Atasi Kelangkaan Telur, Pensiunan ASN Ini Usaha Ayam Petelur di Kuwus, Mabar

Labuanbajo, Ekorantt.com – Kelangkaan telur terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Manggarai Barat, mengkibatkan tingginya impor dari luar daerah. Hal ini yang mendorong, Anglus Angkat, pensiunan ASN, membuka usaha ayam petelur di Dahang, Desa Pangga, Kecamatan Kuwus.

Anglus Angkat, kepada Ekora NTT, Sabtu (1/5/2021) mengatakan, produksi ayam petelur dimulai sejak 26 Desember 2020 lalu. Menurutnya, kebutuhan telur di beberapa kecamatan, yakni Kuwus, Ndoso, Macang Pacar cukup tinggi.

“Saya justru melihat peluang itu. Karena selain mendapat profit, usaha ini juga dalam upaya peningkatan gizi bagi masyarakat,” ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata, Kabupaten Manggarai itu, menerangkan, ayam petelur miliknya berjumlah 600 ekor, yang didatangkan dari Jawa. Ayam itu dibeli, Rp.70.000 per ekor.

Sehari menghasilkan 16-18 papan telur. Satu papan telur dibanderol harga, Rp.55.000. “Kalau satu ikat harganya Rp.300.000. Ini lebih murah dengan harga yang ada saat ini,” ujarnya.

iklan

Anglus mengaku, ia bukan seorang sarjana peternakan. Namun, memiliki semangat dan inovasi untuk membangun usaha itu. Kata dia, orang suskes tidak selamanya berkerja atau pun membuka usaha sesuai disipilin ilmu.

“Dari segi pendidikan saya bukan sarjana peternakan. Maka untuk mengetahui teknis dalam beternak ayam, saya tidak berhenti bertanya kepada oraang – orang yang berpengalaman di bidang itu,” katanya.

Meski tidak dibarengi permodalan yang cukup, namun ia optimis, ke depan produktifitas ayam petelur meningkat. “Memang ada kendala lain misalnya listrik dan air. Saya tarik listrik menempuh jarak 1 kilometer. Tetapi saya coba perlahan benahi,” ujarnya.

Saat ini beber Anglus, permintaan masyarakat cukup tinggi, namun stok kurang. Sebab, pasarannya bukan hanya di Kecamatan Ndoso, Kuwus, dan Pacar, tetapi wilayah Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Anglus juga mengaku bangga dengan gerak cepat Dinas Peternakan Mabar yang telah mengunjungi tempat usahanya itu. “Kalau semua seperti ini saya rasa kami akan lebih semangat. Saya harap tetap bermitra ke depan, khususnya pengetahuan teknis,” ujarnya.

Ia berharap Pemda Mabar mengindentifikasi lokasi kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini dalam upaya merumuskan kebijakan tepat.

“Kalau pemda sudah punya data maka dibuat kebijakan. Karena kebijakan tanpa data kurang bagus. Bukan hanya usaha ayam petelur, tetapi juga pihak lain dengan varian usaha yang berbeda,” katanya.

Kepala Seksi, Ijin Usaha Peterkan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mabar, Yosep Soni Warung, mengaku telah melakukan kunjungan ke lokasi usaha ayam petelur tersebut.

“Atas perintah Ibu Kadis saya sudah melakukan kunjungan ke lokasi. Kita mengecek ijin usaha, jumlah ayam, produksi, pemasaran dan kendala. Hasil pantauan kami memang kendalaya itu air dan listrik,” beber Sony.

Sony menilai, usaha tersebut memiliki standar bio security yang ketat dan mempunyai prospek yang sangat bagus ke depan. Dinas peternakan dan kesehatan memberi apresiasi, mendukung, dan siap memberikan pendampingan teknis.

“Kami tentu siap membimbing, membantu, sesuai dengan tupoksi kami,” katanya.

Sandy Hayon

TERKINI
BACA JUGA