Sensus Penduduk 2020, BPS Gunakan Metode Kombinasi

Ende, Ekorantt.com – Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyelenggarakan Sensus Penduduk yang ketujuh pada 2020. Sensus yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun ini bakal berbeda dengan pelaksanaan sensus pada tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini, BPS menggunakan metode kombinasi yang menggabungkan pendataan mandiri secara online dan pendataan dari petugas yang mendatangi rumah warga (door to door).

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ende Paulus Puru Bebe menjelaskan, pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 akan dilakukan pada pertengahan bulan Februari hingga Maret tahun 2020. Hal ini dilakukan dengan menyiapkan data rumah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk menuju satu data kependudukan Indonesia.

Dalam Sensus Penduduk 2020, ada 21 variabel dipakai yakni Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, jenis kelamin, alamat, status hubungan dalam keluarga, tempat lahir, tanggal lahir, kewarganegaraan, suku bangsa, agama, status perkawinan, dan kepemilikan akta perkawinan.

Variabel lain yang digunakan yakni pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, aktivitas yang biasa dilakukan, lama tinggal di tempat sekarang, status kepemilikan rumah tangga yang ditempati, penggunaan listrik, sumber air minum, fasilitas BAB, dan jenis lantai terluas.

iklan

Dia menjelaskan, tujuan utama sensus penduduk tahun 2020 adalah mendapatkan data mengenai jumlah penduduk, penyebarannya, baik menurut provinsi, kabupaten, maupun desa.

“Nantinya kita ada penduduk de jure menurut KTP dan penduduk menurut de facto, karena masing-masing diperlukan. Kemudian, akan ada keterangan individu, seperti pendidikan. Kalau dulu di KTP masih S1, sekarang mungkin sudah S2 sehingga perlu diupdate,” jelas Puru Bebe.

“Juga pekerjaan, apakah masih sesuai dengan KTP. Selain itu, ada beberapa tambahan keterangan yang terkait dengan perumahan. Bagaimana luas lantainya, bagaimana sumber air minumnya, berapa listrik yang digunakan, dan sebagainya”.

Ia menambahkan, akan ada tujuh variabel tambahan selain yang ada di Dukcapil. Data inilah yang nanti akan digunakan untuk meningkatkan kualitas data kependudukan di Indonesia.

“Itu tahap pertama. Jadi, saya sangat berharap masyarakat betul-betul mau berpartisipasi lewat online,” ungkap Paolus

Bagaimana dengan daerah-daerah yang akses internetnya belum merata?

Puru Bebe menjelaskan, disadari bahwa di daerah-daerah tertentu sambungan internet masih bermasalah, seperti di Indonesia Timur.

Karena itu, bagi yang belum mengisi data secara online, petugas BPS akan mendatangi rumah tangga satu per satu pada bulan Juli.

“Kami akan mengadakan rapat koordinasi di dekat Kecamatan, kemudian kami akan meminta bantuan kepada seluruh kepala desa dan ketua RT untuk mendampingi petugas kami pada Juli 2020,” tegas Puru Bebe.

TERKINI
BACA JUGA