Terpapar Virus ASF, 624 Ekor Babi di Kabupaten Sikka Mati Selama Januari 2021

Maumere Ekorantt.com – Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mencatat, sepanjang Januari 2021, total babi di Kabupaten Sikka yang mati karena terpapar African Swine Fever (ASF) sebanyak 624 ekor. Jumlahnya bisa lebih banyak ke depan. Demikian data yang diperoleh Ekora NTT dari Kepala Seksi Kelembagaan, Veteriner, Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, drh. M.A. Yersi Dua Bura pada Senin (01/2/2021).

Berdasarkan rekapan data oleh petugas lapangan Puskeswan selama bulan Januari 2021, kata Yersi, terdapat 624 ekor babi warga yang mati akibat ASF dengan rincian; Alok Timur 7 ekor, Alok 22 ekor, Alok Barat 48 ekor, Nita 54 ekor, Koting 68 ekor, Nelle 99 ekor, Kangae 21 ekor, Kewapante 2 ekor, Hewokloang 4 ekor, Talibura 103 ekor, Waiblama 3 ekor, Doreng 83 ekor, Magepanda 11 ekor, Lela 54 ekor dan Mego 28 ekor.

“Data ini yang terlapor dan dikunjungi petugas. Data di lapangan pasti lebih banyak. Banyak peternak tidak melapor kepada petugas ketika babinya mati. Ini data yang terekam petugas kami,” ujar Yersi.

Yersi menjelaskan, saat ini ada langkah-langkah yang telah dilakukan untuk meminimalisir kematian babi milik warga. Diantaranya, setiap laporan atau kasus di setiap titik petugas  biasanya turun langsung untuk melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi. Ada juga disinfeksi kandang babi yang tertular.

Langkah selanjutnya, jelas Yersi, injeksi vitamin diberikan kepada babi yang sehat dan pemberian suplemen dan pengawasan pasar ternak. Pihaknya juga menyalurkan Surat Edaran Bupati Sikka perihal Pengendalian ASF dan didistribusikan ke semua desa di wilayah kabupaten Sikka.

iklan

Atong Gomez salah satu peternak babi asal Talibura  mengungkapkan sebagian babinya juga mati akibat ASF. Ia mengatakan masih lemahnya pengawasan instansi terkait untuk melakukan operasi pasar di mana masih lolosnya penjual babi dari luar yang membawa masuk babi ke wilayah Sikka khususnya di pasar.

“Kami yang menggantungkan hidup dari ternak babi harus gigit jari karena virus ASF. Ini pukulan berat bagi kehidupan ekonomi kami semua yang ikut beternak babi pak,” ujar Atong.

Atong pun menganjurkan agar pemerintah desa di wilayah Kabupaten Sikka mendata kerugian peternak di masing-masing desanya dan selama satu atau dua bulan ke depan bisa diberi bantuan sembako atau BLT.

Sementara Thadeus Pega, peternak asal Waidoko mengibaratkan virus ASF sama dengan virus Corona. Walaupun peternak babi sudah mengikuti cara pengendalian dari petugas kesehatan hewan masih juga babi terserang ASF.

“Walaupun kondisi babi saya masih aman tapi tidak menutup kemungkinan tertular virus. Namanya virus, ke depan saya belum menjamin tidak tertular,” kata Thadeus.

Ia juga mengharapkan warga masyarakat Sikka untuk melindungi semua peternak babi dengan tidak memasukkan babi dari luar wilayah Sikka.

“Kalau memasukkan babi dari luar wilayah Sikka lama-lama populasi babi di Sikka akan habis semuanya. Karena awal penyebaran virus ASF dari babi yang dibawa dari luar Kabupaten Sikka dan dibawa masuk ke Sikka,” pungkas Thadeus.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA