Larantuka, Ekorantt.com –Senja meruncing di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi basah menyapu wajahku. Masih terdengar derap sepatu para pelari yang beradu dengan klakson motor yang berusaha menyalip di area pantai Meting Doeng.
Persis di bibir jalan sebelah kiri mematung indah Pura Agung Weri. Tampak di bahu jalan sebelah kanan, ada pasukan kuning sedang memungut sampah di sepanjang jalan. Mereka tidak peduli dengan tontonan warga. Mereka terus mencari sampah, memasukkannya ke dalam karung.
Sementara anak muda di bahu jalan itu, sedang masyuk nongkrong seolah tak peduli. Botol minuman dingin dan kulit biskuit dibiarkan saja tergeletak di tanah.
Pasukan kuning dengan slogan baju ‘I’m A Trash Hero’ tampak semangat. Saat disambangi oleh Ekora NTT, Minggu (5/09/2021), Fatima Ola, Koordinator Trash Hero Larantuka mengatakan bahwa Trash Hero Larantuka berdiri pada 19 Oktober 2019 lalu.
Dijelaskan Fatima, Trash Hero Larantuka merupakan bagian dari keluarga besar Trash Hero World dan Trash Hero Indonesia.
“Trash Hero merupakan organisasi nirlaba yang digerakkan oleh relawan yang bergerak di bidang edukasi pengurangan sampah plastik melalui aksi bersih dan sosialisasi pengurangan sampah plastik yang dimulai dari sumbernya,” jelas Fatima Ola.
Ia menyebut, Trash Hero Larantuka telah melakukan clean up sebanyak 46 kali. Relawan yang berpartisipasi hingga clean up ke-46 mencapai 600 orang, termasuk 64 orang anak-anak. Total sampah plastik yang terkumpul sebanyak 2.329 kilogram
Fatima Ola menuturkan bahwa motivasi utama dari komunitas Trash Hero adalah menciptakan bumi tanpa sampah plastik. Dan itu dimulai dari diri sendiri yakni dengan mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Motivasi untuk diri sendiri menjadi bermanfaat di masa muda, di masa sehat dan di waktu luang serta berkontribusi untuk kelestarian lingkungan dan bumi,” paparnya
Saat ini, kata Fatima, mereka sudah bergerak ke berbagai daerah untuk memungut sampah. Tidak hanya di sekitar wilayah Larantuka, tetapi juga di luar wilayah Larantuka.
Aksi anak-anak muda ini patut diacungi jempol. Sebab, dari berbagai profesi mereka rela terjun beberapa jam untuk memungut sampah. Ada yang bekerja di Dinas Perumahan, ada juga di Dinas Lingkungan Hidup, ada juga yang berprofesi sebagai perawat.
“Awalnya kami tidak saling kenal tapi kami dipersatukan karena satu niat yang sama,” ujarnya.
Fatima berharap, semakin banyak orang tergerak untuk mulai menyadari bahwa masalah sampah saat ini sudah menjadi masalah yang serius. Sehingga perlu perubahan yang dimulai dari diri sendiri.
Untuk diketahui, Baju Trash Hero didesain khusus dengan 100 persen bahan dari kapas, tanpa poliester yang mengandung plastik sehingga ketika dicuci tidak merusak air tanah.
“Kenapa didesain warna kuning? Karena kuning melambangkan semangat, keceriaan dan harapan baru. Ibarat sinar mentari pagi, warna kuning memberi harapan dan semangat untuk memulai hal positif yang baru,” pungkasnya.
Yurgo Purab