Jadi Guru Penggerak di SMP Seminari Sta Maria BSB, Carmen Pau Hidupi Refleksi

Maumere, Ekorantt.com – Guru Penggerak SMP Seminari Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Carmen Pau (35) mengatakan bahwa jadi guru penggerak harus lebih banyak menghidupi sikap reflektif.

“Sebagaimana kata-kata sakti pada saat Lokakarya 5 yaitu belajar tanpa reflektif adalah sia-sia dan reflektif tanpa belajar itu berbahaya. Hal ini menuntut untuk terbuka,” ujar Carmen kepada Ekora NTT pada Selasa (29/11/2022).

Guru Penggerak Angkatan 4 Nasional dan Angkatan 2 Kabupaten Sikka ini menguraikan, terbuka berarti menerima saran dan kritik baik dari pengawas, kepala sekolah, rekan guru bahkan peserta didik walau usianya terbilang jauh.

“Justru peserta didik benar-benar memperhatikan tingkah-laku guru ketika berdiri di depan kelas sebagai pendidik. Dengan sikap reflektif mau membuka diri dan menjadikan semua saran dan kritikan tersebut sebagai introspeksi dan sarana memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas kinerja secara profesional,” jelas Wakasek Urusan Kesiswaan ini.

Sedangkan perubahan yang terjadi pada peserta didik, tambah jebolan Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Flores Ende, mampu melahirkan 3 M yaitu Menarik, Menyenangkan dan Membahagiakan.

iklan
Tampak para seminaris yang aktif ketika Carmen Pau menerapkan pembelajaran diferensiasi/Ekora NTT

“Peserta didik lebih dihargai dan diberi kepercayaan diri sepenuhnya. Mereka senang karena pembelajaran bukan hanya di dalam kelas saja tetapi di mana saja bisa belajar,” ujar lajang asal Mauloo, Kecamatan Paga ini.

Ia menambahkan, ketika membawa peserta didik belajar di taman dan tempat terbuka sesuai materi yang diajar, mereka tampak antusias dan aktif.

“Peserta didik sangat antusias dan aktif dalam pembelajaran apalagi pembelajaran yang berdiferensiasi yang lebih berpihak pada peserta didik sesuai bakat dan minat belajar mereka,” tandasnya.

Ketika ditanya perasaannya setelah menjadi guru penggerak, Carmen mengatakan ia tersentuh dan tersadarkan apalagi setelah melakukan aksi nyata.

Peserta didik, demikian Carmen, merasa dihargai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi dan merasa tersentuh dengan integrasi sosial emosional dalam pembelajaran.

“Keberadaan dan peran mereka merasa dihargai dengan konsep penanaman budaya positif kesepakatan kelas,” terangnya.

Yohan Rodriquez peserta didik Kelas 9 A ketika dimintai tanggapannya mengatakan, metode mengajar yang diterapkan ibu Carmen baik di dalam kelas maupun luar kelas sama-sama menyenangkan.

Guru Penggerak SMP Seminari Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Carmen Pau/Ekora NTT

“Pembelajaran di dalam kelas diisi dengan berdiskusi, questioner dan lain-lain dan mengajarkan bagaimana bersosialisasi antar teman. Sedangkan di luar kelas memanfaatkan alam sekitar untuk belajar,” kata Yohan.

Yohan bilang, Ibu Carmen mampu memberikan solusi bagi peserta didik yang tidak fokus saat belajar di kelas agar lebih konsentrasi karena ada kelas interaktif.

Sementara Dimas Redemtoris, peserta didik Kelas 8 C mengatakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Carmen sangat kreatif.

“Ibu Carmen itu punya kreativitas tinggi menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Bisa menggunakan teknologi HP. Banyak permainan yang diciptakan seperti teka-teki, permainan kata. Semua ini membuat kami tidak jenuh dan tetap bersemangat untuk belajar,” kata Dimas.

“Saat belajar dengan Ibu Carmen kami tidak pernah jenuh karena Ibu punya banyak cara untuk menghibur kami,” tutupnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA