Menikmati Iga Bakar di Angkringan Lestari Maumere

Maumere, Ekorantt.com – Saya bertandang ke Angkringan Lestari di Jalan Kimang Buleng, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Maumere minggu lalu. Di sana, saya berjumpa dengan seorang sahabat. Namanya olivia. Sebelumnya, kami sudah sepakat untuk makan siang bersama-sama.

Untung saja Olivia datang lebih awal. Ia sudah menyediakan satu kursi kosong untuk saya. Kalau tidak, kami tidak bisa menikmati makan siang lebih cepat. Pasalnya, ruangan angkringan dan lesehan di bagian belakangan sudah penuh dengan pengunjung. Mereka datang dengan tujuan yang sama yakni makan siang.

Begitulah situasi makan siang di Angkringan lestari. Angkringan dengan bangunan berdinding bambu yang dilapisi cat berwarna coklat ini selalu ramai. Apalagi saat makan siang. Orang-orang kantor berbondong-bondong ke sana. Mereka datang berkelompok dan memadati kursi dan juga tempat lesehan.

Bagi yang terlambat datang, terpaksai harus mengantre. Ada pula yang hanya pergi memesan menu dan membawanya pulang ke rumah.

Olivia dan saya pun memesan menu makan. Dari dapur yang terletak di samping meja kami, Olivia bertanya; “Mau pesan apa? Ayam atau iga bakar?. Ia membuat pilihan kepada saya. “Saya ikut kau,” saya menimpalinya.

iklan

Siang itu, Olivia memesan iga bakar untuk kami berdua. Angkringan Lestari memang menawarkan varian menu. Salah satu menu andalannya ada iga bakar. Kami pun penasaran dengan sensasi makan daging iga bakar ini.

Beberapa saat kemudian, iga pesanan kami tersaji di atas meja. Aromanya kuat, aroma gurih daging dan bumbu berpadu. Perut sudah tak sabar untuk diisi.

“Selamat makan, ya”. Saya mengajak Olivia yang lagi asyik memencet layar handphonenya. Tanpa berlama-lama kami menyantap nasi dengan menu utama iga bakar, ditambah tempe, tahu dan beberapa pucuk kemangi.

Pembicaraan di sela-sela makan jarang terjadi. Mungkin karena kami fokus melahap enaknya iga bakar. Kami menuntaskan makan siang dengan es nutrisari rasa jeruk.

“Porsinya besar, iga bakarnya empuk, bumbunya meresap, nasinya super jumbo,” ujar Olivia setelah makan.

Setelah ngobrol untuk beberapa menit, kami bergegas pulang dan kembali bekerja.

Cerita Deny

Pemilik Angkringan Lestari, Deny  Aris punya cerita tersendiri dengan usaha angkringannya ini. Deny merantau ke Maumere pada tahun 2013 dan bekerja di salah satu perusahaan. Ia punya pengalaman unik yakni sulitnya mencari tempat makan khas Jawa di Maumere.

“Kalau warung bakso sudah cukup banyak, tapi warung yang menjual menu nasi dengan cita rasa khas Jawa masih sangat sulit. Satu-satunya warung yang menjadi tempat andalan saya untuk makan adalah tempat yang sekarang saya sewa sekarang,” tutur Deny.

Saat itu pemilik warung berniat untuk menutup warung. Mendengar itu, Deny berpikir untuk memakai tempat tersebut. Ia berencana untuk buka usaha warung makan. Tak lama, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Deny memboyong istri dan keempat anaknya, tinggal dan membuka usaha angkringan di Maumere pada tahun 2015.

Pertama kali beroperasi, Angkringan Lestari hanya menjual makanan rumahan yang menunya berubah-ubah setiap hari. Baru dua tahun terakhir Angkringan Lestari hadir dengan menu nasi goreng, nasi ikan bakar, ayam bakar, ayam geprek, ayam kremes, iga bakar dan banyak lagi.

Adapula menu kwetiau goreng dan chicken katsu yang disediakan namun masih asing untuk lidah orang Maumere.

Angkringan Lestari, kata Deny, mengusung tema sederhana dan kasual. Artinya pengunjung diajak untuk menikmati suasana makan yang santai. Area dapur tepat di samping meja-meja makan. Tak heran asap tipis dengan aroma khas daging panggang sungguh menggiurkan.

Di Angkringan Lestari, pengunjung bisa memilih duduk di bangku atau lesehan di bagian belakang angkringan. Tempat makannya higienis. Karyawan akan segera memberseskan piring piring kotor dengan cepat dan rapih.

Soal menu, menurut Deny, yang paling banyak diburu adalah menu serba ayam dan iga bakar. Menu iga bakar terbilang sulit ditemui di rumah makan rumah makan di Maumere.

Dalam menjaga konsistensi rasa, Deny mempekerjakan chef profesional yang ia datangkan langsung dari Bandung dan dibantu oleh enam karyawan lainnya.

Harga menu makanan di Angkringan Lestari bervariatif, sesuai dengan isi dompet pengunjung. Harganya berkisar dari Rp15.000 hingga Rp30.000.  

Buka mulai pukul 07.00 pagi hingga malam hari, Angkringan Lestari tak pernah sepi. Menurut Deny, setiap orang yang pertama kali ke warungnya, pasti akan datang lagi. Bahkan, pengunjung lain datang karena rekomendasi. “Banyak mereka yang datang ke sini karena tau dan diajak teman, dan keluarga,” kata pria asli Bandung ini.

“Kita utamakan rasa,” tutup Deny singkat.

TERKINI
BACA JUGA