Erupsi Sebabkan Munculnya Kawah Baru di Puncak Ile Lewotolok

Lewoleba, Ekorantt.com – Pasca erupsi Gunung Ile Lewotolok,  29 November 2020 lalu, kawah baru terbentuk dengan ukuran 200 meter utara-selatan dan 150 meter utara-timur.

Hal ini disampaikan Kepala Tim Tanggap Darurat Gunung Api Ile Lewotolok, Ugan Boyson Saing, yang juga penyelidik Bumi Madya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi kepada media di Lewoleba, Senin ( 7/12/ 2020).

Ia menyebutkan bahwa kawah baru itu menjadi pusat keluarnya material erupsi. Melalui kawah baru, seluruh material gunung api entah itu gas ataupun abu vulkanik dapat keluar lancar dan terbuka.

“Tidak ada sumbatan lagi. Dan memang sejauh ini terpantau oleh kita, tidak terlihat akumulasi energi di Gunung Ile lewotolok karena sudah terbuka. Dan erupsi-erupsi yang terjadi cukup banyak, cukup tinggi dari segi kuantitasnya tetapi lebih rendah dari pada 29 November 2020 yang lalu,” paparnya.

Boyson menjelaskan adanya potensi belerang keluar dari kawah baru itu.

iklan

“Kawah ini bisa menjadi keluarnya belerang-belerang. Sebelumnya dalam bentuk gas dulu, baru di permukaan dia menyublim dari gas menjadi padat yang kemudian kita kenal menjadi belerang,” jelasnya.

Pada Minggu, 6 Desember 2020,  Exen Kokomaking, Warga Desa Lamaau, Kecamatan Ile Ape Timur menemukan puluhan bangkai ikan mati dan sudah membusuk di pesisir pantai. Dugaan sementara ikan-ikan tersebut mati akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok.

Tentang kejadian tersebut, Boyson mengatakan, hujan yang terjadi belakangan ini menyebabkan adanya aliran lahar dingin atau lahar hujan. Air hujan kompak dengan material hasil letusan di daerah lereng gunung Ile Lewotolok. Materialnya  bisa berupa abu, batu, dan kerikil.

“Lalu kalau hujan turun di Gunung Ile Lewotolok dan nanti air hujan bercampur dengan material -material hasil letusan itu, maka terbentuklah lahar dan akan mengalir sampai ke laut. Aliran lahar itu akan bercampur dengan material-material vulkanik yang mana unsur-unsur kimia yang ada dapat berdampak pada ikan-ikan di laut. Tapi sejauh ini kami belum dapat informasi tentang ikan-ikan yang mati,” bebernya.

Boyson bilang status Gunung Ile Lewotolok masih tetap level siaga level III dan aktivitas masyarakat tetap berada di luar radius 4 kilometer.

“Saat ini masih terjadi erupsi yang bisa terdengar suara gemuruh dan itu merupakan hal biasa. Sehingga, kepada masyarakat diharapkan tak perlu panik ketika mendengar suara gemuruh yang berasal dari erupsi di kawah gunung,” ujarnya.

Senada , menukil data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, sebagaimana yang dilaporkan Sigit Rian Alfian, teramati 8 kali letusan dengan tinggi 200-500 meter dan warna asap kelabu. Masyarakat dimbau agar tidak beraktivitas pada radius 4 kilometer.

Yurgo Purab

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA