus Firminus Parera menyampaikan kegiatan pembangunan menara lonceng ini sudah sesuai dengan rencana besar Kabupaten sikka yaitu rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kabupaten Sikka tahun 2022- 2023 serta kajian pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Sikka 20 tahun.

Pembangunan menara lonceng itu, kata Firminus, direncanakan dalam 3 tahap selama 2 (dua) tahun ke depan. Menara lonceng Santo Yohanes Paulus ke II ini akan dibangun setinggi 48,50 meter.

“Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan menara lonceng ini sebesar 12 miliar yang bersumber dari pemerintah, donatur dan sumbangan para pihak secara sukarela, ” kata Firminus yang juga adalah Sekda Sikka.

Sementara Bupati Sikka Robi Idong mengatakan pembangunan menara lonceng ini sebagai simbol untuk mempersatukan semua.

“Ini milik semua agama milik, semua suku. Nanti ada ornamen-ornamen didesain jadi milik bersama. Ini adalah satu pendekatan yang multi dimensi dari aspek kerohanian, ada kepariwisataan ada semua aspek itu dipadukan jadi harus membangun secara bersama sama,” ungkap Robi.

Dikatakan semua proses sudah berjalan dengan baik. Terakhir pemerintah mempresentasikan di Keuskupan dan Uskup Maumere menyampaikan bahwa pembangunan menara ini tidak boleh eksklusif hanya katolik saja, harus inklusif.

Uskup Maumere, Edwaldus Martinus Sedu mengatakan pembangunan menara lonceng Santo Yohanes Paulus ke II mengingatkan pertama kali kehadiran Sri Paus Yohanes Paulus ke II di Gelora Samador-Maumere.

Uskup Martinus menyatakan di tanah Maumere (Gelora Samador) menjadi saksi bersejarah atas kehadiran Paus Yohhanes Paulus ke II yang telah menjadi Santo, dalam Misa Ponfical pada tahun 1989 dan perayaan Tahun Maria Nasional 1988.

“Saya mengajak masyarakat dan umat Keuskupan Maumere mari kita mendukung pembangunan menara lonceng Santo Yohanes Paulus ke II ini supaya tidak mangkrak,” kata Uskup Martinus.

Pada kesempatan itu, Uskup pun menyampaikan terimakasih kepada Bupati Sikka, Wakil Bupati Sikka, Anggota DPRD Sikka dan Pemerintah Kabupaten Sikka yang telah merencanakan dan melaksanakan pembangunan menara lonceng Santo Yohanes Paulus ke II ini.

Meski Omzet Menurun, Penenun di Watublapi Masih Setia Gunakan Pewarna Alam

Maumere, Ekorantt.com – Meski usaha dan pendapatan hasil tenun menurun akibat Covid-19, para ibu-ibu di Sanggar Watubo-Watublapi masih setia menggunakan pewarna alam. Sebab menurut mereka, karya berbahan alam itu menjadi ciri khas dan sudah menjadi warisan turun temurun.

“Tenun ikat dari Sanggar Watubo sudah populer karena seluruh pengerajinnya menggunakan bahan pewarna alami untuk produksi kain-kain tenun,” kata Ketua Sanggar Watubo Rosvita Sensiana (37) kepada Ekorantt.com, Rabu (02/02/2022).

Ia menegaskan sejak Sanggar Watubo berdiri pada 2014 dan sampai kapanpun, mereka berkomitmen akan tetap menggunakan warna alam yang merupakan nafas dan hidup Sanggar Watubo.

Sebab, penggunaan warna alami akan berdampak pada harga jual meski proses pembuatan lebih lama dibanding memakai pewarna kimia atau sintetis.

“Kadang para wisatawan mempertanyakan mengapa harga kain tenun dari kelompok tenun Watubo mahal. Saya memberi alasan harga kain tenun yang dihasilkan dari pewarna alami harganya lebih mahal dari pewarna sintetis. Juga untuk menghasilkan selembar sarung memakan waktu 6 bulan dan untuk harga tergantung ukuran dan kerumitan motif,” kata Ros.

Ros mengakui dampak terpaan pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap aktivitas pariwisata hingga menurunnya pendapatan usaha kelompok tenun ikat Sanggar Watubo.

Benang-benang yang sudah diberi motit sedang proses pewarna alam di Sanggar Watublo-Watublapi (Foto : Dok Sanggar Watublo)

“Selama masa pandemi Covid-19, omzet penjualan menurun jauh. Kunjungan wisatawan tidak ada. Lesuh pembeli. Tetapi sanggar tetap eksis karena dasar kekeluargaan yang membuat kami kokoh walau hadapi masa-masa sulit,” ungkap Ros.

Sejak Covid-19 merebak, daya jual tenun ikat menurun drastis. Bahkan sebulan hanya peroleh Rp 2 juta dari sebelumnya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.

“Kami ada 25 anggota. Sekarang masih tunggu pemerintah membuka akses bagi wisatawan luar negeri sehingga sebagian bisa menenun lagi. Sekarang mereka masih sibuk berkebun,” ujar Ros.

Saat kilas balik, Ros mengaku bangga karena tenun dari Sanggar Watubo dengan pewarna alami ini menjadi daya tarik peserta dan delegasi pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) Bank Dunia tahun 2018 di Nusa Dua-Bali.

“Saya sangat bangga ketika Sanggar Watubo mengikuti pameran seni dan kerajinan Paviliun Indonesia di Nusa Dua-Bali dan menarik perhatian peserta dan delegasi pertemuan IMF memacu kelompok tenun Watubo untuk tetap mempertahankan dan melestarikan tenun dengan pewarna alami,” ungkapnya.

Selama rentang waktu 8 tahun Sanggar Watubo mengikuti berbagai pameran baik di tingkat daerah, provinsi dan nasional hingga promosi lewat media sosial.

“Jadi Watubo mengandung makna biar sekeras atau seberat apapun kita harus kuat dan tetap bernafas dan hidup,” ungkap Ros sekaligus menjelaskan makna Watubo sebagai nafas atau nyawa kehidupan.

Yuven Fernandez

18 Desa di Nangaroro Bentuk BumDes Bersama

Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 18 desa di wilayah Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo bersepakat membentuk badan usaha milik desa (BumDes) bersama. BumDes bersama itu diberi nama Woe Modhe.

Belasan desa itu berencana akan menyertakan modal ke BumDes Woe Modhe sebesar Rp 50 juta untuk kepentingan usaha perdagangan semen.

Sekretaris Camat Nangaroro Hilarius Betu memberi sinyal usaha itu berdasarkan informasi dari Kementerian Desa (Kemendes) yang telah bekerja sama dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG.

BumDes itu nantinya akan berperan sebagai distributor semen untuk wilayah Flores bagian tengah hingga wilayah barat.

“Sesuai regulasi nanti peralihan dari badan kerjasama antar desa/kelurahan atau BKADK menjadi BumDes Woe Modhe,” ujar Hilarius saat Musyawarah Antar Desa (MAD) di Aula Kantor Camat Nangaroro, Rabu (02/02/2022).

Ia menyatakan BumDes bersama diatur dalam Permendes Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pembentukan BumDes Bersama. Regulasi itu, kata dia, memungkinkan desa-desa untuk bahu membahu membangun kekuatan menjadi desa mandiri.

“Nanti (bagi) hasilnya diatur dalam anggaran dasar. Kita, seluruh kepala desa dan ketua BPD akan sama-sama menghitung sesuai jumlah penyertaan modal,” kata Hilarius.

Camat Nangaroro Gaspar Taka menuturkan kearifan lokal (gotong royong) mesti dibangun kembali antar wilayah untuk meningkatkan ekonomi desa.

Ia mengharapkan musyawarah antar desa tersebut dapat mencapai suatu kesepakatan bersama dalam upaya membangun BumDes bersama.

“Dasar kita adalah gotong royong. Kalau semua bergotong royong maka sesuatu akan mendapat hasil yang baik,” ujar Gaspar.

Desa Mandiri

Kepala Bidang Kelembagaan pada Dinas PMD Nagekeo Wily Mutu menegaskan bahwa sudah saatnya desa-desa harus berpikir bisnis sebagai kekuatan pada masa-masa mendatang.

Dorongan pemerintah pusat agar setiap desa memperkuat badan usaha dengan tujuan supaya desa-desa dapat hidup mandiri di kemudian hari.

“Kita semua hari ini mengalami penurunan anggaran dari pusat. Sebab itu manfaatkan potensi-potensi yang tidur. Hidup kembali badan usaha desa yang ada supaya bisa berjalan lagi,” katanya.

“Desa-desa sekarang harus sudah berpikir tentang bisnis desa,” tambah Wily.

Sementara Immaculata Betan, Koordinator Kabupaten (Korkab) Tenaga Ahli (TA), Pendamping Desa (PD), dan Pendamping Lokal Desa (PLD) Nagekeo menerangkan BumDes atau BumDes bersama didorong sebagai moto penggerak ekonomi desa untuk mencapai desa mandiri.

Ia menyatakan suatu desa dikatakan mandiri dilihat dari pendapatan asli desa (PAD) yang di dalamnya juga tak terlepas dari peran BumDes.

Dengan BumDes, kata Immaculata, juga dapat mencapai 18 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan.

“Jadi untuk BumDes bersama ini sebagai penopang ekonomi desa. Jangan ragu soal badan hukum BumDes ini karena kita (Kemendes) sudah bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM. BumDes bersama ini juga diatur dengan Permendes,” kata dia.

Untuk diketahui, MAD tingkat Kecamatan Nangaroro juga mengagendakan Laporan Pertanggungjawaban (LPj) BKADK Tahun Buku 2021.

Laporan itu mengenai pengelolaan aset BKADK yakni Dana Bergulir Masyarakat (DBM) eks PNPM-MP dengan konsep pemberdayaan yang kini masih di tangan masyarakat sebesar Rp 4,5 miliar.

Dana itu diperuntukkan jenis usaha ekonomi produktif (UEP), simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP), simpan pinjam perorangan maupun simpan pinjam lembaga.

Ke depannya, dana bergulir itu juga nantinya akan dikelola oleh BumDes bersama Woe Modhe.

Ian Bala

Mie Goreng Arak China ala Transgender, Bikin Nagih di Lidah

0

Maumere, Ekorantt.com – Makanan kesukaan bagi masing-masing orang memang berbeda-beda. Hal itu tergantung cita rasa dan sajian yang tentu membuat seseorang bahagia.

Namun dari kesekian jenis makanan, salah satu yang menarik perhatian ialah Mie Goreng Arak China. Makanan ini justru bikin nagih di lidah.

Mie Goreng Arak China yang menjadi menu andalan Kedai Baper (Bawaan Lapar) milik transgender Mak Virgin berlokasi di Wolombetan, Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

Adapun menu lain yang tersedia yakni Nasi Goreng Baper dan Ayam Geprek Bumbu Rujak Sambal Mata.

Transgender Mak Virgin yang memiliki nama asli Marselinus Santoso Sawe (35) kepada Ekorantt.com, Rabu (02/02/2022) menyatakan jenis makanan dan gaya kedai memang sengaja yang dirancang ala kekinian.

Ia mengungkapkan kedai yang didirikan 4 Agustus 2021 dan baru mendapatkan SITU-SIUP pada 27 Januari 2022 lalu, sudah mulai berhasil menggaet hati masyarakat Kota Maumere dan sekitarnya.

“Puji Tuhan sejak resmi dibuka tidak pernah sepi pengunjungnya dan semakin memantik keinginan warga Kota Maumere untuk memanjakan lidah dengan aneka suguhan menu dan minuman dari Kedai Baper,” katanya.

Tips dari Mak Virgin agar setiap pelanggan tidak bosan adalah selalu menjaga cita rasa masakan dengan rempah-rempah.

“Yang biasanya saya gunakan selalu bervariasi dan tidak monoton. Jadi setiap pelanggan yang datang tidak bosan dengan menu yang disediakan di Kedai Baper,” ujarnya.

Soal nama Kedai Baper, Mak Virgin menjelaskan ia memilih kedai karena warung dan cafe sudah banyak menjamur di Kota Maumere.

“Saya ingin tampil beda dengan nama Baper bukan bawa perasaan tetapi bawaan lapar. Disaat sedang lapar melanda diri Kedai Baper jawabannya,” ujar alumni SMK Sint Gabriel Maumere itu.

Transgender asal Baomekot, Kecamatan Hewokloang ini mengatakan Kedai Baper mulai beroperasi mulai pukul 08.00 WITA hingga pukul 24.00 WITA. Menyediakan catering paketan, nasi kotak, dan plasmanan.

Ketika ditanya omzet, Mak Virgin hanya berkata singkat baru memiliki izin resmi operasionalnya tapi lumayan memacunya untuk terus berusaha.

