Bogor, Ekorantt.com – Tani Nelayan Center (TNC) IPB University menggandeng Gerakan Petani Nusantara dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menyelenggarakan kegiatan Kenduri Tani di Bogor pada 20-24 September 2023. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Dies Natalis ke-60 IPB dan Hari Tani Nasional tahun 2023,
Kenduri Tani tahun ini mengusung tema “petani dan nelayan tidak boleh mati”. Adapun rangkaian kegiatannya berupa diskusi terfokus membedah masalah petani dan pertanian padi, kuliah tan, rembuk tani sarasehan dan nelayan, serta gelar budaya tani dan nelayan.
Kepala TNC, Hermanu Triwidodo mengemukakan bahwa kenduri tani merupakan kegiatan rutin TNC yang diselenggarakan sebagai ruang bertemu antar-petani dan nelayan, ruang berdialognya petani nelayan dengan akademisi dan juga para pihak lainnya.
Melaluinya, petani dan nelayan memiliki ruang untuk menyuarakan kebutuhan dan menyampaikan gagasan.
“Ruang dialog ini menjadi penting untuk terus ditumbuhkan karena petani dan nelayan perlu terus ada untuk menyangga tegaknya bangsa ini. Kami mengusung tema petani dan nelayan tidak boleh mati. Jika mereka mati maka kita juga akan mati,” jelas Hermanu.
Karena itu, kata Hermanu, TNC dan organisasi pendukung, melalui kegiatan kenduri tani, mengajak semua pihak untuk menjaga, memerdekakan, dan memuliakan petani dan nelayan
Kegiatan kenduri tani ini diikuti lebih dari 250 perwakilan petani, baik hadir offline maupun online. Mereka berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Riau, Banten, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Suparjiyem, petani dari Gunung Kidul, mengaku bersyukur bisa ikut kegiatan kenduri tani. Ia bisa berkenalan dan bertukar pengalaman dengan petani dari daerah lain.
Pengalaman petani dari daerah lain, kata Suparjiyem, dapat menjadi oleh-oleh yang akan dibagikan ke para petani di kelompoknya.
Selain itu, dirinya juga merasa senang karena bisa menyampaikan curahan hatinya kepada para dosen dan wakil pemerintah yang hadir pada acara tersebut.
“Kita sebagai petani jarang bisa menyampaikan keluh kesah secara langsung. Padahal kita berjuang terus di lahan setiap hari dihadapkan pada berbagai persoalan yang ada mulai dari langkanya pupuk, hama penyakit yang makin banyak, sampai harga yang gak menguntungkan buat petani. Petani perlu dukungan supaya terus bisa produksi dan memberikan makan masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kegiatan kenduri tani, para petani dan nelayan mendiskusikan situasi yang dialami, lalu membuat rekomendasi yang didasarkan pada kebutuhan petani nelayan bukan kepentingan pihak lain.
Mereka kemudian menyusun sendiri rekomendasi untuk diserahkan ke pihak IPB, perwakilan pemerintah dan para pihak lainnya.
Rekomendasi meliputi aspek produksi, distribusi, pemasaran, dan kelembagaan. Diharapkan rekomendasi hal itu berdampak nyata bagi kesejahteraan petani dan nelayan.
Pebuhan Ratu, peserta kenduri tani lainnya, mengemukakan bahwa kehidupan nelayan sama dengan petani, masih jauh dari kata baik.
Mereka menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan alat tangkap, dampak perubahan iklim, keterbatasan teknologi, sampai harga jual yang rendah. Oleh karenanya nelayan menginginkan perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Jika tidak maka nelayan dan juga petani lama-lama hilang.
“Kepada siapa kami harus mengadu karena tiap waktu kami merasa tidak ada perubahan. Kalau begini terus saya khawatir tidak ada lagi petani atau nelayan, sebab anak-anak muda tidak ada yang mau lagi. Melihat kehidupan orang tuanya yang miskin mereka tidak mau. Kenduri tani ini kami merasa menjadi kesempatan bagi kami untuk bersuara. Semoga saja ada perubahan ke depannya,” terangnya.
Menurutnya, kenduri tani menyatukan suara petani dan nelayan untuk terus berjuang menegakkan bangsa, memberi makan rakyatnya.
Hermanu pun berharap, TNC bisa menjadi menyambung suara petani. Menjadi saluran saling terhubungnya petani dan nelayan dengan para peneliti sehingga melahirkan kerja kolektif demi perbaikan di sektor pertanian dan perikanan.
“Dengan semangat hari tani tentu saja kami berharap petani, nelayan, dan akademisi bisa berjalan bersama saling menguatkan, saling meneguhkan sehingga cita-cita lahirnya petani yang merdeka, berdaulat dan mulia bisa terwujud segera,” tutupnya.