Rabu, 4 Oktober 2023
Ekorantt.com
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi
No Result
View All Result
Ekorantt.com
No Result
View All Result
22 Juni 2023

Provinsi NTT Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi Hijau

Hanya saja Provinsi NTT memang belum menyusun masterplan pertumbuhan ekonomi hijau

Patrick PadengbyPatrick Padeng
in Lintas
0
Provinsi NTT Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi Hijau

Bappelitbangda NTT menngadakan Kick-off Perencanaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang Berketahanan Iklim, Pangan dan Responsif Gender di Hotel Harper Kupang, Rabu, 22 Juni 2023

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Nusa Tenggara Timur memprioritaskan pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau.

Dalam upaya mendukung inisiatif ini, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Nusa Tenggara Timur didukung oleh ICRAF melalui kegiatan Sustainable Landscapes for Climate Resilient Livelihoods in Indonesia (Land4Lives) yang didanai oleh Global Affair Canada menyelenggarakan Kick–off Perencanaan Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang Berketahanan Iklim, Pangan dan Responsif Gender, pada Rabu, 22 Juni 2023, di Hotel Harper Kupang.

Tujuannya, untuk memberikan pemahaman bersama terhadap pentingnya penyusunan perencanaan pertumbuhan ekonomi hijau (Green Growth Plan/GGP) Provinsi Nusa Tenggara Timur bagi pembangunan daerah. Dengan begitu, terhimpun masukan, saran, dan informasi dari para pemangku kepentingan di NTT.

Diharapkan juga terbangun komitmen bersama untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyusunan GGP Nusa Tenggara Timur melalui proses pengumpulan data, interviu, FGD untuk membangun skenario berdasarkan aspirasi para pihak, serta konsultasi publik terhadap strategi GGP yang akan dihasilkan.

Kegiatan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di NTT, dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan pemerintah kota/kabupaten, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan pihak swasta.

BacaJuga

Pesan Ayodhia Bakar Semangat Tim Sepak Bola Pra-PON NTT 2023

Gunung Inelika di Ngada Naik Status ke Level Waspada

Tim SAR Gabungan Masih Cari Wisatawan Asal China

Oknum Polisi di Manggarai Diduga Tipu Petani

Sekretaris Daerah Provinsi NTT dalam sambutan yang disampaikan oleh Plt. Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonsus Theodorus mengatakan, pertumbuhan ekonomi hijau bukan hal baru.

Secara nasional, hal ini sudah diperkenalkan oleh Bappenas sejak tahun 2015. Hanya saja Provinsi NTT memang belum menyusun masterplan pertumbuhan ekonomi hijau.

Secara sederhana, pengertian ekonomi hijau dirumuskan sebagai kegiatan perekonomian yang tidak merugikan atau merusak lingkungan.

“Integrasi antara pembangunan ekonomi dan pembangunan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk segera dilaksanakan,” kata Alfonsus.

Oleh karena itu, lanjut Alfonsus, paradigma ekonomi hijau perlu dikedepankan pemerintah dalam melakukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, untuk mencegah kerusakan lingkungan serta mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.

Pembangunan ekonomi hijau di NTT mencakup upaya untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan kehutanan dengan tetap melindungi dan memulihkan hutan melalui penguatan kemitraan antara sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerhati konservasi dan masyarakat sipil.

NTT telah menghadapi momentum yang tepat untuk memulai transformasi menuju pertumbuhan ekonomi hijau melalui dukungan politis, jaringan kerja, dan sumber daya alam yang melimpah.

Penyusunan masterplan GGP NTT yang menjadi output ke depan, perlu mempersiapkan beberapa hal yakni aspek hukum, Integrasi dalam dokumen perencanaan, dan mempersiapkan aspek kelembagaan.

Pendekatan aspek hukum akan menjadi payung hukum dari implementasi ekonomi hijau, integrasi dengan dokumen perencanaan akan menjadi perekat sekaligus benang merah arah pembangunan lingkungan di Provinsi NTT. Pendekatan kelembagaan dimana saat ini dipersiapkan tim pertumbuhan ekonomi Hijau, akan memastikan sinkronisasi kebijakan antar lembaga di Provinsi NTT.

Melalui perencanaan yang baik, NTT bukan hanya akan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi hijau namun juga bisa menjadi teladan serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s) bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Direktur of Asia ICRAF, Dr. Sonya Dewi menjelaskan ICRAF dan Land4Lives siap untuk bekerja sama dan mendukung proses pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya untuk proses RPJPD-RPJMD, KLHS RPJPD-RPJMD dan RPDAST [L1] .

Dalam rangkaian proses ini, kata Sonya, strategi pembangunan ekonomi hijau diperlukan dalam perencanaan pembangunan daerah yang berbasis implementasi satu data Indonesia tingkat Provinsi NTT.

Sonya mengatakan bahwa Satu Data merupakan bagian penting dari proses data dan informasi pengelolaan pembangunan di Provinsi NTT yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sehingga untuk mengaktifkan program satu data merupakan  bagian penting dari proses pembangunan.

“Akan sejalan dengan kegiatan yang sedang berproses, dan akan bermuara pada pengarusutamaan GGP ke dalam proses KLHS RTRW, KLHS RPJPD/RPJMD, Proses RPJP/RPJMD Provinsi NTT, dan RPDAS,” kata Sonya.

Selain itu, ke depan ICRAF Indonesia masih berkomitmen melanjutkan dukungan dalam mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi hijau dan perubahan iklim dalam pembangunan daerah yang dilaksanakan di tingkat kabupaten, landscape, dan desa terpilih.

ICRAF Indonesia terlibat dalam proses penyusunan GGP Provinsi NTT melalui proyek Land4Lives yang didukung oleh Global Affair Canada (GAC), yang selama satu setengah tahun ini telah bermitra dengan Pemprov.

Land4Lives bertujuan untuk mendorong perbaikan tata kelola bentang lahan, peningkatan penghidupan tahan iklim, penguatan ketahanan pangan, dan memperkuat mitigasi atau adaptasi perubahan iklim.

Tags: Bappelitbangda NTTEkonomi hijauProvinsi NTTProvinsi NTT Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Previous Post

Pemkab Ngada Akan Kembali Gelar Festival Wolobobo

Next Post

Kegelisahan Warga Poco Leok dengan Kehadiran Geotermal

Baca Juga Artikel Lainnya

Pesan Ayodhia Bakar Semangat Tim Sepak Bola Pra-PON NTT 2023

Pesan Ayodhia Bakar Semangat Tim Sepak Bola Pra-PON NTT 2023

4 Oktober 2023
Gunung Inelika di Ngada Naik Status ke Level Waspada

Gunung Inelika di Ngada Naik Status ke Level Waspada

4 Oktober 2023
Tim SAR Gabungan Masih Cari Wisatawan Asal China

Tim SAR Gabungan Masih Cari Wisatawan Asal China

4 Oktober 2023
Jejak Karier Anggota Pintu Air, dari Pedagang Kaki Lima Kini Sukses Jadi Kontraktor

Jejak Karier Anggota Pintu Air, dari Pedagang Kaki Lima Kini Sukses Jadi Kontraktor

4 Oktober 2023
Oknum Polisi di Manggarai Diduga Tipu Petani

Oknum Polisi di Manggarai Diduga Tipu Petani

4 Oktober 2023
Digna Jatiningsih dari PT Petrokimia Gresik Dukung Gerakan Literasi SMAK Syuradikara

Digna Jatiningsih dari PT Petrokimia Gresik Dukung Gerakan Literasi SMAK Syuradikara

4 Oktober 2023

Banyak Dibaca

Askab PSSI Ende Akan Gelar Turnamen Bupati Cup 2023

Digna Jatiningsih dari PT Petrokimia Gresik Dukung Gerakan Literasi SMAK Syuradikara

IAS Nusantara Beri Hadiah Adikara Tangguh dan Dorong Empat Program Kerja untuk Syuradikara

Tambah Dua Tersangka Baru dalam Pembunuhan Roy Herman Bole, Diduga sebagai Aktor Intelektual

Ibu Anas Dorong Anak Didik Hasilkan Produk Fisika di SMAK Syuradikara

Askab Ende: Tim Kecamatan Boleh Pakai Pemain Luar

Menteri Koperasi Timor Leste Studi Banding di Kopdit Pintu Air

Menlu RI Tampil Elegan Dibalut Baju Motif Songket Manggarai di Sidang Majelis Umum PBB

Next Post
Kegelisahan Warga Poco Leok dengan Kehadiran Geotermal

Kegelisahan Warga Poco Leok dengan Kehadiran Geotermal

Tentang Kami - Redaksi - Pedomaan Media Siber - Kontak
@Copyright - PT Pintar Media Group
No Result
View All Result
  • Lintas
  • Fokus
  • Gagasan
  • Jurnalisme Warga
  • UMKM dan Koperasi

© 2022 Ekorantt.com