Menyinggung tentang anggapan masyarakat umumnya terhadap transgender, Mak Virgin tak berkata banyak. Ia hanya meminta agar setiap orang dapat melihat segala kelebihan yang dimiliki.

“Kami memiliki banyak talenta yang tidak semua orang miliki,” tandasnya dengan penuh percaya diri.

Lorens Lepo, pegawai di Bagian Ekonomi Kreatif pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka yang pernah bertandang ke Kedai Baper Wolombetan 25 Januari 2022 lalu mengungkapkan rasa bangganya.

Walau di mata publik transgender ini dinilai dengan hal-hal negatif, Lorens memandang terbalik. Ia justru memberikan apresiasi atas kerja atau karya yang mereka hasilkan.

“Dengan membuka usaha yang mampu memberikan layanan kepuasan seperti usaha salon, kedai, cafe dan warung menunjukkan bahwa tidak semua transgender itu tidak baik. Mereka mampu menunjukkan bahwa mereka juga berharga dan bermanfaat bagi banyak orang,” kata Lorens.

Menyinggung tentang menu kedai itu, Lorens mengatakan sajian menunya sangat menarik dengan aneka rasa yang menggoda lidah ditambah dengan pelayanannya yang bagus.

Yuven Fernandez

Tolak Geothermal Wae Sano, PMKRI Ruteng: Bupati Mabar, Pelayan Rakyat atau Budak Korporasi?

0

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng Santo Agustinus bersama masyarakat Wae Sano, Desa Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, menggelar demonstrasi di kantor Bupati Manggarai Barat dan kantor DPRD setempat, Rabu (2/2/2022).

Mereka mendesak untuk menghentikan rencana proyek geothermal Wae Sano.

Menurut PMKRI Ruteng, upaya paksa pemerintah dan perusahaan yang terus melanjutkan proses pengembangan panas bumi di Wae Sano di tengah penolakan warga yang masif menunjukkan betapa besarnya kepentingan pihak-pihak tertentu di balik proyek ini.

Warga Wae Sano, termasuk juga warga lain yang mengitari Danau Sano Nggoang sedari awal telah menolak. Bahkan, penolakan warga pun telah disampaikan berulang-ulang, baik itu ke pemerintah maupun pihak perusahaan.

Penolakan warga itu, jelas PMKRI Ruteng, dilandasi dengan alasan yang jelas, yakni keselamatan ruang hidup warga dan masa depan anak cucu.

Dikatakan, rencana penambangan panas bumi yang persis berimpitan dengan pemukiman dan rumah adat, sumber air, lahan pertanian/perkebunan, fasilitas publik seperti sekolah dan gereja itu tentu saja membawa ancaman besar bagi warga.

Kekhawatiran akan seluruh risiko itu beralasan, mengingat telah banyak contoh buruk ihwal ekstraksi panas bumi yang menghancurkan keselamatan warga dan ruang hidupnya.

“Di Ulumbu, Kabupaten Manggarai, misalnya, operasi panas bumi telah menyebabkan atap seng rumah-rumah warga karatan, tanaman cengkeh, kakao, dan sejenisnya menjadi tak produktif, termasuk kesehatan warga ikut terganggu,” demikian penjelasan PMKRI Ruteng dalam rilis yang diterima Ekora NTT.

Hal serupa juga terjadi di Mataloko, seng-seng rumah dengan mudah berkarat, sumber air tercemar, bahkan lahan pertanian seperti sawah yang jaraknya sekitar dua kilometer dari titik pengeboran luluh lantak, tersembur lumpur panas hingga saat ini.

Di luar Pulau Flores, bahaya penambangan panas bumi juga telah banyak terjadi. Salah satunya di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal, di mana lima warga-negara mati dan setidaknya puluhan korban lainnya masih menjalani perawatan di rumah-sakit akibat semburan gas dari sumur bor proyek ekstraksi panas-bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) pada Senin, 25 Januari 2021.

“Ini belum termasuk kasus ledakan dan semburan gas di proyek PLTP Ijen yang juga makan korban dan semburan cairan panas bumi di proyek Rimbo Panti, yang kemudian digelontor langsung ke wilayah suaka-alam Rimbo Panti, Pasaman, Sumatera Barat,” tegas PMKRI Ruteng.

Lima tahun lalu, semburan gas dari sumur bor GeoDipa dikaveling ekstraksi panas bumi Dieng juga telah berakibat langsung pada kehidupan dan nafkah tani warga.

Meski bahaya penambangan panas bumi begitu nyata dan sangat berbahaya, lanjut PMKRI Ruten, pemerintah dan perusahaan justru terus melanjutkan proses proyek tambang panas bumi. Berbagai upaya paksa dilakukan, salah satunya “konsultasi publik” yang dikemas dengan acara “lonto leok” (salah satu budaya Manggarai dalam menyelesaikan setiap persoalan dengan musyawarah mufakat).

Untuk itu, PMKRI Ruteng menilai upaya paksa atas pengembangan tambang panas bumi di Wae Sano, merupakan bukti nyata betapa keberpihakan pemerintah itu justru kepada korporasi, bukan kepada warga.

Hal itu terlihat jelas dalam tulisan di salah satu spaduk yang mereka bawa: “Bupati Mabar, Pelayan Rakyat atau Budak Korporasi”.

Lebih ironis lagi, ketika suara penolakan warga justru direkayasa, semua untuk satu tujuan: memuluskan rencana penambangan panas bumi itu sendiri.

PMKRI memandang, rencana penambangan panas bumi di Wae Sano, termasuk wilayah kerja panas bumi (WKP) lainnya di Kepulauan Flores, sama sekali tidak berangkat dari kebutuhan riil warga. Sebaliknya, ekstraksi panas bumi dalam skala raksasa itu hanya untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata yang, model pengembangan pariwisatanya sendiri bermasalah dan dikuasai segelintir elit politik dan pengusaha tertentu.

Tuntutan PMKRI dan Masyarakat Wae Sano

Pertama, mendesak Menteri ESDM melalui Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk hentikan seluruh proses ekstraksi panas bumi Wae Sano, juga WKP lain di Flores dan cabut seluruh izin panas bumi yang telah dikeluarkan.

Kedua, mendesak Bank Dunia agar membatalkan segera kerja sama dan pemberian dana hibah kepada PT SMI (juga PT GeoDipa Energi), termasuk hentikan seluruh proses di lapangan dalam memuluskan rencana penambangan panas bumi di Wae Sano.

Ketiga, mendesak Kantor Staf Presiden (KSP) agar berhenti terlibat dalam urusan panas bumi di Wae Sano.

Adeputra Moses

Diduga Lecehkan Wartawan, ASN di Sikka: Kamu Wartawan Bisa Dibeli

0

Maumere, Ekorantt.com – Seorang ASN di Kantor PUPR Kabupaten Sikka, JJ diduga melecehkan profesi wartawan. Hal itu ia lakukan terhadap wartawati media online Floresku.com, Elisabeth Mardat.

Mardat merasa diintimidasi saat JJ menanyainya di rumah salah satu pengusaha di Kelurahan Kota Uneng, Kota Maumere, Selasa (1/2/2022).

Awalnya, kata Mardat, ia ditelepon oleh kawannya Albino Siku. Albino memintanya untuk menghapus berita tentang pendapat hukum dari Kuasa Hukum CV. Putra Pratama, Fransisco Soares Pati yang berjudul “Terkait Kisruh Proyek Jaringan Air Bersih Ijukutu, Kuasa Hukum CV Putra Pratama Surati Bupati Sikka”.

“Dia minta saya hapus berita. Lalu saya tanya berita yang mana? Dia bilang berita tentang proyek air di Ijukutu, Paga. Saya tanya kenapa harus dihapus, alasannya apa? Lalu dia menyuruh saya untuk datang ke rumah di Kilo 2,  Depan Pura, Kelurahan Kota Uneng,” ujar Mardat.

Bersama rekan wartawan bernama Karel Pandu, Mardat bergegas ke rumah tersebut.

Tiba di sana, ada beberapa tamu di antaranya ada seorang anggota DPRD Sikka, ada juga beberapa tamu perempuan.

“Kami ditawari dan disuguhkan dua botol air mineral. Setelah itu kami ngobrol-ngobrol,” kata Mardat.

Tiba-tiba JJ, yang ia tidak ketahui sebelumnya, menanyakan dirinya dari media mana. Mardat lalu memberitahukan nama media tempat ia bekerja. Orang itu langsung berkata, “Kamu wartawan bisa dibeli”.

“Sontak saya lalu menanyakan balik. Wartawan siapa yang bisa dibeli dan siapa yang membeli,” ucap Mardat.

JJ menanyakan lagi apakah Mardat sering menulis atau tidak. Mardat lalu menjawab bahwa ia biasa menulis.

“Dia menanyakan soal integritas saya sejauh mana. Lalu dia tanya lagi soal pemberitaan dalam 1 atau 2 hari terakhir. Saya bilang berita banyak. Berita yang mana? Lalu dia tanya tentang pemberitaan dari lawyer  CV Putra Pratama. Lalu saya jawab kalau itu berita saya siang tadi,” jelas Mardat.

Lanjut Mardat, JJ bertanya darimana ia mendapatkan data. Mardat lalu bertanya balik, apakah tidak membaca beritanya, sebab di dalam berita ada tertulis nara sumber.

“Dia tanya ulang. Dari Dari lawyernya? Lalu saya jawab, iya dari lawyernya. Lalu dia mengambil hapenya dan melakukan video call dengan lawyer yang dimaksud dalam berita. Namun dia matikan. Saya lalu meminta dia untuk kembali menelepon. Namun ketika dihubungi kembali, orang yang ditelepon tersebut tidak menjawab,” jelas Mardat.

Mardat melanjutkan, orang itu lalu menanyakan sikap dia sebagai wartawan. Mardat lalu bertanya balik, menurutnya bagaimana.

“Lalu orang itu bertanya, kamu punya nyali? Saya lalu tidak menjawab. Kami kemudian pamit pulang dari rumah itu,” tutup Mardat.

Sambut HUT Basarnas ke-50, KKP Maumere Lakukan Donor Darah

0

Maumere, Ekorantt.com – Kantor Pencarian dan Pertolongan (KKP) Maumere mengadakan aksi sosial donor darah memperingati HUT Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan bertempat di Aula Kantor Basarnas Maumere, Rabu (2/2/2022).

Pelaksanaan donor darah dibuka langsung oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Marsekal Madya TNI Hendri Alfiandi secara virtual yang diikuti oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Ketua DWP Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, pegawai, dan Anggota DWP.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, I Putu Sudayana dalam keterangan persnya mengatakan bahwa aksi donor darah serentak dilaksanakan oleh Basarnas Pusat di Jakarta serta seluruh Kantor SAR di Indonesia dan Balai Diklat Basarnas dalam merayakan HUT Basarnas Emas ke 50 Tahun.

“Syukur dalam pelaksanaannya, Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dapat mengantongi 50 lebih kantong darah dari peserta pendonor dan langsung kita serahkan ke petugas PMI,” kata Sudayana.

Sudayana berterima kasih kepada peserta yang hadir yaitu dari anggota Kodim 1603 Sikka, Lanal Maumre, Perwakilan TNI AU, Polres dan Brimob Sikka, Kepala Kantor Pajak Maumere beserta anggota, serta pegawai dan anggota DWP Basarnas Maumere.

“Semoga kebaikan para peserta pendonor dibalas dengan pahala yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan ini juga bertujuan mempererat sinergitas dan koordinasi dengan potensi SAR Basarnas Maumere serta instansi yang ada di Kabupaten Sikka,” pungkasnya.

Seorang Sopir di Manggarai Setubuhi Anak di Bawah Umur

0

Ruteng, Ekorantt.com – Seorang sopir berinisial MKA (21) asal Bahong, Desa Benteng Kuwu, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai tega menyetubuhi MGL (15), seorang anak di bawah umur yang kini berstatus sebagai pelajar.

Kapolres Manggarai, AKBP Yoce Marten, melalui Paur Humas Polres Manggarai, Ipda Made Budiarsa menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika korban dan pelaku janji bertemu di perempatan kantor Lurah Pitak pada Minggu (16/1/2022) pukul 15.30 Wita.

Saat bertemu, pelaku mengajak korban jalan ke Golo Lusang, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong. Pada malam harinya, pelaku mengajak lagi korban ke rumah pelaku.

“Setibanya di sana, pelaku membawa korban masuk ke dalam kamar. Dan pada hari Senin tanggal 17 Januari 2022, pukul 01.30 Wita, pelaku memaksa dan mengancam korban untuk berhubungan badan layaknya suami istri,” kata Budiarsa  dalam rilis yang diterima Ekora NTT, Rabu (2/2/2022).

