Seni Menjadi Guru

Oleh: Adrianus Saswo, S.Pd.

Tanggung jawab menjadi guru merupakan tugas mulia. Dikatakan mulia karena guru memiliki peran penting terhadap lahirnya manusia unggul pada bidangnya masing-masing.

Dalam tanggung jawabnya di kelas, guru membagikan ilmu kepada peserta didik. Selain itu, guru harus mampu memberikan teladan. Dengan demikian tanggung jawab guru mencakup keseluruhan hidupnya baik di dalam maupun di luar kelas.

Ki Hajar Dewantara dengan semboyannya yang terkenal yakni Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjelaskan pentingnya peranan pendidik, termasuk guru untuk keberhasilan peserta didik.

Semboyan Ki Hajar Dewantara dengan jelas menunjukkan peranan pendidik terhadap keberhasilan peserta didik dalam hal menjadi teladan, memberikan ide atau gagasan serta memberikan arahan.

iklan

Di balik peranan yang begitu penting, Apakah “Guru” hanya seputar mengajar dan menghasilkan peserta didik yang unggul

Ataukah ada hal lain di luar mengajar yang juga menjadi tanggung jawab dan titik perhatian guru?

Ketika Asumsi Berbeda dengan Fakta

Di dalam masyarakat sering kali kita dengar bahwa enaknya menjadi guru dengan modal mengajar bisa mendapatkan gaji yang besar. Namun sesungguhnya, menjadi guru tidak semudah itu.

Ada banyak tanggung jawab yang harus diperhatikan seorang guru dalam menjaga kualitas, mengembangkan diri dan memenuhi tuntutan pemerintah dalam bidang pendidikan di Indonesia.

Hal yang sama juga ketika saya belum menjadi guru. Sebagai contoh, semula saya berpikir menjadi guru hanya mengajar, membuat Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar.Namun, dari kenyataannya jauh dari asumsi awal saya.

Pertama, mengajar tidak semudah yang saya pikirkan yakni sekedar menyampaikan materi dan siswa mengerti materi yang disampaikan.

Terlepas dari semua itu, seorang guru perlu memikirkan metode mengajar yang kreatif dan dapat menumbuhkan antusias peserta didik di kelas.

Kedua, Guru harus memahami latar belakang siswa. Hal ini penting karena guru harus memikirkan strategi agar materi dapat terserap oleh semua siswa.

Asumsi awal yang saya miliki di mana guru hanya menyampaikan materi di kelas dan besar tidaknya penyerapan materi di kelas kepada siswa.

Ketiga, guru harus memperhatikan unsur lain dalam lembaga pendidikan di mana ia mengajar.

Berbagai poin di atas menunjukkan bahwa kehidupan menjadi guru bukanlah kehidupan yang seperti ada dalam gambaran umum masyarakat.

Ada berbagai tantangan dan ketentuan yang harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan karier dan juga untuk mengembangkan diri. Meski demikian, semua hal di atas tetap menunjukkan seninya menjadi guru.

Contoh lainnya. Pada tahun 2016 saya mulai mengajar di SMA Negeri 7 Borong. Di waktu awal beban tugas belum terlalu terasa karena lebih banyak fokus mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Akhirnya beban tugas baru terasa ketika ada tugas lain yaitu berkaitan dengan tugas administrasi guru yang harus dikerjakan.

Bagi Anda yang sudah menjadi guru pasti tidak asing lagi dengan tugas administrasi yang biasa dikerjakan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran.

Tugas administrasi yang harus dikerjakan oleh guru adalah sebagai berikut. Satu, menyusun program pembelajaran; dua, melaksanakan program pembelajaran; tiga, melaksanakan evaluasi pembelajaran; empat, menyusun serta melaksanakan program perbaikan/pengayaan.

Setelah menyimak kembali tugas-tugas administrasi yang harus dikerjakan oleh guru, kita jadi tahu betapa tidak mudah menjadi guru.

Maka dari itu, tak heran jika guru merupakan profesi yang sangat mulia, patut dihargai.

Bangga Menjadi Guru

Di balik rumitnya tugas guru yang ada, masih banyak hal-hal yang belum tertulis secara rinci. Namun, tidak sedikit membuat semua guru di Indonesia patut berbangga.

Saya juga bangga menjadi guru. Dan rasa bangga itu muncul ketika melihat siswa yang pernah diajar menjadi orang berhasil.

Tidak hanya itu, mereka menerapkan nilai-nilai yang ditanamkan waktu masih di sekolah dan mengaplikasikan di dalam hidup mereka setiap hari.

TERKINI
BACA JUGA