Firmus Mega, Difabel Pekerja Keras Asal Nagekeo Tutup Usia

Mbay, Ekorantt.com – Firmus Matheus Mega, penyandang disabilitas asal Desa Raja Timur, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT tutup usia pada Senin (29/8/2022) sekitar pukul 12.00 WITa.

Firmus meninggal dunia karena mengidap penyakit tumor pada hidung bagian dalam. Oleh keluarga, Firmus mulai menderita sejak Desember 2021.

“Ia, dia (Firmus) sudah lama sakit sejak akhir tahun lalu,” ujar Viktorianus Lado Wea di Raja.

Jenazah almarhum dikebumikan di kediaman orangtuanya di RT 011, Desa Raja, Selasa sore.

Firmus dikenal dengan sosok pekerja keras meskipun memiliki keterbatasan. Sejak kecil ia berjalan merangkak akibat kelainan genetik pada kedua kaki.

iklan

Meski keterbatasan fisik, pria berusia 45 tahun itu tetap berjuang mencari nafkah demi keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan dua anak. Satu diantaranya telah meninggal dunia.

Sebelumnya, Marselina Wonga (istri Firmus) dan Maria Theresi Dhema (ibunya) terus meneteskan air mata melihat kondisi Firmus.

Firmus hanya terbaring di tempat tidur selama kurang lebih enam bulan. Tubuhnya yang dulu kekar dan kuat, nampak kurus hingga akhirnya meninggal dunia.

Marselina hanya berpasrah dengan keadaan suaminya selama mengidap penyakit.

Ia bercerita, sejak awal Firmus jatuh sakit, ia dan keluarga membawa suaminya ke RS Aeramo di Mbay. Dari sana, Firmus dirujuk ke RSUD Bajawa kemudian ke Maumere.

“Dokter bilang sakit tumor bagian hidung. Lalu benjolan semacam ada cairan di bagian telinga bawah dan leher,” kata Marselina, Selasa pekan lalu.

Oleh dokter, ia melanjutkan, Firmus harus dirujuk ke Makassar atau Bali untuk mendapatkan tindakan medis. Namun, karena ketiadaan biaya, keluarganya hanya berpasrah.

“Kami sudah tidak punya uang lagi. Semua usaha kami bangkrut,” kata Marselina.

Nama Firmus atau biasa disapa Mus tidak asing buat para pengusaha di wilayah Nagekeo, Ngada maupun Ende.

Meski keterbatasan fisik dan harus berjalan merangkak, naluri Mus untuk berbisnis melebihi manusia normal.

Ia pernah berusaha ternak babi dan berkembang lebih dari 100 ekor. Namun usaha itu gulung tikar diserang virus ASF.

Pria kelahiran 1977 itu tidak putus asa. Ia kembali bangkit berusaha tanaman cabai di wilayah Funga melalui dana pinjaman KUR.

Usaha cabai baru berjalan satu musim, Mus akhirnya jatuh sakit sejak Desember 2021 hingga meninggal dunia.

TERKINI
BACA JUGA