Atas kejadian tersebut, kata Ipda Made, korban datang dan melaporkan aksi bejat MKA ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manggarai.

“Pada hari Rabu tanggal 2 Februari 2022, pukul 15.30 wita, Unit Jatanras dan Unit PPA satuan Reskrim Polres Manggarai berhasil mengamankan pelaku di rumah pelaku,” jelasnya.

Saat ini, pelaku telah diamankan di Mapolres Manggarai dan sedang ditangani oleh Unit PPA, Satuan Reskrim Polres Manggarai.

Adeputra Moses

Mahasiswa Uniflor Ende Belajar Bertani Bersama Kelompok Moeda Tani Farm

Maumere, Ekorantt.com – Sekitar 20 mahasiswa Fakultas Pertanian Uniflor Ende melakukan program magang bersama kelompok Moeda Tani Farm (MTF) selama sebulan, 1-28 Februari 2022.

Rencananya, 20 mahasiswa magang akan mendalami penerapan Smart Farming Irrigation System yang dikembangkan oleh Yance Maring dan kawan-kawan di  lahan pertanian yang dikelola MTF, tepatnya di samping Kantor Bupati Sikka.

Charli Mutiara selaku dosen sekaligus Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unifor mengatakan bahwa pihaknya sengaja memilih MTF sebagai tempat praktik mahasiswanya karena, selain dilakukan oleh orang muda, MTF juga menggunakan teknologi kekinian.

“Di sini cocok sekali karena teknologinya sudah maju, karena sesuai dengan yang ingin kami capai,” tuturnya kepada Ekora NTT pada  Selasa (1/2/2022).

Beberapa tempat sebelumnya telah menjadi tempat praktik mahasiswa Uniflor. Namun dari sekian lokasi, baru di MTF ditemukan teknologi pertanian yang menggunakan sistem irigasi tetes modern.

Charli menambahkan, pihaknya pernah melakukan survei kepada alumni lulusan Fakultas Pertanian Uniflor. Ditemukan, tidak lebih dari 10% lulusan yang mau menjadi petani.

Dalam pemikiran mereka, kata Charli, petani adalah pekerjaan yang kolot, kotor, tidak menghasilkan. Mereka lebih memilih untuk melamar pekerjaan di kantor-kantor. Dari survei itu juga diketahui bahwa faktor utama yang memengaruhi minat bertani adalah keluarga.

Charli berharap dengan berpraktik bersama kelompok MTF, mahasiswanya termotivasi dan punya paradigma baru terhadap bidang usaha pertanian. Dengan itu, mahasiswa bangga memilih pertanian sebagai bidang usaha yang diminatinya.

Yance Maring, selaku Ketua Kelompok MTF memberikan motivasi dan gambaran kepada para mahasiswa soal pertanian modern. Dia juga mengatakan, seorang petani dapat menentukan penghasilannya sendiri tanpa adanya batasan.

Menurut Yance, peluang pengembangan usaha pertanian di NTT masih sangat luas.

Untuk itu, Dia berharap mahasiswa yang belajar bersama kelompoknya dapat menerapkan ilmu yang didapat ketika mereka kembali ke tempatnya masing-masing.

Sirilus Geli, mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian- Uniflor mengaku baru pertama melihat sistem pengairan dengan teknologi canggih seperti yang ia lihat di lahan yang dikelola oleh MTF. Selama ini ia hanya mempelajarinya di kampus.

“Kami belum pernah melakukan instalasi. Selama ini hanya belajar di kampus saja dan baru ini saya lihat secara langsung instalasinya,” kata Sirilus.

Sirilus juga mengungkapkan keinginannya untuk mendalami teknologi irigasi tetes dan ingin membuka lahan pertanian sendiri.

“Ingin tahu lebih dalam cara-caranya. Saya juga ingin punya yang seperti ini mungkin dengan dukungan keluarga,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Marselina Rindang, mahasiswi asal Manggarai Timur.

Marselina terkagum-kagum mendengar pengalaman Yance Maring. Ia pun bercita-cita untuk menjadi petani muda yang sukses seperti Kelompok Moeda Tani Farm.

“Saya tidak malu. Saya bangga jadi petani karena saya berasal dari keluarga petani,” pungkasnya.

Cucun Suryana