Maumere, Ekorantt.com – Maria Veni (41), warga Desa Watu Gong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, NTT menderita tumor ovarium. Kondisinya sangat memprihatinkan.
Ditemui di kediaman kerabatnya di Dusun Kloangkoja, Desa Watu Gong pada Selasa (10/8/2021), Veni tampak lesu dan pasrah mengharapkan bantuan. Ia didampingi suami dan keluarganya.
Santi, demikian nama sang kerabat, menuturkan bahwa untuk sementara Veni menetap di rumahnya.
“Mereka sementara ini tinggal dengan kami karena kalau tinggal di rumahnya kadang ia sendirian. Suaminya pergi kerja iris moke dan ternak kambing untuk biaya kebutuhan hidup keluarganya,” tutur Santi.
“Dan dua orang anaknya juga masih kecil sehingga kami keluarga minta untuk sementara ini tinggal dengan kami,” sambungnya.
Sementara suami Veni, Gervasius Oferi mengatakan, sang istri telah menderita tumor ovarium sejak bulan April yang lalu.
Ia dan keluarganya berniat membawa Veni berobat ke RSUD Prof. W. Z. Yohanes Kupang. Apa daya, keluarga tak punya biaya. Mereka terpaksa menerima kenyataan pahit ini.
Yang memprihatinkan, penyakit yang diderita Veni semakin bertambah parah. Hingga kini perut Veni bertambah besar.
“Kalau untuk operasi bisa karena ada kartu JKN-KIS. Tapi biaya untuk transportasi dan yang lainnya ini tidak ada. Saya dan keluarga masih berusaha untuk kumpul sedikit-sedikit,” ungkap Gervasius.
“Pekerjaan saya ini hanya tukang iris moke. Penghasilan dari iris moke sedikit. Hasil iris moke itu saya gunakan untuk biayai dua anak saya yang masih sekolah, satu di bangku SMP dan satu di bangku SD. Sedangkan sisa uang yang lain untuk biayai kebutuhan keluarga setiap hari,” tambahnya.
Keluarga pernah mengantar Veni untuk USG di Laboratorium Mahardika pada 16 Juni 2021. Dari hasil USG itu ada tumor ovarium. Dokter pun meminta Veni pergi ke RSUD T. C. Hillers Maumere untuk mengambil surat rujukan ke RSUD Prof W. Z Yohanes Kupang.
Sayangnya, Veni tak bisa dirujuk ke Kupang karena masalah biaya.
“Perutnya terus tambah besar, mau bawa istri saya ke Kupang tapi tidak ada biaya. Kami tidak punya biaya untuk transportasi dan yang lainnya selama menemani istri saya di Kupang,” tutur Gervasius.
Ia berharap bantuan pemerintah untuk meringankan beban keluarga.