Untuk Tampil Cantik dan Percaya Diri, Mampirlah ke Ina Du’A Aksesori Nitapleat!

Maumere, Ekorantt.com – Pengelola Ina Du’A Aksesori Nitapleat, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Martha Koting (61) asyik membuat hiasan dari kain tenun pilihan asli Kabupaten Sikka.

Martha terlihat asyik mengelola usaha rumahan yang perlahan sudah kembali menarik minat para pembelinya.

Ketika ditemui Ekora NTT, Martha mengatakan, motif dan corak tenun ikat Sikka sangat indah dan bisa dimodifikasi menjadi aksesori cantik sebagai pelengkap busana yang dikenakan dalam berbagai acara.

Seorang anak kecil mengenakan aksesori yang dihasilkan oleh Ina Du’A/Ekora NTT

“Untuk tampil cantik dan percaya diri, Ina Du’A Aksesoris adalah jawabannya,” kata Martha kepada Ekora NTT, Jumat (10/6/2022).

Menurut Martha, berbagai produk yang dihasilkan dari bahan dasar tenun ikat Sikka dimodifikasi dan bahan tambahan untuk mempercantik aksesorinya berupa kalung berbagai model, anting, gelang, bross, gantungan kunci, Bandan, Soking, hiasan mobil dan berbagai model souvernir buat pernikahan.

iklan

Martha juga membeberkan latar belakang hadirnya Ina Du’A Aksesori sejak tahun 2017.

Dikatakannya, hasil tenun ikat yang sangat bagus dengan berbagai motif yang menarik sangat diminati oleh masyarakat lokal, wisatawan domestik, dan mancanegara.

“Selain menjadi pakaian adat yang sangat bernilai dan menjadi kebanggaan masyarakat Sikka; juga menjadikan usaha ekonomi yang baik untuk masyarakat,” katanya.

Seorang wanita Sikka saat mengenakan aksesori yang diproduksi oleh Ina Du’A/Ekora NTT

Di samping itu, lanjut Martha, ia merasa bahwa ini adalah salah satu peluang usaha rumahan yang menghasilkan uang sehingga dirinya mencoba membuat aksesori dalam berbagai model.

Lebih jauh, ternyata produk rumahan ini diterima konsumen di pasaran baik dalam wilayah NTT maupun di luar NTT.

Menyinggung filosofi nama, Martha menjelaskan nama “Ina Du’A” sebenarnya mau memperkenalkan bahwa tenun ikat ini adalah warisan budaya Nenek Moyang yang patut dihargai, dilestarikan dan perlu dilanjutkan oleh generasi penerus Nian Tana Sikka.

“Sekaligus dengan menyebut nama “Ina Du’A” masyarakat lokal akan tetap mengenang Nenek Moyang berjiwa seni yang telah menciptakan beragam corak atau motif dan betapa tangan terampil mereka sungguh merupakan karya seni yang mengagumkan,” ujarnya bangga.

Tamparan Pandemi Covid-19

Martha mengakui, pada awal berdiri usahanya itu, ia mulai dengan modal minim, namun hal baiknya adalah pasaran yang sudah menjangkau ke luar NTT ditambah pesanan juga mengalir dari mana-mana.

“Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat usaha rumahan ini juga terdampak sehingga saat ini tertatih-tatih karena kurangnya modal dan pemasaran,” ungkapnya lirih.

Ia juga mengharapkan bantuan dari berbagai pihak dalam hal modal dan juga bantuan untuk promosi ke pasaran agar usaha rumahan ini kembali menggeliat.

TERKINI
BACA JUGA